Wednesday, June 1, 2016

Menyusui itu BAHAGIA ❤

Bismillah...

Izinkan saya (seorang ibu 2 anak yg keduanya masih menyusui) membagikan sebuah kebahagian sederhana menjadi seorang ibu menyusui ❤

Perkenalkan nama saya Bunda Lia, bunda nya Aisyah 25m dan Al-Fatih 11m. Saya seorang ibu rumah tangga tulen. Kedua anak saya masih menyusui hingga suatu ketika, singkat cerita...

Selepas umroh kemarin 13 mei 2016 , si adek 11bulan enggan menyusu lagi... Jangan kan mau menyusu...nengok pun ogah 😔.  Fix, Fatih mengalami nipple confusion. 😭
Jadilah bundanya uring uringan,  bukan nya prosesi pumping2-an sudah kelar selama kurang lebih 41 hari (30hari sebelum umroh sbg persiapan sebelum ditinggal, 11 hari selama umroh), malah (terpaksa) harus dilanjutkan dirumah sepulang umroh. Sedih 😔? Iyah jelas saja saya sedih...

Ketika umroh, disetiap sholat saya berdoa menitipkan anak anak dalam penjagaan Allah... Karena saya tahu Dia lah sebaik baik penjaga. Saya juga tak lupa memohon agar anak saya khususnya Fatih agar tetap bisa menyusu lagi sepulang saya nanti.

Qadarullah, Allah berkata lain, Tidak sesuai ekspektasi saya, Allah kemudian menguji kesabaran saya.

Saya tahu saya harus kuat, dan tentunya harus ekstra sabar karena saya akan  berhadapan lagi dengan pumping dan kelengkapannya demi memberikan yang terbaik untuk Fatih ✊

Saya harus semangat! Karena saya masih diberi kekuatan untuk melakukannya dengan frekuensi pumping yang tentunya lebih sering dan lebih banyak dari sebelumnya. Ikhtiar saya tidak hanya itu, saya mencoba untuk menghubungi teman teman AIMI,  curhat kesana kemari, grup WA, telegram, Line, semuanya yg bisa saya jangkau demi mendapatkan solusi agar fatih mau menyusu langsung ke saya. Dan alhamdulillah jujur saya banyak terbantu dengan saran teman teman yag tidak sedikit juga yg kemudian membuat saya sempat DOWN dan hampir putus asa.. 😔

Problem terdekat yg paling sering datang justru dari keluarga sendiri. Ibu, menyuruh saya untuk membelikan sufor karena kasian melihat fatih yang jerit jerit ketika kehausan atau bangun tidur padahal saya belum pumping lagi atau persedian asip saya sdh habis. Ada juga yang sarankan untuk carinibu susuan, ada yang bilang untuk menyapih lebih dini. Dan banyak lagi saran saran lainnya.

Satu yang pasti, saya masih kekeuh dengan kekuatan doa dan ikhtiar saya. Saya kemudian dipertemukan dengan salah satu konselor ASI yang kemudian banyak memberi saya masukan yang luar biasa, masuk akal menurut saya, dan saran saran nya pun saya ikuti. Selain beliau, saya punya suami yang siap memfasilitasi istrinya, selalu setia memberi dorongan semangat, doa tak henti dan kekuatan hormon oksitosin yang mengalir disetiap cinta yang ia salurkan lewat setiap kata dan akhlaknya terhadap istri (yang cengeng) seperti saya ini. 😆 Dan saya punya ALLAH atas segala masalah yang saya hadapi 👆❤

Dan finally, saya menemukan satu kata kunci dari bernagai macam solusi yang datang dari segala penjuru, ialah SABAR ❤

Sehari...dua hari...seminggu...dua minggu... Saya berusaha tetap sabar... 
Memasuki minggu ke tiga, ibu saya membeli susu formula, kesabaran saya nyaris punah 😢,  saya masih kuat pumping, hasilnya pun makin banyak dari hari ke hari. Saya hampir putus asa, hampir mogok pumping,  tapi saya ingat kembali wajah bahagia nan polos anak kedua saya Fatih ketika menikmati setiap tetes ASI langsung dari saya... Dan saya trus menikmati dan menyemangati diri untuk terus pumping pumping dan pumping? Hasilnya? selalu ada stok untuk diminum fatih. Alhamdulillah 😊

Memasuki hari ke 29, Biidznillah, air mata saya menetes, jam 3 subuh ketika mata saya baru saja mau tertutup, Fatih membuka mulut dalam kondisi tidur lelap, saya menawarkan dan HAP!  Bahagia sekali rasanya yaa Allah...

