Monday, January 31, 2011

ayah..i LOVE you coz ALLAH :)

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu...
Puji syukur yang tak terhingga kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmatnya pagi ini :)
pagii ini, senin 31 Januari 2011, adalah pagi yang sangat cerah, secerah HATIku :)
setelah melaksanakan dengan baik rutinitas pagi harii (bangun kurang lebih pukul 4 subuh,shalat dan dilanjutkan dengan membantu ibu membuat sandwich dan omelet, shalat subuh, menyiapkan barang2 ibu sblum ke kantin, bikin sarapan buat adek2, dan jalan PAGI...*)
*inii yang tidak biasa...:p, berhubung ada kesempatan dan cuaca juga mendukung, whynot?? finally cita2 saya jalan pagii pun (olahraga) akhirnya terwujud..hahah *apasiih*!! hhe :p

yah cerita diatas cuma intermesoo, pengantar sebelum masuk ke topik pembicaraan.

pokoknya, setelah semua pekerjaan rumah selesai, email ke uztadz abu sangkan juga sdh, gak tau knapa tiba-tiba yang ada dikepala saya sekarang adalah RASA RINDU yang teramat berat kepada Almarhum AYAH saya tercinta :')
Ir.Yusran Gani 
Entah kenapa saya tiba-tiba ingat BELIAU :'(
(huuhuu..nahan airmata...)

dan saking kangen dan rindu saya pada beliau, terbesit dipikiran saya untuk menjelajahi OM GOOGLE.
dan perlahan mengetikkan "Ir.Yusran Gani" then ENTER..
dan saya menemukan ini :

 "Re: [unhas-ml] Selamat Jalan, Pak Yusran Gani

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un..

Tiada kesedihan melebihi kehilangan teman seperjuangan. Namun, ini hanyalah
masalah giliran. Marilah kita berdoa, semoga diampuni segala dosa-dosanya
dan diberkahi semua amal-ibadahnya.

Wassalam, Mahmud Ghaznawie

----- Original Message -----
From: "Rhiza S. Sadjad" <rhiza@...>
To: <iatel-unhas@yahoogroups.com>
Cc: <unhas-ml@yahoogroups.com>
Sent: Monday, April 11, 2005 11:39 AM
Subject: [unhas-ml] Selamat Jalan, Pak Yusran Gani


>
> Salam dari Makassar !
>
> Malam Ahad itu, menjelang tengah malam, tiba-
> tiba beliau mengajak isterinya berjalan ke rumah
> pribadi beliau yang hanya berjarak beberapa ratus
> meter dari rumah dinasnya di Perumahan Poltek,
> Pacerakkang, DAYA, yang beliau tinggali selama ini.
> Baru beberapa puluh langkah berdua beliau berjalan
> bergandengan tangan, tiba-tiba pak Yusran terjatuh
> dan pingsan, napasnya tersengal-sengal. Ibu Yusran
> dalam kagetnya berteriak minta tolong, sehingga
> tetangga-tetangga yang sesama dosen Poltek pun
> berhamburan ke luar. Pak Yusran diangkat ke salah
> satu rumah dan dibaringkan, sementara salah seorang
> dosen menyiapkan kendaraannya untuk membawa
> beliau ke Rumah Sakit. Tapi selang beberapa menit
> kemudian ........... Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ........
> beliau pun menghembuskan nafas yang terakhir.
>
> Pak Ir. Yusran Gani ini adalah Direktur SPMU
> TPSDP Poltek Negeri Makassar. Sebelumnya
> sempat bertahun-tahun menjabat sebagai Asdir I
> ketika Direktur Poltek-nya dijabat pak Mauraga.
> Saya sering bertemu beliau ketika sama-sama
> memperjuangkan TPSDP, dari Mataram ke
> Manado, ke Jogya ........... Orang yang sangat
> baik hati, ramah dan pekerja keras, tidak banyak
> bicara tapi ulet dan keras hati .........
>
> Beliau adalah salah seorang alumnus terbaik
> Jurusan Teknik Elektro UNHAS. Ketika saya
> mulai mengajar di UNHAS tahun 1983, angkatan
> beliau-lah angkatan pertama yang jadi mahasiswa
> saya. Beliau seangkatan dengan yang sekarang
> jadi dosen-dosen Elektro, pak Andani, pak Chris,
> Ibu Ingrid, Ibu Lucia, pak Sam dan pak Ferry.......,
> angkatan pertama sub-program studi Teknik
> Telekomunikasi dan Elektronika (TTE), angkatan
> pertama yang mendapat kesempatan menyelesaikan
> studi di ITB dengan proyek PPI .......... Beliau-lah
> yang pertama wafat dari angkatan ini..........
>
> Anyway, kalo' hamba yang baik dipanggil Tuhan-nya,
> prosesnya begitu cepat dan mendadak, dan ketika
> jenazah dimandikan dan disalatkan, hujan deras
> mengguyur Makassar, seolah-olah langit ikut
> menangisi kepergiannya. Siang itu kebetulan
> (sudah takdir Allah SWT) keluarga besarnya
> memang diundang berkumpul di rumah barunya
> yang berupa "rumah atas" - tradisional Bugis -
> untuk arisan bulanan keluarga. Tidak dinyana,
> keluarga berkumpul tidak lagi untuk arisan, tapi
> mengantar jenazah beliau yang dimakamkan di
> kampung halamannya di antara Barru dan Pare-Pare.
>
> Selamat jalan pak Yusran............ ! Insya Allah,
> kami semua cepat atau lambat akan menyusul
> juga.
>
> Wassalam, Rhiza
> rhiza@...
> http://www.unhas.ac.id/~rhiza/



