Friday, December 30, 2011

Kesabaran dan Kekuatan Doa Seorang Isteri Sholehah



Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak KEBAHAGIAAN dan KETENTRAMANNYA. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.

Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut.

Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.

Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangun mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.

Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang MANDOLIN yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, “ALHAMDULILLAAHI ‘ALAA KULLI HAALIN”…Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban. Bagaimanapun Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikannya karunia seorang suami.

Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus KUAT dan TABAH, SIKAP BAIK KEPADA SUAMI ADALAH JALAN HIDUPKU…” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.

Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.

Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.

Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyukan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.

Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.

Beberapa tahun kemudian, segala wujud PERTOBATAN lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi DA’I besar di kota Madinah.

Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “BUKAN PERMATA BIASA”.

-----------------------------------------------------------

Kekuatan seorang wanita bukan berada dalam kuasa mulutnya, melainkan dalam tangannya yang dingin dan hati yang tulus serta pikiran yang optimis untuk membangun bahtera yang telah dirintis bersama sang suami. 

Keteladanan sang wanita tampak dari untaian do’a – do’a yang mengalir disertai air mata memanjatkan Syukur dan permohonan kepada sang pencipta, Allah Ta'alla.

Wednesday, December 28, 2011

Enterpreneurship :D

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu..

Sekedar Info dan sedikit berbagi kepada sahabat-sahabat reader my blog,
Ini ada beberapa contoh proposal usaha yang pernah saya buat :) 
original from me :)

saya baru menemukan 2, yang lain, raib entah kemana, nanti kalo ketemu, insya Allah saya upload kan deh... 
jika ada yang berminat untuk dijadikan referensi atau bahan pembelajaran, silakan dilihat dan bisa di download di link dibawah ini :D 


dan ini, ada juga contoh laporan lengkap (gak lengkap-lengkap juga sihh...hehhehe) usaha yang bergelut dibidang teknologi telekomunikasi sekaligus edukasi. 

3. VELS

*Ingat, jangan lupa mencantumkan sumber untuk setiap referensi yang teman-teman ambil, dari manapun itu :D. Belajarlah mengharga karya orang lain jika kalian ingin karya kalian dihargai :)

#IndahnyaBerbagi...




Cellular Network Planning [Biringkanayya-Tamalanrea Makassar]

ABSTRACT

Communication system with a growing number of people who want to ensuring relationship of continuity of telecommunication, is not limited when the users stay on their place or mobile. So that, for the birth of mobile communication in which users are no longer limited by the communication space is a good solution to ensure continuity of communication links that are currently very important.
Each cellular mobile communication network requires planning cell in order to be able to meet the needs of the cell coverage is shown by the number of base stations, where cultivated to a minimum but can meet the required traffic capacity. 
Determining the location of base stations planning includes two aspects, namely in terms of coverage and in terms of traffic.Planning involves the handling of traffic load prediction of the number of subscribers in each cell, where the consideration of traffic load required by the customer and the traffic load that can be handled in a cell, can be obtained the number of cells needed to overcome the traffic load required by the customer.
Network design in such region, means how many cell be planned, amount of TRX should be installed in each BTS, and microwave unit as well should be provided for covering region, more depend on traffic which be assumed will progress in the region. The traffic mentioned will be based on data of customers serviced in the region.

Baca dan Download Selengkapnya disini

#IndahnyaBerbagi....

Hamming Code

Hamming code merupakan sistem yang dikembangkan dari error correction code yang mengunakan parity bit, selain Hamming Code banyak juga sistem lain yang lebih efisien dalam error correction code pada data yang terdiri dari banyak bit. Karena pengecekan secara parity ini juga maka kita dapat mengecek kode-kode yang ada. Linear error-correction code memiliki berbagai keterbatasan kesalahan. Pada Hamming Code, kesalahan yang dapat diketahui hanya 1 ( satu ) buah sedangkan yang dapat dideteksi adalah 2 ( dua ) buah.