Kebahagiaan lain yang saya rasakan hampir persis sama ketika Ijab Kabul telah diucapkan 😍

Indahnya ❤
Mulut saya hampir tak bisa berkata selain mengucap hamdalah.. Dan tak lupa saya membangunkan suami dan adek saya untul menyaksikan langsung kekuasaan Allah 😊

Usai sudah 20 menit, ia kembali terlelap dan saya melanjutkan sujud syukur saya 🎁

Belum selesai bahagia saya, saya ingin menyaksikan Fatih bisa menyusu dalam kondisi sadar. Pagi nya, saya pancing, saya sounding terus menerus, hasilnya? 😔 belum berhasil. Pikoran saya langsung kemana mana...

Mungkin tadi malam fatih hanya mimpi... 
Mungkin karena dia ga sadar... 
Mungkin, mungkin dan mungkin lainnya... 😔 

Saya kembali bingung, saya kembali galau, namun lagi lagi saya mengingat doa doa saya. Saya tidak boleh berhenti sampai disini. Allah masih ada buat saya. Saya terus mencoba hingga esoknya tanpa merangkai kata, tanpa basa basi, Fatih sendirilah yang mencari kebahagiaan nya yang lama tak ia rasakan langsung ❤❤❤ Alhamdulilah 'alaa kulli hal...

Dan mulai detik itu kebahagiaan saya memuncak, buah kesabaran saya dibalas Allah dan saya tidak akan menyia nyiakannya lagi ❤

Terima kasih yaa Allah... Kini saya bisa menyaksikan lansung senyum sumringah Fatihku menikmati kekuasaanMu. Dan kebahagiaan pun mengalir deras dalam setiap aliran darahku, sungguh tak ternilai sungguh tak terbayarkan...

........

Love, 
Dari seorang ibu berjuta bahagia ❤

Thursday, April 21, 2016

Tiga tahun perjalanan cinta ♥



Kita adalah dua orang biasa yang saling jatuh cinta. Lalu, kita bersandar pada kekuatan satu sama lain. Terus berusaha memaafkan kekurangan satu sama lain. Kita adalah dua orang yang berbagi rahasia untuk menyublimkan diri masing-masing. Saling percaya dan berusaha saling menjaga. Kita adalah dua pemimpi yang kadang-kadang terlalu lelah untuk terus berlari. Namun, kita berjanji saling berbagi punggung untuk bersandar, berbagi tangis saat harus bertengkar. Kita adalah dua orang egois yang memutuskan menikah.

Kemudian, setiap hari, kita berusaha mengalahkan diri masing-masing.
… dengan sejumlah rasa pengertian dan kesepahaman, dan engkau berbahagia menyayangiku sebagai seorang istri dan aku bersenang hati menghormatimu sebagai seorang suami..

-Fahd (dengan sedikit editan) 🙈❤

................

Bagaimana  bisa  aku lupa ketika suatu waktu kau datang dengan sungguh, meminta ku untuk menjadi istrimu dihadapan ibuku?
Aku payah dalam ingatan, tapi memory tentangmu terus menggantung indah saat itu, berpakaian kemeja putih rapi plus setelan  celana coklat  yang sampai sekarang masih sering kau gunakan, kau duduk di ruang tamu bersebelahan dengan ibuku yang diantarai sebuah meja kecil dengan tatanan cangkir berisi teh hangat ☕ dan beberapa potongan kue.