sebuah milis dari salah seorang dosen saya sekarang yang turut berbela sungkawa atas kepergian BELIAU :'(
dan yang paling membuat saya terkejut, beliau menceritakan secara detail reka peristiwa detik-detik sebelum ayah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa...

Subhanallah :)

yah.. memang betul... apa yang diceritakan oleh Pak Rhiza...:)

ayahanda tercinta (Alm.Ir.Yusran Gani) dipanggil oleh Yang Maha Pencipta pada tanggal 10 April 2005, sekitar pukul 23.00 malam...
tak ada yang menyangka malam itu adalah malam terakhir beliau menatap DUNIA.
tak ada pertanda...
semua seakan BAIK-BAIK saja...
bahkan ketika jasad ayah yang sudah terbujur kaku pun sdh berada di depan mata,
'setitik air mata' saya tak kunjung mengalir, (saking unbelieveble.nya)!
hingga tak berapa lama kemudian akhirnya "JATUH JUGA" tak terbendung...
apalagi pada saat melihat BETAPA KUAT DAN TEGARnya IBU yang menjadi saksii nyata kepulangan AYAH ke pangkutan Sang Khalik...
:'(
IBU, istri tercinta dan tiada duanya bagi AYAH...
yang sempat membacakan ayat kursi dan menuntun ayah mengucap kalimat syahadat sebelum nyawanya dicabut oleh MALAIKAT IZRAIL,


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّة
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
  
"Haii jiwa yang tenang. Kembalilah pada TuhanMu dengan hat yang puas lagi diRidhoinya. Maka masuklah ke dalam jama`ah hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam syurga-Ku."


yah..
Malam itu, akhirnya ALLAH menunjukkan betapa sayangnya Dia pada ayah.. bahkan melebihi rasa sayang dan cinta kami pada Beliau...
Innalillahi Wa inna Ilaihi Raajiun...
Dengan Senyuman Indah dan Bau Wangi yang beliau pancarkan, seakan menunjukkan kepada kami semua  bahwa beliau baik-baik saja, beliau senang karena akan kembali kepada ALLAH SWT...
senyuman itu, wangi itu dan malam itu...
tak ada lagi seorang ayah yang begitu bijaksana...
tak ada lagi seorang ayah yang begitu sabar...
tak ada lagi seorang ayah yang begitu lembut...
tak ada lagi seorang ayah pendiam, cerdas, tekun, ulet, jujur...
tak ada lagi seorang ayah yang begitu sayang kepada kami semua keluarganya...
ayah, yang kadang humoris,
ayah pecinta sepak bola dan penggemar lagu dangdut,
ayah...
guru terbaik...
orang yang paling disiplin...
tegas...
ramah...
murah senyum...
seorang ayah yang menjadi sahabat bagi anak-anaknya...
Imam kami,
Teladan kami..
anak-anaknya...
Teladanbagii orang-orang disekitarnya...
Suami yang baik, bertanggung jawab...

"ayah...