Parity Bit
Parity Bit adalah sistem pengecekan data yang pertama kali ada. Parity bit code menunjukan ganjil atau genapnya jumlah bit yang bernilai 1. Parity bit dibagi menjadi 2 jenis, yaitu even dan odd. Even parity akan menunjukkan nilai 1 bila jumlah bit 1 genap, sebaliknya odd parity akan memberikan nilai 1 jika jumlah bit satu ganjil. Parity bit code ini bebas diletakkan dimanapun sesuai kesepakatan penerima dan juga pengirim. Byte with 7 bits of data parity bit code even odd


Parity bit memiliki kelemahan yang tidak dapat mendeteksi bila terjadi dua buah kesalahan sekaligus.
Contohnya bila 1111111 terkirim sebagai 11011110 pada odd parity code yang seharusnya adalah 11111111.


Baca selengkapnya dan download filenya disini 
File presentasi hamming code bisa di download disini


#IndahnyaBerbagi...:D

Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM)

Jaringan Komunikasi Serat Optik 
Dense Wavelength Division Multiplexing
(DWDM)

PENDAHULUAN

r  Kebutuhan Transmisi Data
Dewasa ini, kebutuhan akan transmisi data dengan kapasitas besar semakin bertambah. Hal ini mengingat berbagai macam layanan telekomunikasi terus tumbuh dan menawarkan berbagai macam keragaman, yang secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah traffic (lalu lintas data). Tak ketinggalan juga kebutuhan untuk layanan jaringan internet semakin meningkat seiring dengan jumlah penggunanya yang juga terus meningkat tajam. Dengan jumlah traffic yang semakin besar serta beragam, maka penyediaan kapasitas jaringan transmisi yang mencukupi akan menjadi suatu kewajiban, utamanya pada sisi jaringan utama (backbone).
Teknologi serat optik (fibre optic), menjadi salah satu pilihan teknologi yang dapat diandalkan sebagai media yang digunakan dalam jaringan transmisi yang dapat menyediakan kapasitas transmisi data dalam jumlah yang sangat besar. Dan dengan demikian, banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi tersebut dengan membuat jaringan utamanya menggunakan kabel optik (kumpulan dari serat optik), baik itu terrestrial (darat) maupun laut.
r  Teknologi Multipleksing Dalam Jaringan Serat Optik
Untuk membangun suatu jaringan transmisi kabel optik yang baru dalam upaya meningkatkan kapasitasnya diperlukan biaya yang tidak sedikit, selain itu waktu dan tenaga yang juga terbatas ikut menyumbangkan kesulitan yang dihadapi dalam peningkatan kapasitas jaringan tersebut. Untuk itu dikembangkan teknologi multipleksing yang dapat menjadi solusi atas masalah tersebut.
Multipleksing adalah suatu teknik untuk menggabungkan sekaligus mengirimkan beberapa sinyal (yang berisi traffic) secara bersama-sama melalui satu saluran(kanal). Tujuan utamanya untuk menghemat penggunaan saluran fisik misalnya kabel, pemancar dan penerima (transceiver), atau kabel optik. Sebagai contoh, satu helai serat optik di dalam kabel optik antara Jakarta-Batam melalui kabel laut dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan jutaan percakapan telepon sekaligus data internet secara bersama-sama melalui teknik multipleksing.
Salah satu jenis teknik multipleksing yang sering digunakan adalah multipleksing frekuensi (frequency division multipleksing). Dalam hal ini, rentang frekuensi yang ada dimanfaatkan dengan cara dibagi-bagi menjadi beberapa kanal atau saluran untuk dilewati traffic. Sebagai contoh rentang frekuensi optikal antara 1530 s/d 1565 nm yang dikenal sebagai band C, dapat dibuat menjadi beberapa kanal. Misalnya antara rentang frekuensi 1543.20 nm sampai dengan 1544.00 nm dapat dibuat 4 kanal frekuensi yaitu 1543.20 nm, 1543.47 nm, 1543.73 nm, dan 1544.00 nm.
Perangkat yang berfungsi untuk menjalankan fungsi multipleksing disebut multiplekser dan perangkat yang berfungsi untuk mengembalikan fungsi multipleksing atau membalik prosesnya disebut sebagai demultiplekser. Umumnya fungsi multipleksing dan demultipleksing dimiliki oleh masing-masing terminal sekaligus.