Aku tak tahu persis susunan kalimatmu saat itu. Aku hanya mengintip di balik kamarku, sambil sesekali mencuri dengar percakapan kalian.  Entah seberapa merah raut wajah ku saat itu,  jelas tak bisa membohongi perasaan bahagia ku. saat kau sesekali tersipu malu menyunggingkan senyum dalam pandanganmu yang senantiasa terjaga, membuatku semakin terpanah 🙈

Sungguh, Sejak hari itu, aku (takut)  jatuh cinta. ❤
Hingga tiba suatu masa, aku duduk manis disampingmu, sesekali mencubiti pipimu sambil cekikikan, bersandar dipundakmu, menertawakan kelakuan kekanakanmu dibalik tubuh semampai yang selalu sulit kujangkau, atau sekedar memijiti tubuh lelahmu sepulang mengais rejeki, sambil bercerita panjang kali lebar tentang kabar anak anakmu dihari itu 😆.

Pernah juga  suatu pagi, kau ajarkan menitipkan rindu PadaNya, dalam doa yang menguatkan jiwa agar aku dan anak anakmu selalu dalam penjagaanNya, atau di  hampir setiap sore kau repotkan aku untuk mengais pahala DAUD dari mu dengan menyiapkan hidangan terbaik untukmu berbuka. Dan tak lupa disetiap malam kau tak pernah lupa menitipkan salam kepada anak anak kita yang lain agar selalu ingat sholat, tidak bermain main dengan ayat ayat Allah... Aaah sayang, kau (selalu saja) buatku jatuh cinta ❤.

Kataku, aku beruntung mendapatkan mu?

Pun sesekali kau pernah buatku kesal 😒., pernah buatku cemberut.

Ingat kisah SALAD BUAH itu kan? Panggilan IQOMAT? KUNCI DOMPET dimana? atau LUPA pesanan bunda?  Atau atau atau...aahh, aku tak mengingatnya.. Dan aku tak mampu mengingatnya, ketulusan hatimu, kesabaranmu menghadapiku, ketawadhu-an mu, dan segala kebaikan tentangmu menutup indra ku untuk mengingat kurangmu. Kau tahu?  ternyata aku tak pernah beruntung mendapatkanmu,  aku justru sangat  BERSYUKUR,  karena mu, aku belajar SEGALA HAL. Dan semua itu akan terus membuatku jatuh cinta ❤

Sayang...

3 tahun pernikahan kita bukan waktu yang singkat untuk membersamai riak kehidupan berumah tangga, tak sedikit airmata yang tumpah, dan tak terhitung bahagia yang IA beri. Malaikat malaikat kecil kita dan tentunya IMAN yang akan selalu ada di hati hati kita. Maafkan atas segala kekurangan istrimu ini,  aku tahu kau bukan malaikat dan Akupun  bukan bidadari, (walau hingga detik ini  aku selalu berusaha untuk menjadi bidadari dunia dan akhiratmu..)

Sungguh, tak ada yang tau rahasia Allah setahun, dua tahun bahkan beberapa tahun pernikahan kita kdepan. Yang aku harap, aku selalu ada disampingmu kapan pun kau butuhkan, mendidik anak anakmu dekat dengan RabbNya, dan suatu hari kita berjalan bersama di surgaNya. ❤

.......

Maafkan bila aku terus mencintaimu,
Tapi bisakah engkau menghentikan badai?
Aku tak bisa
Aku bahkan tak kuasa membendung gemuruh dihatiku sendiri
Aku ingin bersamamu,
Selamanya....

........
Bunda, 21/4/16
Menanti sepertiga malam ❤

Thursday, April 7, 2016

Bidadari tercantik di Surga ❤

Bismillahirrahmanirrahiim ❤ 

Sepenggal kisah seorang yang aku cita citakan menjadi bidadari tercantik di surga.. 