Ir. Yusran Gani...
5 Tahun 9 Bulan sudah engkau meninggalkan kami..
Ragamu kini tak hadir lagi dihadapan kamii, tapi kamii, anak-anakmu dan IBU...
akan selalu dan senantiasa menghadirkanmu dalam setiap doa kami...:)"

yah..
begitulah..sosok ayah saya, sosok yang sangat LUAR BIASA !
beliau sangat dikagumi orang-orang yang mengenalnya...
beliau sangat sabar menghadapi kami keluarga kecilnya, setiap hari beliau selalu menyempatkan makan siang di rumah, makan masakan ibu..
ketika mendapat "jatah" KANTONG SNACK "Mahasiswa yang sedang seminar maupun ujian meja" tak sedikit pun disentuhnya melainkan membawanya pulang, demi melihat SENYUM, dan kegembiraan kami anak-anaknya pada saat membuka kantong tersebut.
ayah tak pernah absen shalat berjamaah di masjid, bahkan pada saat REMATIKnya kambuh pun beliau tetap mengusahakan untuk datang ke masjid :(, tahajjud,dhuha dan puasa senin-kamis.
dari beliaulah saya belajar banyak agama...meski beliau bukan uztadz...
tiap subuh, rumah kami seakan ramai oleh para MALAIKAT, yang mendengarkan beliau melantunkan ayat suci Al-Qur'an...
(y ALLAH, smoga Engkau menempatkannya di tempat yang paling mulia..:) #amin)
ayah adalah sosok yang sangat jujur dan disiplin. Beliau tak pernah ingin terlambat datang ke kampus untuk mengajar, dan beliau tak pernah ingin menerima "SOGOKAN" dari mahasiswanya...
sosok pemimpin yang BIJAKSANA, terbukti dari beberapa title "KETUA" beliau sandang...

Ayah..Ayah..
Seribu halaman pun tak cukup untuk menceritakan kebaikan-kebaikan ayah...
Ayah adalah THE BEST we ever had... :)
forever...

saya tak tahu mau menulis apalagi tentangnya...
segala kebaikan ada pada dirinya...

Ayah...
syair ini saya persembahkan untukmu...

Tuhan Tolonglah..
Sampikan sejuta sayangku untuknya...
ku trus berjanji..
takkan hianati pintanya..

Ayah dengarlah...
betapa ssungguhnya ku mencintaimu..
kan ku buktikan..
ku mampu penuhi maumu...


dan PUISI ini juga...
(copas dari catatan teman saya :Anienditya Nurul Jafar)

Sebuah kebun yang indah di dalam hatiku

Aku ingin berdiri di Menara tertinggi pada bumi inii
aku ingin merasakan badai terhebat di dunia ini
Ayah dan aku sepenuhnya saling mempercayai.
Ayahku tidak lupa dengan hatiku Walaupun hanya untuk sesaat.
Aku juga melakukan hal yang sama.
Aku tidak pernah lupa dengan Hati Ayahku.
Tidak pernah!
Ayah mengatakan kepadaku
bahwa Air mataku dan Senyum-Senyumannya Adalah sama pentingnya.
Ayah menginginkan bahwa aku tinggal Di dalam hati terus-menerus.
Dia sangat bangga sama aku Bahwa aku dapat melakukan hal itu Dengan mudah.
Ketika aku mengatakan kepada Ayah sambil bercanda
Bahwa kehidupanku adalah sebuah buku rahasia,
Ayah menambah secara senyum dan dengan bangga
Ayahku mengatakan kepadaku Bahwa kecantikanku Berada di dalam mataku.
Baru-baru ini,
aku telah melihat Sebuah kebun yang indah di dalam hatiku. ^^

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semoga ALLAH senantiasa menjagamu...
Menerangi kuburmu dengan Cahaya yang terang..
Menempatkanmu di tempat terindah bersama Rasulullah SAW...

Dan Semoga ALLAH SWT mempertemukan kami di surgaNYA kelak...
Amin...

Aku mencintaimu karena ALLAH, ayah...:)









Anakmu,
Nur Awaliah Yusran

Sunday, January 30, 2011

edit edit edit, i LOVE edit :)

Assalamu Alaikum Wr Wb..
Good Night WORLD :)

Malam ini saya hanya ingin berbagii beberapa gambar hasil EDITAN yang massiihhh sangat2 AMATIRAN..hhe:p
(tolong jangan diketawaain yh,:s)

gambar2 yang saya uploadkan ini, hasil editan saya HARI INI (maklum..kurang kerjaan seharian..hhe :p)

Cekidooot....

ini temanya ENJEL... alias ENdag JELas...
ceritanya SI CEWEK soksok niupniup sesuatu gitu..hhe..
(betul-betul kagak jelas deh pokoknya...)