r  Teknologi WDM
WDM (wavelength division multipleksing) merupakan salah satu jenis multipleksing frekuensi. Multipleksing yang dilakukan adalah dengan membagi-bagi sinyal dalam bentuk cahaya ke dalam beberapa frekuensi tertentu. Masing-masing frekuensi tersebut akan berfungsi nantinya sebagai kanal traffic.

Lihat Selengkapnya dan download disini



Wednesday, November 30, 2011

Syukuran 1st Anniversary B.L.O.O.F cabang Makassar :)


Bismillah...
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhuu... 

Dengan memohon rahmat dan Ridho Allah SWT, perkenankanlah saya bercerita "sedikit" tentang "kebahagiaan" dalam "RUANG" bersahaja kami... 


15 November 2011 kemarin adalah tanggal luar biasa. serius, LUAR BIASA ! selain tanggal ini adalah peringatan milad IBU saya yang ke-SETENGAH ABAD, ternyata tanggal ini juga merupakan tanggal lahirnya sebuah komunitas penuh "Persahabatan" :D 
"Blog Of Friendship"
yang biasa kami sapa dengan B.L.O.O.F 

dan tepat 15 November kemarin adalah peringatan hari jadi PERTAMA komunitas ini :) 

BERIBU rencana telah disusun dengan matang, oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dan penuh cinta... 
BLOOFERS MAKASSAR ! (tau kan? itu lohh *artis fenomenal yang terkenal banget*, masa gak tau siih?, ah, yang gak kenal gak gaul deh...hhe*)
yah, hanya demi meramaikan dan membuat "RUANG" ini semakin bersahaja dan penuh kekeluargaan. 

kami menyusun segudang perencanaan untuk membuat KOPDAR lagiii, lagi dan lagi... (baca: karena KOPDARnya sudah beberapa kali...)
but, it's would be different from usual KOPDAR we've done. 

ini spesial, begitu spesial, semuanya harus terencana dengan matang, mulai dari konsep acara, dresscode, kue, dan semua-semuanya. 
dan jadilah tiap hari inbox FB saya dan saudara-saudara BLOOFERS MAKASSAR full of notification. 
karena selain rapatnya didunia nyata, yang di dunia maya juga tetap berjalan :) 

dan alhamdulillah, inilah hasilnya : 
cekidot ! 

23 November 2011 
Gedung Bakti , Jl. Dr.Sutomo No.26 Makassar 


Spanduk pertama yang dibuat oleh kak Arya :) dan telah di modifikasi SEDEMIKIAN RUPA sehingga menjadi semakin menarik dan membuat yang melihatnya semakin jatuh cinta... (buat melihat kak ARYA nya yah?! nah loh !) 



dan Inilah Foto KUE CANTIK hasil perjuangan kami (baca: saya selaku PJ KUE dan kak Latifah selaku PARTNER mencari alamat dan REKAN SEPERJUANGAN menempuh perjalanan ke BAKTI dalam guyuran derasnya hujan...*tingting)


sedikit informasi, konsep acara syukuran anniversary B.L.O.O.F yang kami selenggarakan sedikit unik dengan balutan acara sebagai berikut : 
1. Pembukaan oleh MC (kakanda Egha)
2. pembacaan UUD, #eh...bukan, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an oleh kakanda Arya 
3. ISHOMA alias Istirahat , sholat magrib dan MAKAN :) 
4. Perkenalan Bloofers Makassar beserta Blog nya Masing-masing (PIC : adinda Uchank)



*maaf yah, orang-orang di atas adalah yang beruntung mendapatkan hasil jepretan HP ku, yang lain nanti nyusul klo dah ada foto baru :D 

5. Pemutaran Slide yang isinya kumpulan foto-foto Seluruh anggota Bloofers Makassar dan semua kegiatan yang pernah terlaksana, baik itu kopdar, hiking, rapat kepanitiaan, buka puasa bersama dan halal bi halal dengan pasukan bintang, NGEPE' di pantai, pas lagi siaran di Celebes Radio, temu komunitas se Makassar dan banyaak lagi...cape' yah sebutin satu satu saking banyaknya..hhe. (PIC : kakanda Lathifah)


*yang ini juga perwakilan aja yah :) klo mau video lengkap silakan minta sama teman2...