Dua tahun yang lalu, kami (ayah dan bundamu) sangat menanti kedatanganmu nak. Bahagia bercampur haru menyelami setiap detik nafas kami ketika wujud mu lahir ke dunia. Barakallah, sekian banyak ucapan, ratusan hadiah dan tak terhitung doa menghiasi hari hari mu,  hari hari kita ❤ 

Ada jua sebait harapan yang tercipta, kelak suatu saat engkaulah yang akan mengenakan kepada kami jubah kemuliaan di hari akhir. Itulah mengapa kami menamai mu AISYAH HAFIZA... 

Kau tahu nak, betapa bahagianya kami semenjak kehadiranmu? Selalu ada tawa yang menggelitik, tak henti tingkah lucu yang menggemaskan, paras ayu yang selalu dikenang, bahkan tangis mu pun menjadi obat rindu paling mujarab ❤

Saking kami tidak ingin melewatkan 1 momen pun bersama mu nak, ayahmu selalu punya cara untuk merekam segala aktifitas lucumu, bunda kebagian menikmatinya saja. Sayang rasanya jika dilewatkan... Kamu terlalu INDAH untuk dilewatkan sedetik pun. 

Bunda masih ingat saat pertama kali, matamu sudah mantap kau gunakan untuk melihat indahnya dunia, saat tubuh mu mulai bisa kau gerakkan untuk tengurap, saat pertama kali kau memcoba untuk duduk dan merangkak, bahkan ketika kau mulai berdiri dan mencoba untuk berjalan selangkah demi selangkah, bunda masih ingat dengan jelas dan detail semuanya...

Ketika di usia 10 bulan kau sudah berhasil memanggil a-yah, melafalkan siapa nama Tuhan Mu, dan mulai belajar menyebutkan Nabi Mu Rasulullah Muhammad SAW ❤ 

Ayah dan bunda mana yang tak bahagia nak? 😊😭

Hadirmu membuat kami tak berhenti bersyukur, mungkin suatu saat engkaulah yang akan memandu kami meniti jalan ke surga yang didalamnya mengalir sungai sungai indah, tak habis buah buahan tersedia, yang didalamnya akan ada kehidupan bahagia kekal sesungguhnya.  

Dan hari ini, usia mu tepat 2 tahun ❤ 
And you are growing up too fast 😢.  Bersama hafalanmu nak, bersama keceriaanmu, semoga Engkau bisa banyak memberi manfaat untuk umat.

Dan, surga semakin dekat Nak, jatah hidup mu dan jatah hidup kami ayah bunda mu semakin menipis. Yang kami harap, hanyalah untaian doamu yang akan terus mengalir untuk kami seperti doa doa kami yang tak henti mengalir untuk mu nak, agar kelak di hari akhir kita bertemu kembali,  di surgaNya, bersama para bidadari. 

Dan engkau? Adalah bidadari tercantik diantaranya 😘❤







Wednesday, February 26, 2014

Setahun Perjalanan Cinta..



“Berteman dengan cinta, rasanya lautpun tetiba menjadi manis, meliuk dinamis dan berbuah surga yang tak pernah habis”


(24 februari 2013)

Perjalanan rasa pun dimulai, entah dari mana asalnya, Allah kirimkan selangit doa yang berhasil mengguncang langit, kebahagiaan yang tiada terurai dan airmata penuh haru, mentari sahaja menyambut dengan tawa mesra menggelidik, padahal kemarin pagi, hujan menyambut hangat dengan deras nya, begitulah kuasa Allah menyambut ahsan prasangka hambaNya. Yang sedang dimabuk hawa cinta.