Nah, kalo yang ini (read: disamping KIRI).
inspirasiinya tuh dari 'KERINDUAN' saya ngumpul2 bareng MEREKA (yang ada difoto ituu...).
hiks :'(
(padahal jumat kemaren baru ketemu beberapa org..hhe :p)
iyahh..pokoknya RINDU.KANGEN BAND deh..
apalagii kalo pas lagii MAKAN-MAKANnya...
behhh...
unforgetable BE-GE-TE !!! sumpah !! heheh...

yah.. kalo mo ditilik dari dari segi gambar dan seninya... sebenarnya editannya, editan biasa kok.. ndag ada yang SPESIAL. knapa pilih ABU-ABU? hhe.. karena....(liat tuhh. kaki kiri dan kanannya kak IRAWAN SHINO...masiih jelas background alias latar tempat kita FOTO.hekeke...) yah..begitu deh pokonya.. cuma buat mengimbangi warna LATAR BARU dan LATAR SESUNGGUHNYA..hhe :p
walaupun sebenarnya bisa "selected" trus dihilangkan kok pake 'polesannya' photoshop..HHE..;p, cuma memang lagii 'PENGEN' sajjah bernuansa ABU-ABU ditengah aneka ragam BATIK...

nahh... ini yang paling saya SUKA :) mulai dari pemilihan warna, polesan BRUSHnya, efek2 adjusmentnya PLUS gaya para MODELnya yang KOMPAKAN berdoa versi orang INDIA..hhe..
(walaupun ada beberapa yang gag kompak..:() tapi... never mind lah... ora opo2 kok... yang penting yang dominan mendominasi..hhe...iyalah... :)
mm... walaupun agak sedikit MARAMBA' (naaseng OGI'E) dan masih ada TIKUS-TIKUS NAKALnya yang gigitin RAMBUTnya kak THERRY,(PEACE ^^v), but LOVED IT !!
semuanyakan berawal dari KESALAHAN.. kalo gag ada KESALAHAN dan KEGAGALAN, yah tentunya KEBENARAN dan KESUKSESAN juga ndag bakalan ada...
betul tidak?

sebenarnya masih ada beberapa foto lagi...
tapii terlalu narziz untuk diekspos...
:p
hhe..
nanti ada yang kepincut, trus datang menghitbah, gimana donk?? aku kan belum siap..hhe :p
(ahhh..ndag ndag..BECANDA kok...(^_^)hhi :p)

yahh.. begitulah mungkin yang bisa saya SHAREkan malam ini...
walaupun cuma 3 FOTO. setdaknya mungkin bisa menginspirasi teman-teman yang baca blog ini...
(huueekkk... #hope)

saya memang bukan EDITOR HANDAL,
bukan juga EDITOR PROFESIONAL..
tapii saya senang EDITING, DESIGN GRAFIS apalagi edit foto...ohh..LOVE SOMUCH... :* 
saya masih dalam tahapan BELAJAR kok...:) (berharap suatu saat bisa menerbitkan buku+TUTORIAL design grafis terkeren SEDUNIA #amiinnn)
teman-teman, yang mau kasih KRITIKAN ataupun SARAN...
tafaddal...:)
saya akan sangaat SENANG sekaaaaliii...:)
yah yah..
pokoknya 'saya' TUNGGU..
ok !!!

ooh, iyah sekedar INFO.. software yang saya gunakan untuk mengedit FOTO2 diatas itu : ADOBE PHOTOSHOP CS4.. :)

Terima kasiih masih tetap setia membaca BLOG ini :)
Love,
n.a.y

Friday, January 28, 2011

Indonesia Menyongsong Teknologi 4G

INILAH.COM, Jakarta - Indonesia akan menyambut teknologi WiMax dan LTE. Teknologi 3G saja, operator disebut-sebut belum menikmati hasilnya dengan maksimal. Lalu apakah 4G akan berhasil?

Ada dua teknologi yang bersaing untuk menjadi standar 4G yaitu WiMax dan LTE (Long Term Evolution). Namun jika merujuk persyaratan IMT-Advance, maka kedua teknologi itu tidak bisa disebut sebagai 4G.

Yohanes Denny, Strategic Intelligence Nokia Siemen Network mengatakan LTE adalah pre-4G karena tidak sepenuhnya comply dengan persyaratan IMT-Advance yang merupakan konsep standarisasi 4G.

Sementara WiMax juga tidak bisa dikategorikan sebagai teknologi 4G. Meskipun dari sisi kemampuan WiMax berupaya menyediakan spesifikasi ultra-broadband, tapi teknologi belum dinyatakan lolos dari requirements IMT-Advance.

Sementara IMT-Advance & ITU (International Telecommunication Union ) menetapkan beberapa parameter untuk 4G di antaranya harus memiliki peak data rata-rata 100 Mbit/s untuk yang sifatnya mobile. Sedangkan yang mobilitasnya terbatas atau nomadic harus memiliki kecepatan hingga 1 Gbit/s. Sementara bandwidth harus mencapai setidaknya 40 MHz.

Selain itu juga harus memiliki kemampuan komprehensif dan solusi berdasarkan IP (internet protocol) yang secure untuk menyediakan IP telephony, akses internet ultra broadband, layanan game, atau streaming HDTV multimedia.

