Tuesday, April 30, 2013

Baitullah, Bukti Cinta Sejati :')


10.59 WITA , perlahan kunyalakan handphone ku yang sedari tadipagi ku-charge, dan beberapa menit kemudian, dengan sedikit tak percaya ku temukan ini...

"Assalamu ‘alaykum, sayang..
Alhamdulillah, sudah sampai di Madinah, nanti saya sampaikan salamta sama baginda Rosul"
(pesan via whatsapp)

Siapa yang gak bahagia coba... :’)

(pertama) – ada pesan WA masuk dengan ringtone –cinta sejati- nya BCL (Bunga Citra Lestari) yang berarti bahwa, pesan itu tidak lain dan tidak bukan dari cinta sejati-ku.. *jingkrakjingkrak
(kedua) – isi pesannya  ituloh, yaa ALLAH, ibu dan suami ku sudah tiba di madinah dengan selamat... :’) *nangisterharu
(ketiga) – baru nyadar kalo ternyata mereka sekarang di Madinah ! iyah bener-an di Madinah ! bukan mimpi lagi, ini kenyataan, bukan sekedar syiar lagi, tapi ini benar sudah di depan mata (TOLONG CUBIT SAYA, eh MEREKA #tega !) Subhanallah *nangisbombay

Foto
Tepat di depan masjid Quba Madinah,
lihat betapa mesra mereka berdua (ibu dan menantu kesayangan) #eh, betapa bahagia mereka..#salahfokus :')

Satu hal yang sangat kusyukuri, betapa bahagianya ibunda tercinta berhasil mewujudkan  impiannya untuk menginjakkan kaki  di tanah perjuangan para nabi dan negeri cahaya, tak lain dan tak bukan semua ini adalah hadiah besar dari Allah atas segala kesabaran dan ikhtiarnya, melalui perantara suamiku tercinta <3 . dan ini nih yang berhasil membuatku nangis bombay gak karuan sehari sebelum proses lamaran dan akad nikah, calon suamiku yang sekarang telah menjadi pendamping hidupku selamanya tak hanya sekedar mengutarakan niatnya, tetapi berhasil mewujudkannya. Subhanallah, Walhamdulillah, Walaailaahaillallah, Wallahu akbar ! :’)

Foto: Lagi tilawah smbl nunggu magrib di Raudah masjid nabawi, ada yg mau titip doa?
si Abang lagi tilawah tepat di atas karpet hijau, taman surga Raudah, dan di tempat ini pula-lah suamiku tercinta banyak-banyak berdoa untukku, untuknya dan anak-anak kami kelak agar menjadi keluarga Qur'ani :') 
Dan satu lagi yang juga patut kusyukuri, yakni tak sia-sia pengorbananku menginstalkan WA di bb suami sebelum berangkat umroh (penting gituu?) walau rintangan menghadang, keringat bercucuran, jantung berdegup kencang, karena di detik detik terakhir bb lowbet. walau demikian alhamdulillah tetap happy ending, kabar baiknya, WA  bergunaaa banget kan sayang, iyah kan iyah? *ngomong sama tembok >.<

Ok . Sudah cukup kepanjangan intermesonya,
Saking bahagianya, nyaris terlupakan tujuan utama tulisanku saat ini.

And, back to the point. *pasang wajah serius*

para pembaca cahaya-pertama ku, siapa sih yang gak kepengen menginjakkan kaki di negeri para Rasul dan negeri cahaya?

Masjidil Haram dengan segala pesonanya :')
Masjidil Haram tampak atas.. Subhanallah :')
Yap, negeri impan seluruh umat muslim di dunia. Bahkan negeri yang menjadi urutan teratas tempat yang sangat sangat sangat (pake banget banget banget) ingin aku kunjungi. even, mungkin tiap orang beda orientasinya, namun jujur, sesungguhnya jika kamu mengetahui. That’s an amazing place that must be visited one day. WAJIB :’)

Yang muslim pasti tahu Ka’bah kan?