Pagi itu manis sekali…
Kau ucap janji suci dihadapan ratusan orang, malaikat dan penduduk langit menjadi saksi bisu. Dan aku disampingmu, sesekali melirik dan tersenyum manis sambil berucap lirih, assalamu ‘alaykum, suamiku.. :’)

“Bagi mereka yang mengupayakan cinta, hanya ada ilkim hangat dan iklim sejuk, meski ada goda aurora dan pelangi katulistiwa”
“Bagi mereka yang mengupayakan cinta, setiap musim membagi cindera mata, Kristal salju, kuntum bunga, pasir pantai, serasa hangat juga payung dan layang-layang”
“Bagi mereka yang mengupayakan cinta ditiap cuaca, cerah berbagi harapan, awan bersulam rahmat, hujan menanyi rezeki, badai mengeratkan peluk dan tiba-tiba, surge mengetuk pintu rumah.”
-ust. Salim A Fllah

Hari itu hanya bahagia yang menyeruak, pertarungan hati dikala cinta dinanti akhirnya terjawab sudah, kini aku disisimu, berbagi bahagia, berbagi suka, meyelami duka  dan kelak menggapai surgaNya bersama. 



(24 februari 2014)

Sepertiga malam menyambut kami, aku yang baru saja terbagun karena bunyi alarm yang begitu bersahabat perlahan membuka mata. Hanya ada gelap sepanjang penglihatan. Perlahan kugerakkan tubuhku kesisi kanan agar tak mengganggu janinku, dan mencoba bangun dari peraduan. Mencari saklar lampu yang letaknya tepat sisi atas tempat tidur ku. Kutekan perlahan, dan pada saat yang sama terang benderanglah seisi kamar. Kutatap lekat seisi ruangan dan kudapati wajah teduh itu di sampingku. Aku, tersenyum ‘pang-ling’ menatapnya, masih dengan senyum manis dalam tidurnya, kudekati wajah teduhnya, dan kudekatkan bibirku kejidatnya sambil membangunkannya. 

Selamat satu tahun sayang…”

Begitulah Allah menyatukan dua hati, bersama prasangka, aku  terus membatin, se-indah inikah kehidupan berumah tangga? Yang ada hanya cinta cinta dan CINTA.

Dan Seorang suami telah dikirimnya melalui untaian doa-doa yang mengalir disepanjang malam. Dan malam itu, kami bermesra padaNya, mengucap syukur yang tiada habisnya, sesekali airmata tak sanggup terbendung. 

Malam itu sebenarnya tak ada bedanya dengan malam –malam sebelumnya, ia selalu begitu. Selalu hangat dengan cinta. Tak pernah lupa disetiap salam 2 rakaat, berbalik ke arahku yang tepat disisi kanan belakangnya, merangkul dan meraih pipiku, dan menciuminya sambil berkata “Terima Kasih, sayang…”

Tak pernah bosan membagi cinta, sepertiga malam yang syahdu kami habiskan dalam pelukan Rabb kami. Terima kasih atas pernikahan ini…

Sehangat pagi setahun kemarin, kami berbagi cerita, sambil bernostalgia, perasaan masing-masing menyambut akad berkumandang. Doa tak henti, shalawat tak berujung bergantian menghias langit-langit mulut kami. Sambil tertwa sesekali, saling menimpali, mesra sekali… (ada yang cemburu? :p)
Entah berapa lama kami habiskan waktu bersama pagi itu, berdua saja bersama kicauan burung-burung yang sedari tadi berputar-putar mengitari pandangan kami.

Dan adalah kado terindah yang ia berikan pagi itu, kado kesekian, kado untukku dan untuk malaikat keciku diperut yang akan disambut hangat penuh cinta kehadirannya, cicilan muroja’ah hafalan 5 juz, diteras rumah. Lucunya, beberapa kali kami mencoba sambil merekamnya, tak pernah berhasil tersave dengan matang. Wallahu A’lam. Biar Allah dan para malaikatnya saja yang menjadi saksi :’)

Demikian aku mencintaimu dengan caraku, dan kamu mencintaiku dengan caramu, bersama barakah, cinta  akan menguatkan jalinan kita… 

Setahun sudah aku dan suami ku menjalani hidup penuh cinta, kata seorang padaku beberapa tahun silam, setahun pernikahan adalah masa ta’aruf kita dengan pasangan. Tak cukup bagiku hanya setahun, mengenal suamiku bukanlah perkara melewati masa, namun membersamai masa. Waktu hanyalah titian semata, ia terus bergerak hingga nanti ajal menjejang, dan surga menanti kami.