6. Renungan oleh kakanda Atun dan Pemotongan Kue Cantik  beserta orang-orangnya, (eh, bukan orang betulan yah, tapi yang di kue yang dipandu langsung oleh kakanda Yuni)


7. Tukar-tukaran kado antar BLOOFERS Makassar :D 


Ini nihhh Foto-foto KEBAHAGIAAN kamiii dalam balutan busana HITAM HIJAU :)
(random: emi, uchank, kak andro, kak arman, p-man, kak arya, om "lupanamanya", kak lathifah, kak yuni, kak atun, kak egha, kak uty, kak pipi, saya, adek ai, adek amel, adek ikha, adek namy, dan kak iswahyuni)









seru jiii seruuu jiii ? SERU DONK ! heheheh :P 
semoga ini bisa jadi cambukan motivasi buat teman-teman BLOOF di luar sana buat ngadain KOPDAR juga. 

"Kami bahagia dalam "RUANG" ini, dan kebahagiaan kami akan berasa lebih jika teman-teman yang lain juga ikut berbahagiaa..."

wassalam

-yang tercinta-
BLOOFERS MAKASSAR


*masihbutuhfoto+editing:)

Sunday, November 6, 2011

Kisah Kesabaran Nabi Ismail (Sejarah Hari Idul Adha)




Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.

“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.

Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku".

Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”

Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah(artinya, berpikir/merenung).

Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah.

Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.

Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.

Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya.

“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis.

“Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi Ibrahim AS.

Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar. “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.

“Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar.

“Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi.

“Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya.

“Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis meyakinkannya.

“Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!” jawab Hajar dengan mantap.

Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”

“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?” jawab Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu” kata Iblis meyakinkannya.

“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap.

Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.

Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

“Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.

Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya, “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.”

“Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma'il.

Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!”

Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.

Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”

Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.

Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?”

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)

Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”. Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

Sumber: Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta
dengan beberapa perubahan

Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H 
Semoga Kisah diatas menginspirasi kita untuk tetap bersabar di jalan ALLAH dan berbagi kebahagiaan dengan yang membutuhkan :D 


Mohon Maaf Lahir dan Batin 
Nur Awaliah Yusran & Keluarga

Sunday, October 30, 2011

-spygirls-

Terima kasih yah sodariisodarii ku sayangs  :D 
Semoga silaturahim kita stay cool untuk slamanya...hingga ujung usia kita :)








Love,
-n.a.y-

Friday, October 28, 2011

Tanganmu, Ibu...




Ibumu adalah
Ibunda darah dagingmu
Tundukkan mukamu
Bungkukkan badanmu
Raih punggung tangan beliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Dan rasukkan ke dalam kalbumu
Agar menjadi azimah bagi rizki dan kebahagiaan
(Emha Ainun Najib)

Siang sudah sampai pada pertengahan. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya di depan pintu. Gegas saya rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rindu padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan sayang di ubun-ubun ini, lama. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang" itu ucapannya 
kemudian. Begitu masuk ke dalam rumah, saya mendapati ruangan yang sungguh bersih. Sudah lama tidak pulang. 

Ba!da Ashar,
"Nak, tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih". Gegas saya angkat pancinya dan dahipun berkerut, panci kecil itu diisi setengahnya. 

"Ah mungkin hanya untuk membuat beberapa gelas teh saja" pikir saya 

"Eh, tolongin bawa ember ini ke depan, Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Saya memindahkannya ke halaman depan dengan mudahnya. Saya pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu. Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka sekali menanam bunga. 