Lalu bagaimana potensi teknologi WiMax dan LTE ini di Indonesia? Managing Director WiMAX Southeast Asia, Intel Corporation Werner Sutanto mengatakan 2010 merupakan tahun yang tepat untuk mengimplementasikan WiMAX terutama di Indonesia.

Ia memberikan alasan penetrasi broadband di Indonesia masih sangat rendah. Penetrasi broadband di rumah tangga masih kurang dari 2% dan kurang dari 0,5% dari total populasi. Sementara pengguna internet Indonesia diperkirakan telah mencapai 30 juta.

Padahal broadband telah terbukti sebagai salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Karena keterbatasan kabel tembaga untuk DSL dan perangkat broadband lainya di Indonesia, maka wireless broadband berupa WiMAX merupakan hal yang paling ideal.
Sementara dari sisi market, Indonesia sudah sangat siap menerima WiMax. Werner menyebut ada tiga faktor yang menjadi indikator utama potensi market WiMax di Indonesia. Ketiganya yakni, rendahnya penetrasi broadband, tingginya pengguna internet, serta tingginya pertumbuhan konsumsi PC atau notebook.

Menurut hasil studi McKinsey di 2009, untuk setiap 10% pertumbuhan penetrasi broadband rata-rata menghasilkan 0,6% pertumbuhan GDP. Jadi hasilnya sangat signifikan, ujarnya.

Lalu bagaimana dengan teknologi pesaing WiMax, LTE? Industry Manager Asia Pacific ICT Practice Frost & Sullivan, Marc Einstein kepada INILAH.COM mengatakan Indonesia masih belum perlu LTE. Hal itu karena pasar yang telah dicakup 3G baru mencapai 10%. Sementara jaringan 3G akan terus berkembang dalam hal jangkauan, serta kecepatan juga terus diupgrade.

Ia menilai penerapan LTE akan mengalami hambatan besar jika pemerintah tidak cukup memberikan frekuensi . Selain itu layanan ini memerlukan capex (belanja modal) awal yang tinggi, termasuk harga perangkat yang sangat mahal.

Sementara LTE potensial untuk layanan video streaming dan download. Selain itu juga membuka peluang berbagai aplikasi baru misalnya dalam hal kesehatan, otomotif, logistik dan industri. Layanan LTE akan menjadi mainstream di Indoensia. Karena LTE akan berkembang sebagai standar selular global, kata Marc.

Namun Marc mengingatkan beberapa hal perlu dicermati sebelum implementasi LTE. Indonesia, menurutnya harus menunggu beberapa tahun ke depan sebelum meluncurkan LTE untuk mendapat keuntungan dari biaya yang lebih murah.

Pemerintah tidak perlu memaksakan agar LTE tersedia lebih cepat, ujarnya. Ia menilai LTE tidak akan tersedia di Indonesia hingga 2013. Market share akan kurang dari 5%, imbuhnya.

Pengurus Mastel (Masyarakat Telematika Indonesia) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menilai implementasi WiMax akan berjalan lambat. Hal itu karena pemerintah masih ngotot dengan standar 16d dan tidak ada kelonggaran ketentuan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri).

Bagi saya Indonesia harus tegas dalam menerima berbagai jenis teknologi baru. Peran pemerintah hanya pada spektrum mana operator bekerja termasuk perizinannya. Dengan jelasnya posisi pemerintah dan operator, maka konsumen yang paling diuntungkan karena kualitas layanan akan semakin baik, katanya.

Sementara Yohanes Denny mengatakan LTE juga mengalami kendala penerapan. Hal itu karena pemerintah sedang mengembangkan Wimax yang ingin lebih mengutamakan pengembangan konten lokal.

Dari sisi roadmap, Indonesia memiliki rencana 4G dan LTE. Namun saat ini pemerintah masih mengembangkan Wimax. Ia mengatakan pengembangan LTE lebih mudah, karena teknologi 3G tinggal menambah beberapa perangkat keras saja. Dengan LTE akan lebih banyak daerah pedesaan (blank spot) bisa dipenuhi, ujarnya.[mdr]

Ayah..Maafkan Dita...

Sepasang suami istri ( seperti pasangan lain di kota2 besar meninggalkan anak2 diasuh pembantu rumah tangga sewaktu bekerja ).
Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Ia sendirian di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya...karena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imajinasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini!!!..."
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga terkejut. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan, "Saya tidak tahu..tuan." "Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yang kamu lakukan?" hardik si istri.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Dita yang membuat gambar itu ayahhh..cantik kan..!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.
Si ayah yang sudah kehilangan kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa menangis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya pada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab si pembantu ringkas. Kasih minum Panadol saja," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur, ia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik..Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik.
Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap, dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan..." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut... "Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan lagi...