Setahun sudah aku duduk dan berdiri di sampingnya, merasakan bau surga yang ia tancapkan dipundaknya, mancari keberkahan rezeki bersama ikhtiarnya dan doa-doaku yang mendampingi, ia ajarkan banyak hal tentang kehidupan. Ya, aku kini perlahan berubah, berubah mengikuti  ritme hidup yang semakin berkah. Berkah karenaNYA dan karenanya.  

Setahun sudah masa pacaran kami, semakin sakinah mawaddah warohmah, jatuh bangun masalah semakin menguatkan jalinan, tak ada masalah bagiku (menurutku) begitupun menurutnya. Ia yang selalu mengajarkan untuk berucap lebih hati-hati, bertindak mawas diri sebagaimana Allah mengawasi. Ia mengajarkan berbagi tanpa kenal, siapa? Dimana? Kapan? Dan berapa banyak. Jujur, aku belum pernah menemui lelaki seperti dirinya sebelumnya, lelaki selangit dengan keistimewaan surga, yang Allah titipkan bertitel IMAM, bernama SYAFAAT.

Setahun sudah ia mengenalkanku pada dinamika hidup, tertawa, tersenyum, terharu bahkan tak sedikit airmata yang tertumpah. Tidak, tidak sama sekali karena bersedih, melainkan karena kebagiaan yang di pancarkannya disetiap waktu. Ia  ajarkan bagiamana hidup dengan segumpal rindu tak terbendung yang terikat doa disetiap celah langit yang menghias.

Setahun sudah doa-doa ku senantiasa melangit untuknya, tak kenal lelah ia pun tak henti mengajarkan keagungan rasa kepada siapa saja, tak ada benci tak ada iri tak ada maki tak ada caci, semua mengalir lembut. Yang ia tinggalkan hanyalah kebaikan tanpa batas, kedermawanan seluas samudra, dan cinta yang tak kenal lelah.

Setahun sudah bersama kami arungi bahtera kehidupan penuh arti, saling mengisi, saling melengkapi, saling memberi dan saling bertukar bahagia. Tak terhitung syukur, tak terbendung rindu, tak terbatas sayang melengkapi jejak langkah kami.

Dan setahun sudah, kukenang akad nikah bersamanya, saat cinta membenih dalam gemuruh debar hati dan bertumbuh untuk pertama kali.

“Tak habis cinta yang datang, semakin membuka mata, bahwa inilah cinta yang sesungguhnya yang Allah kabarkan kepada kita”

Masih di 24 februari 2014, kau katakan, hari ini hanya untukku, dan aku percaya sambil tersenyum melihat keromantisanmu. Dan hari itu bertepatan pula dengan milad adik cantik kita, ifa dan 33 minggu usia buah cinta kita didalam rahimku, bersama memanjatkan doa terindah, semoga Allah memberkahi. 

Tak lantas usai, kau ajak aku menginjakkan seribu langkah menikmati hari penuh cinta bersama, berdua. Seperti biasa kita menghabiskan banyak waktu di toko buku, melahap durian manis bersama segerombolan anak kecil yang ngidam durian, menemanimu rileksasi, menyantap mie naga super pedas yang kau inginkan sejak kemaren, bercerita lepas dan saling berfoto layaknya sepasang kekasih yang kembali dan kembali dimabuk asmara, dan hari itu kita tutup dengan  bersama menyambut bahagia kepulangaan jamaah umroh dibandara, dan kemudian menepi ke pinggir air terjun sambil saling mengucap kata cinta dan janji mesra ditemani secangkir ice milo yang baru saja kutukar dengan gope-an. Malam yang indah.

Kau tahu? Bahkan hari-hari sebelumnya juga tak kalah indahnya?
Tak kan habis tinta ini mengurainya satu persatu.
Lihatlah kami sejenak saja, dan rasakan kebahagiaan yang mengalir deras disetiap detak jantung.  Karena cinta kami, maka Allah ridho-i.