"Nak, Ibu baru saja mencuci sarung, peras dulu, abis itu jemur di pagar yah" 
pinta Ibu. 

"Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam" sekilas saya memandang Ibu yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.

Sesosok wanita muda, sedang menyapu ketika saya masuk rumah sepulang dari ziarah. 

"Neng.." itu sapanya, kepalanya mengangguk ke arah saya. 

"Bu, siapa itu'?" tanya saya. 

"Oh itu yang bantu-bantu Ibu sekarang" pendeknya. 

Dan saya semakin termangu, dari dulu Ibu paling tidak suka mengeluarkan uang untuk mengupah orang lain dalam pekerjaan rumah tangga. Pantesan rumah terlihat lebih bersih dari biasanya.

Dan, semua pertanyaan itu seakan terjawab ketika saya menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk yang terbuat dari kertas koran yang dipilin kecil, menelusuri tiap huruf al-qur!an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Keriput, urat-uratnya menonjol jelas, bukan itu yang membuat saya tertegun. Tangan itu terus bergetar. Saya berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata. Mungkinkah segala bantuan yang ia minta sejak saya pulang, karena tangannya tak lagi paripurna melakukan banyak hal? 

"Dingin" bisik saya, sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuannya. 

Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai kepala saya. Saya memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga. Adzan isya berkumandang,

Ibu berdiri di samping saya, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Seperti biasa surat cinta yang dibacanya selalu itu, Ad-Dhuha dan At-Thariq.

Usai shalat, saya menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi saya pandangi lagi tangannya yang terus bergetar.

 "Duh Allah, sayangi Mamah" spontan saya memohon. 

"Neng'" suara ibu membuyarkan lamunan itu, kini tangannya terangsur di depan 
saya, kebiasaan saat selesai shalat, saya rengkuh tangan berkah itu dan 
menciumnya.

"Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan. Sebelum menjawab, ibu tersenyum maniss 
sekali.

"Penyakit orang tua"

"Sekarang tangan ibu hanya mampu melakukan yang ringan-ringan saja, irit tenaga" tambahnya.

Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Saya memandangnya dari teras depan rumah. Ada bulan yang sudah memerak sejak tadi. Malam perlahan beranjak jauh. Dalam hening itu, saya membayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan mengapakah, saya seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangannya untuk saya. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalan saya. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan letak jilbab ketika saya tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika saya mencari kekuatan di pangkuannya saat hati saya bergemuruh. Tangan yang menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang saya jalani. Tangan yang pernah membuat bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajar saya ketika saya masih kecil yang katanya biar saya lebih semangat belajar.

Sewaktu saya baru memasuki bangku kuliah dan harus tinggal jauh darinya,  suratnya selalu saja datang. Tulisan tangannya kadang membuat saya mengerutkan dahi, pasalnya beberapa huruf terlihat sama, huruf n dan m nya mirip sekali. Ibu paling suka menulis surat dengan tulisan sambung. Dalam suratnya, selalu Ibu menyisipkan puisi yang diciptakannya sendiri. Ada sebuah puisinya yang saya sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.

Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibunda adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, ketulusan'. 

Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan? 
Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar 
diberi Allah banyak kemudahan dalam menapaki hidup? 
Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita? 
Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya..?
Pernahkah..?

Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, saya masih merajuknya 
"Bu, ikutlah ke jakarta, biar dekat dengan anak-anak". "

Ah, Allah lebih perkasa di banding kalian, Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, 
Ibu akan lebih senang" Jawabannya ringan. 

Tak ada air mata seperti saat-saat dulu melepas saya pergi. Ibu tampak lebih pasrah, menyerahkan semua kepada kehendak Allah. Sebelum pergi, saya merengkuh kembali punggung tangannya, selagi sempat , saya reguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untuk saya. Selagi sisa waktu yang saya punya masih ada, tangannya saya ciumi sepenuh takzim. Saya takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangannya, meletakannya di kening. 

***

mahabbah12@yahoo.com

-Blog Of Friendship-

Photobucket

Followers