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata istrinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah..ibu..Dita tidak akan melakukannya lagi... Dita tidak mau lagi ayah pukul. Dita tidak mau jahat lagi...Dita sayang ayah...sayang ibu.", katanya berulang kali membuat si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah...kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil? Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?.. Bagaimana caranya Dita mau bermain nanti?.. Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi." katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata2 anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun apa yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah menjadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski ia sudah meminta maaf.
Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran batin sampai suatu saat sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan ia wafat diiringi tangis penyesalan yang tak bertepi.

Namun...si anak dengan segala keterbatasannya dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya...

Aku Mencintaimu Suamiku...

Cerita ini adalah kisah nyata... Dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
 Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

***
Cinta itu butuh kesabaran...

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???

Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita...

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia...

Pernikahan kami sederhana namun meriah...

Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.

Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.

Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu...

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci...

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku... sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku...

Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku...

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka...

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur'an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, "Assalammu'alaikum" dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata "Assalammu'alaikum", ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku ...

"Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri".

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, "lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. "

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagiitu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, "Ada apa kamu memanggilku?"

Ia berkata, "Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang"

Aku menjawab, "Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?"

"Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku", jawabnya tegas.

"Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?", tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

"Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti", jawabnya tegas.

"Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?", lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan padanya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yang pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus air mata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya pada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, "kapankah ia segera pulang?" aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung...

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.

Ia menulis, "aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi".

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya dirumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yang buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

MasyaAllah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaannya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasanya kami selalu berjama'ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka'at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dariatas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, "Loe pikir ajasendiri!!!". Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo'a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.

Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapkan segala yang ia perlukan. Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. Aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. Suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

"Ya, ada apa Yah!" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah".

"Lusa kita siap-siap ke Sabang ya." Jawabnya tegas.

"Ada apa? Mengapa?", sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. Suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan "Kau ikut saja jangan banyak tanya!!"

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. Sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yang berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir. Tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

"Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha". Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

"Ada apa ya Nek?" sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, "Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!".

Aku menangis.. Untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. Sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau." Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

"Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya", neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian untuk itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, "kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?"

MasyaAllah.. Kuatkan hati ini.. Aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

"Fish, jawab!." Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

"Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami."

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?"

Suamiku menjawab, "Dia Desi!"

Akupun langsung menarik napas dan langsung berbicara, "Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?."

Ayah mertuaku menjawab, "Pernikahannya 2 minggu lagi."

"Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok", setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. Air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, "sudah tidak cantikkah aku ini?"

Kuambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, "terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?."

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, "mengapa ia sangat cuek?" dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, "sudah malam, kita istirahat yuk!"

"Aku sholat isya dulu baru aku tidur", jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu,yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Dilaptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di My Document yang bertitle"Aku Mencintaimu Suamiku."

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

"Apakah kamu sudah siap?"

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

"Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a diubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..", perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab "Lalu apa Bunda?"

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar...

"Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?", pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, "Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?", sambil ia mengelus wajah dan menghapus air mataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, "Kita liat saja nanti ya!". Dia memelukku dan berkata,"Bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama".

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, "Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. Waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah." Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, "Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah".

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. Ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, "bunda baik-baik saja kan?" tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, "bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang". Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba di masjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hatiini cemburu, ingin berteriak mengatakan, "Ayah jangan!!", tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya... Aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. Hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. MasyaAllah.. Suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

"Kamu datang ke sini, aku pun tahu", ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, "Maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku"

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. Apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. Masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus?"

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?"

"Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois." Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, "Bun, ayah minta maaftelah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. Ayah pernah melihat SMS bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat "Seperti itu" dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip ("seperti itu"). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda"

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat Betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, "Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu."

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya...

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan,<span> </span>"Bunda, Ayah minta maaf..."

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, "Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah.."

"Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah... !!! Bunda sayang banget sama Ayah."

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku :<span> </span>"Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. Dari dulu aku selalu berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya."

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

=====================================================


Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.
Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela.
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.
Sebelum ajal ini menjemputku.
Ayah.. aku kangen ayah..
=====================================================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. Maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.
Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakanapa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
Ayah Sayang Bunda..
***

*makasih buat saudariku JULITA FARDHANI yang dah ikhlas aku copy catatannya....:))

Tuesday, January 25, 2011

Mbok Narti..