“Dan kini, lengkap sudah kebahagiaan kita, sayang… Allah titipkan hadiah terindah kado pernikahan pertama kita, malaikat kecil yang sebentar lagi akan hadir di dunia ini, jundi/ah yang kita rindukan, dan bersamamu, aku berakar, tumbuh dan mekar…”

Akhir Sejarah Cinta Kita

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita tidur saling memunggungi
Tapi jiwa berpeluk peluk
Senyum mendekap senyum

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Raga tak lagi saling membutuhkan
Hanya jiwa kita yang sudah lekat meyatu
Rindu mengelus rindu

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita hanya mengisi waktu dengan cerita
Mengenang dan hanya itu
Yang kita punya

Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita mengenang masa depan kebersamaan
Kemana cinta kan berakhir
Di saat tak ada akhir

-M. Anis Matta, Lc-

“Selamat satu tahun sayang…”


Barakallaahuu Laka, wa Baaraka ‘Alaika wa Jama’a Bainakumaa fii Khaiir…
Aku mencintaimu, Lillah, Fillah, Billah, Ma’Allah…
-nay syafaat-
24 februari 2014




Friday, October 4, 2013

Yang Mungkin Terlupakan, "Terima Kasih" :')

  • "Pa, tolong diambilin yah cuciannya.."
    "Ok.. Ini Ma..(Sambil menyodorkan cucian kepada sang istri)"
     "..." (kemudian berlalu)
    (Percakapan dalam sebuah sinetron yang tidak sengaja saya tonton beberapa hari yang lalu (ʃ⌣ƪ))


    Sekilas, di atas adalah salah satu percakapan pasangan suami istri yang mungkin sudah sangat lumrah di telinga kita. Namun, ada satu yang kurang. Hmm, dan mari kita membahasnya.

    Sebagai seorang istri maupun suami, Pernah ga sih kita membayangkan sebuah kebahagiaan besar atas tindakan 'sederhana' yg dilakukan pasangan kita kepada kita? Untuk sekedar mengucap 'Terima-Kasih' mungkin?

    Seperti yang terjadi dalam percakapan pasangan suami istri di bagian pembuka tulisan ini.
    Sang istri mungkin lupa untuk sekedar berucap 'Makasih yah Pa..' (atas penghargaan sederhana yg telah dilakukan seorang suami dalam membantu istrinya mengambilkan cucian), padahal sekedar ucapan 'Terima Kasih' itu akan sangat berefek luar biasa kepada sang suami :')
    Ahh..pertanyaannya, Benar-benar lupa kah sang istri? (¬˛¬͡) (˙▿˙?)



    Sebagai suami, tidak sedikit yang merasa jaim untuk mengungkapkan 'Terima Kasih' pada istrinya. Namun, tidak sedikit juga para istri yang 'malu-malu kucing' mengungkapkannya lebih dulu. Hal ini karena beberapa pasangan tidak biasa menggunakannya. penyebabnya mungkin karena sudah terlalu biasa hidup bersama sehingga lupa untuk sekedar memberikan penghargaan kecil walau hanya ungkapan 'Terima Kasih'.

    Kita menjadi terlalu nyaman dengan penerimaan dan pengertian pasangan kita, hingga kita lupa kalau dia pun adalah seorang manusia biasa yang butuh dimanusiakan.

    Pasangan kita bukanlah sebuah barang berharga yang cuma bisa dipajang, dipamerkan, digunakan, dimanfaatkan lalu disimpan. Pasangan seharusnya disayang, dipuja, diajak bicara dari hati ke hati, tempat kita belajar banyak hal, teman beribadah dan partner sejati mencapai tujuan hidup kita yg sesungguhnya. Sehingga pantaslah jika kita menganugerahinya ungkapan 'Terima Kasih' . Mengapa di anugrahi? Karena ungkapan 'Terima Kasih' membuat orang yang dituju akan merasa dihargai, dihormati dan tentunya lega bahkan bahagia ketika mendengarkannya (˘⌣˘ʃƪ)

    Lalu, efeknya ke diri kita? Tentunya kita akan mulai terbiasa untuk mengungkapkan perasaan syukur kita atas sekecil apapun bentuk kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita khususnya pasangan kita. Dan secara tidak langsung, ini akan menambah kuantitas kebahagiaan hidup rumah tangga kita karena perasaan syukur dan penerimaan yang tulus ikhlas atas sekecil apapun pemberian Allah kepada kita melalui perantara pasangan kita.

