Wednesday, November 30, 2011

Syukuran 1st Anniversary B.L.O.O.F cabang Makassar :)


Bismillah...
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhuu... 

Dengan memohon rahmat dan Ridho Allah SWT, perkenankanlah saya bercerita "sedikit" tentang "kebahagiaan" dalam "RUANG" bersahaja kami... 


15 November 2011 kemarin adalah tanggal luar biasa. serius, LUAR BIASA ! selain tanggal ini adalah peringatan milad IBU saya yang ke-SETENGAH ABAD, ternyata tanggal ini juga merupakan tanggal lahirnya sebuah komunitas penuh "Persahabatan" :D 
"Blog Of Friendship"
yang biasa kami sapa dengan B.L.O.O.F 

dan tepat 15 November kemarin adalah peringatan hari jadi PERTAMA komunitas ini :) 

BERIBU rencana telah disusun dengan matang, oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dan penuh cinta... 
BLOOFERS MAKASSAR ! (tau kan? itu lohh *artis fenomenal yang terkenal banget*, masa gak tau siih?, ah, yang gak kenal gak gaul deh...hhe*)
yah, hanya demi meramaikan dan membuat "RUANG" ini semakin bersahaja dan penuh kekeluargaan. 

kami menyusun segudang perencanaan untuk membuat KOPDAR lagiii, lagi dan lagi... (baca: karena KOPDARnya sudah beberapa kali...)
but, it's would be different from usual KOPDAR we've done. 

ini spesial, begitu spesial, semuanya harus terencana dengan matang, mulai dari konsep acara, dresscode, kue, dan semua-semuanya. 
dan jadilah tiap hari inbox FB saya dan saudara-saudara BLOOFERS MAKASSAR full of notification. 
karena selain rapatnya didunia nyata, yang di dunia maya juga tetap berjalan :) 

dan alhamdulillah, inilah hasilnya : 
cekidot ! 

23 November 2011 
Gedung Bakti , Jl. Dr.Sutomo No.26 Makassar 


Spanduk pertama yang dibuat oleh kak Arya :) dan telah di modifikasi SEDEMIKIAN RUPA sehingga menjadi semakin menarik dan membuat yang melihatnya semakin jatuh cinta... (buat melihat kak ARYA nya yah?! nah loh !) 



dan Inilah Foto KUE CANTIK hasil perjuangan kami (baca: saya selaku PJ KUE dan kak Latifah selaku PARTNER mencari alamat dan REKAN SEPERJUANGAN menempuh perjalanan ke BAKTI dalam guyuran derasnya hujan...*tingting)


sedikit informasi, konsep acara syukuran anniversary B.L.O.O.F yang kami selenggarakan sedikit unik dengan balutan acara sebagai berikut : 
1. Pembukaan oleh MC (kakanda Egha)
2. pembacaan UUD, #eh...bukan, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an oleh kakanda Arya 
3. ISHOMA alias Istirahat , sholat magrib dan MAKAN :) 
4. Perkenalan Bloofers Makassar beserta Blog nya Masing-masing (PIC : adinda Uchank)



*maaf yah, orang-orang di atas adalah yang beruntung mendapatkan hasil jepretan HP ku, yang lain nanti nyusul klo dah ada foto baru :D 

5. Pemutaran Slide yang isinya kumpulan foto-foto Seluruh anggota Bloofers Makassar dan semua kegiatan yang pernah terlaksana, baik itu kopdar, hiking, rapat kepanitiaan, buka puasa bersama dan halal bi halal dengan pasukan bintang, NGEPE' di pantai, pas lagi siaran di Celebes Radio, temu komunitas se Makassar dan banyaak lagi...cape' yah sebutin satu satu saking banyaknya..hhe. (PIC : kakanda Lathifah)


*yang ini juga perwakilan aja yah :) klo mau video lengkap silakan minta sama teman2...

6. Renungan oleh kakanda Atun dan Pemotongan Kue Cantik  beserta orang-orangnya, (eh, bukan orang betulan yah, tapi yang di kue yang dipandu langsung oleh kakanda Yuni)


7. Tukar-tukaran kado antar BLOOFERS Makassar :D 


Ini nihhh Foto-foto KEBAHAGIAAN kamiii dalam balutan busana HITAM HIJAU :)
(random: emi, uchank, kak andro, kak arman, p-man, kak arya, om "lupanamanya", kak lathifah, kak yuni, kak atun, kak egha, kak uty, kak pipi, saya, adek ai, adek amel, adek ikha, adek namy, dan kak iswahyuni)









seru jiii seruuu jiii ? SERU DONK ! heheheh :P 
semoga ini bisa jadi cambukan motivasi buat teman-teman BLOOF di luar sana buat ngadain KOPDAR juga. 

"Kami bahagia dalam "RUANG" ini, dan kebahagiaan kami akan berasa lebih jika teman-teman yang lain juga ikut berbahagiaa..."

wassalam

-yang tercinta-
BLOOFERS MAKASSAR


*masihbutuhfoto+editing:)

Sunday, November 6, 2011

Kisah Kesabaran Nabi Ismail (Sejarah Hari Idul Adha)




Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.

“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.

Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku".

Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”

Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah(artinya, berpikir/merenung).

Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah.

Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.

Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.

Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya.

“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis.

“Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi Ibrahim AS.

Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar. “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.

“Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar.

“Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi.

“Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya.

“Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis meyakinkannya.

“Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!” jawab Hajar dengan mantap.

Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”

“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?” jawab Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu” kata Iblis meyakinkannya.

“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap.

Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.

Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

“Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.

Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya, “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.”

“Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma'il.

Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!”

Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.

Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”

Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.

Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?”

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)

Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”. Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

Sumber: Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta
dengan beberapa perubahan

Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H 
Semoga Kisah diatas menginspirasi kita untuk tetap bersabar di jalan ALLAH dan berbagi kebahagiaan dengan yang membutuhkan :D 


Mohon Maaf Lahir dan Batin 
Nur Awaliah Yusran & Keluarga

-Blog Of Friendship-

Photobucket

Followers