Assalamu Alaikum Wr Wb..
Selamat malam sahabat-sahabatku yang luar biasa...
Malam ini saya akan berbagi kisah inspiratif buat sahabat2 semua..
judulnya : MBOK NARTI, smoga bermanfaat...
slamat membaca...
ˆ)

Mbok Narti...
Begitu kami sekeluarga memanggilnya. Usia-nya sudah 60 tahun namun kegagahan dan kegesitannya justru membuat sosoknya terlihat 10 tahun lebih muda. Mbok Narti baru bekerja beberapa minggu di tempat kami. Seorang tetangga membawanya ke rumah ibu ketika mengetahui bahwa kami membutuhkan asisten di rumah kami. Ayah yang sudah sakit dalam 8 bulan terakhir tentu menyita waktu ibu untuk mengurusnya. Alhasil pekerjaan rumah tangga sedikit 'keteteran' karena kami bekerja seharian di luar rumah.

Alhamdulillah, kami dapat bernafas lega ketika mendapatkan bantuan mbok Narti ini. Setiap ba'da shubuh dia sudah rajin bekerja dari mencuci, memasak dan menyetrika. Mbok Narti tidak pernah mengijinkan ibu untuk membantunya, alih-alih mbok Narti menyarankan ibu untuk konsentrasi menyiapkan dan mengurus keperluan ayah yang sedang sakit.

Mbok Narti hidup sebatang-kara di dunia ini, begitu informasi yang kami dapatkan lewat tentangga. Dia tidak pernah menceritakan asal-usul dirinya dengan jelas. Mbok Narti, sosok baru di rumah kami ini langsung menjadi idola. Senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya. Pekerjaan dia selesaikan dengan giat dan gesit.
Setiap malamnya tidak pernah dilewatkan mbok Narti dengan bersimpuh di hadapan Sang Khaliq. Selalu khusyuk dalam sujud dan do'a-nya.

Dan suatu hari, setelah hampir tiga minggu mbok Narti bekerja di rumah kami. Tiba-tiba kami kedatangan seorang tamu. Seorang dokter dari Jakarta. Awalnya kami agak terkejut dengan maksud dan tujuan dokter tersebut untuk menjemput mbok Narti. Astaghfirullah, kami sempat bersu'udzon tentang sesuatu hal yang buruk yang pernah terjadi kepada si mbok ketika bekerja di Jakarta dahulu. Namun,
dokter yang ternyata bekas majikan si mbok tersebut justru memohon maaf kepada kami untuk menjemput mbok Narti karena si mbok dirindukan oleh anaknya. Rupanya putera si dokter meminta ayahnya untuk datang ke rumah kami menjemput mbok Narti. Ah, rupanya ada yang merindukan si mbok di sana.

Si dokter itupun bercerita bahwa anak bungsu-nya tidak mau makan sejak mbok Narti pulang ke kampungnya. Persis seperti di sinetron-sinetron memang, namun itulah fakta yang terjadi. Entah apa yang membuat mbok Narti berhenti bekerja dari rumah si dokter tersebut sebelumnya. Namun dari kehidupan, tindak-tanduk mbok Narti yang baru beberapa minggu di rumah kami, mbok Narti adalah sosok yang sangat baik dan mendekati sempurna sebagai asisten keluarga kami.

Akhirnya kami pun harus melepas mbok Narti dengan berat hati. Walau baru beberapa minggu bekerja di rumah kami, namun kesan yang ditinggalkan begitu mendalam. Terus terang, kami tidak pernah mendapatkan asisten rumah tangga seperti sosok mbok Narti ini.

Satu minggu berlalu sejak kepergian mbok Narti dan tetanga kami yang pernah mengantarkan si mbok datang untuk mengambil uang gaji mbok Narti yang belum sempat kami bayarkan. Memang ketika mbok Narti dijemput dahulu, dia berpesan agar gajinya dititipkan saja ke tetangga kami itu.

Satu hal yang sangat mengejutkan kami adalah ketika si tetangga bercerita bahwa uang gajinya mbok Narti akan diberikan kepada Yayasan yatim piatu di kampung mbok Narti. Rupanya selama ini dia menyerahkan seluruh penghasilannya sebagai asisten kepada si tetangga untuk diberikan kepada Yayasan tersebut setiap
bulannya. Bagi si mbok, dengan bekerja di suatu tempat, mendapat jaminan tempat berteduh, mendapat makan, itu sudah lebih dari cukup buat dia. Sedang penghasilannya (gajinya) dia anggap sebagai rejeki anak-anak yatim itu.