    Alhamdulillah, Aku adalah salah seorang yang paling beruntung karena memiliki pasangan yang tak bosan-bosannya menganugrahiku ucapan terima kasih disetiap kesempatan. (ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘ c)
    Contoh kecil, ketika kami makan bersama, sebelum atau pun setelah menyantap hidangan yang telah aku siapkan, suamiku selalu berbalik ke arahku, menatap dengan senyumnya yang sangat manis lalu membelai kepalaku dan mengatakan, "Terima kasih sayang, masakannya enaaak sekali". ( ื▿ ืʃƪ).
    *padahal dibeberapa kesempatan terkadang aku masaknya keasinan. ('-.-)

    Atau disaat yang lain ketika suamiku akan bepergian keluar kota, dan aku menyiapkan seluruh keperluan yang akan dibawahnya. Ia tak pernah absen untuk sekedar duduk sebentar berdua denganku dan mengucapkan rasa terima kasihnya yang luar biasa kepadaku. (˘⌣˘ʃ♡ƪ) *hmm, walaupun terkadang aku lupa memasukkan beberapa barang yang mesti ia bawah. Hehe../(´̯ ̮`̯ )\

    Ups (•̯͡.|‾‾‾| maaf yah sayang (˘⌣˘)ε˘`)

    Dan itulah kekasih selangitku, ia tak kan pernah lupa mengucap terima kasih atas apa yang sudah aku lakukan untuknya, walaupun itu adalah hal yang sangat kecil dan sederhana yang memang sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang istri atau bahkan hal lain yang terkadang orang lupa mengapa ia harus mengucapkan terima kasih kepada pasangannya. Simple! Tapi inilah yang membuatku bahagia setiap saat. Istri mana yang tak 'kelelep' jika suaminya bisa menghargai setiap jerih payah istrinya? Sungguh, selelah atau seribet apapun kita dengan pekerjaan dan aktifitas kita, semuanya akan musnah ditelan kebahagiaan yang tak terkira :')

    Dan dari sinilah juga, aku sebagai seorang istri banyak belajar dari seorang suami yang luar biasa akan betapa besar dan pentingnya makna ungkapan terima kasih. Sehingga, hal ini membuatku lebih terbiasa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya tidak hanya kepada suamiku saja, tetapi juga kepada siapa saja yang telah berjasa buatku.

    Sejak dahulu, Rasulullah pun telah mengajarkan kita untuk selalu berterimakasih kepada sesama yang telah membantu kita karena pada hakikatnya mengucapkan terimakasih atas kebaikan yang telah diberikan orang lain kepada kita adalah sama dengan mengucapkan syukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita.

    Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadis yang berbunyi

    مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ

    "Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak berterima kasih kepada Allah" (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)

    Dan Bukankah Allah juga sudah berjanji akan menambah nikmat bagi siapa saja yang berterimakasih (bersyukur) atas nikmatnya? "Dan ingatlah ketika Rabb-Mu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah nikmat bagi kalian.." (QS. Ibrahim : 7)

    Ibnu Abu Dunya meriwayatkan, kepada seorang lelaki dari Hamadzan, Ali bin Abu Thalib berkata "Sesungguhnya nikmat itu berhubungan dengan syukur, sedangkan syukur itu berkaitan dengan maziid (penambahan nikmat). Keduanya tidak bisa dipisahkan, maka maziid dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba"

    Lalu masih adakah diantara kita yang enggan berucap 'terima kasih' kepada pasangan kita?

    With Love,
    NaySyafaat (⌣.̮⌣✽)

-Blog Of Friendship-

Photobucket

Followers