Subhanallaah... dalam asma Allah dan hati yang bergetar penuh haru, ternyata baru kami sadari bahwa kami ini bukan apa-apa dibandingkan dengan mbok Narti. Setiap saat kami hanya memikirkan diri kami sendiri. Setiap saat kami hanya memikirkan makan apa besok, membeli baju dan kosmetika, rencana liburan dan hal
lain yang tak bukan hanya untuk keperluan diri kami sendiri. Di sisi lain mbok Narti yang 'cuma' sebagai asisten rumah tangga yang mungkin gajinya tidak seberapa untuk ukuran orang yang mampu, justru dia sumbangkan semuanya -semuanya!- kepada orang-orang yang tidak mampu.

Ah, lewat mbok Narti kami seakan di'sentil' Allah agar cepat-cepat membuka mata dan hati kami yang selama ini tertutup, bahwa hidup ini bukan hanya untuk hari ini dan esok. Bahwa hidup ini bukan hanya untuk sekedar mencari makan dan belanja pakaian. Namun, hidup ini justru menjadi lebih berarti ketika kita dapat
membagi kebahagiaan kita kepada orang lain.

Mbok Narti,
Sungguh teladanmu melorotkan tulang-tulang kesombongan kami...
Sungguh kerendah-hatianmu meruntuhkan keangkuhan kami...
Sungguh kedalaman sujud-sujud malammu, menggetarkan sukma kami...
Sungguh kedermawananmu membuat kami malu di hadapan Tuhan kami,
Astaghfirullaah.
Sungguh, kami merindukanmu mbok.

sumber : Rosanti K Adnanyose@ratelindo.co.id

a BEAUTIFUL SMILE... (•ˆ⌣ˆ•)

special for...
"someone" who make me "UNPREDICTABLE"...
(240111@PNUP)


when the time, comes ...
the times when you attended the first time in my life ...
you come with a sincere smile ...
and outstanding achievements ...
I chuckle in awe ...
and I was silent,
if not you see ...
then, I returned the smile ...
so perfect ...

I got my admiration ...
then I prayed ..
ask YOU,
one day we met again ..
of course, with a smile that is more BEAUTIFUL ...
and I'm not mistaken ..
God will always answer my request ...
You come to bring the smile back ...
most beautiful smile I've ever seen ..

you come like an idol who is admired ...
until you are able to make sense of erratic wrestle my heart and mind ..
What is this?
I do not understand, and I kept trying to avoid it ...
I tried to calm even in an instant only, but can not ...
until your shadow go slowly ...
God, thank you for creating him ...
he who has little changed the look on my face became more sweet with a smile ...
because he had taught that sincere smile ...
smile which I could never forget,
forever ...

love,
n.a.y (•ˆˆ•)

Monday, January 17, 2011

Cinta *tak terdefinisi...*

Puisi ini...
saya dedikasikan buat sahabat saya (yang tak mau disebutkan namanya...) :)
(•ˆˆ•)



CINTA *tak terdefinisi..*
oleh : nay


cinta..
aku tak tahu apa itu cinta…
yang kutahu,
itu yang kurasa.

dan ketika cinta itu hadir,
hadir dalam bentuk lain,
menyergap merasuk relung hati,
hingga asa terus membayangi.

terdiam kucoba memahami,
menyapa mentari berharap ia mampu memulai,
tersadar kuterus terbuai,
bagai bulan di malam, tak henti menyinari.

haii sang pecinta…
aku takut…
takut kau rasuki...
walau dalam kunikmati…

hai sang pecinta..
aku takut..
takut kau buai dengan manismu..
namun tak sanggup hadapi pahitmu..

cinta..
aku tahu kau begitu indah…
kau begitu unik…
kau begitu anggun…

aku berharap,
semoga engkau masih menyisipkan sekeping hatiku tuk cintaku pada yang berhak
lebih besar,
agar cintaku tak jatuh pada lubang yang salah…
aku berharap,
cintaku tak pernah pada,
cintaku tak pernah surut,
dan cintaku akan terus merekah bermekaran,
hingga kugapai engkau,
sang pemilik cinta tertinggi…

#amin..

SOICHIRO HONDA : “Lihat Kegagalan Saya”

Pengalaman adalah guru yang paling brutal dan kejam.

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…

Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.

Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda:

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Sunday, January 16, 2011

Ibu...

Bersinar kau bagai cahayaYang selalu beri ku penerangan
Selembut citra kasihmu kan
Selalu ku rasa dalam suka dan duka

Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Bagaikan embun kesejukan hati ini
Dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti

Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Kaulah ibuku cinta kasihku

Pengorbananmu sungguh sangat berarti

Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Haddad Alwi feat. Farhan
yg mo download...
tabe'di...

http://gudanglagu.com/h/haddad-alwi/haddad-alwi-feat-farhan-ibu

-Blog Of Friendship-

Photobucket

Followers