Ka'bah, tempat perputaran energi spiritual umat muslim seluruh dunia :')

Allah telah memberikan wahyu kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail untuk membangun kembali Ka’bah sebagai Baitullah untuk menunjukkan ‘apresiasi’ rasa cinta-Nya kepada manusia. Begitu Maha Penyayangnya Allah kepada hamba-hambaNya yang mau berjihad, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai puncak (peak performance) spiritualitas dalam penyucian diri, di tempat yang paling suci, Baitullah.
Sebab Allah tahu, bahwa ada diantara sekian banyak hamba-Nya yang begitu rindu padaNya, begitu rindu keridhaanNya, dan sangat mengharapkan perjumpaan denganNya.

Ka'bah Al-Musyarrafah :')
Ka’bah, tak ada tempat lain di bumi Allah yang memiliki energi spiritual seperti di Masjidil Haram :’) (yah, walaupun jujur, aku sendiri belum pernah menginjakkan kaki disana, namun keinginan dan niat yang kuat membuatku banyak mencari tahu tentang tempat luar biasa ini, siapa sih yang gak mau kesana? *hopefully*) sebuah tempat dimana lautan manusia dengan kostum berwarna putih, membentuk konfigurasi perputaran energi pada sumbu spiritual yang bernama Ka’bah :’)
Arah perputaran yang berlawanan arah dengan jarum jam ini, membentuk gaya sentrifugal yang mengarahkan arah ibadah shalat bermiliar manusia bervibrasi dan fokus pada satu titik ‘spiritual’ di bumi Allah, Ka’bah Al-Musyarrafah :’)

Ka’bah layaknya tempat inaugurasi wisuda seorang muslim(at) yang telah menyempurnakan rukun islamnya, ka’bah juga merupakan tempat ujian kelayakan dan kepatutan, mm...bahasa canggihnya fit and proper test  sebagai sarana pembuktian ‘CINTA’ dan puncak pengabdian seseorang kepada Khaliknya. Sedangkan hijrah kita dari rumah menuju tempat suci ini adalah sebagai bentuk perwujudan cinta dan pengorbanan yang sebenarnya dari seorang hamba kepada Tuhannya. Sama aja, ketika kita mencintai pasangan kita (pasangan halal yah :p) , kita rela berkorban apaaa saja dan kapaaaaan saja, untuk mendatanginya dengan penuh rasa cinta dan antusias, bukan dengan keterpaksaan.

Dan bagaimana kita bisa menyatakan cinta sejati, jika untuk datang saja ke rumah kekasih kita, kita tak mau atau menunda-nunda terus? Apalagi, yang didatangi adalah Baitullah, tempat yang menjadi ‘Bukti Cinta’ Allah. Suatu tempat dimana doa-doa dikabulkan dan dosa-dosa diampuni oleh Allah :’) *menatap dalam-dalam diri sendiri* dan mostly dari kita (apalagi yang sudah bertitel ‘MAMPU’ sering berdalih menunda)

Yap ! TUNDALAH TERUS HINGGA AJAL TIBA! *tiba-tiba keselek*

“Barang siapa ingin berhaji, hendaknya menyegerakannya. Siapa tahu, seseorang akan menderita sakit, kehilangan kendaraan, ataupun timbul keperluan lain (yang dapat menghalanginya)”
-HR Ahmad Baihaqi

Astaghfirullah..
Gak kebayang jika suatu saat Malaikat Izrail (yang tak peduli apapun kondisi dan kebutuhan kita) pada saatnya tiba ‘on schedule’ dia kan mencabut nyawa kita? And what can we do ? nunggu pengumuman ‘Innalillahi wa Inna ilaihi Rooji’un” 

* tarik nafas dalam-dalam..*
Hmm..sebagai manusia biasa, dan pengingat (skalian alarm untuk diri sendiri), daripada kita menyesal nanti. Yuk, dari sekarang bantu diri kita untuk memprovokasi  niat-niat kita menuju Baitullah “Rumah Masa Depan” kita. Karena tak ada kata terlambat untuk berhaji/umroh. Kondisikan diri kita sedemikian seolah-olah inilah tahun terakhir hidup kita. Dengan begitu, mau gak mau kita akan terdorong untuk mewujudkan tekad kita berziarah ke negeri para nabi dan negeri cahaya. Yah, meskipun saat ini kita belum memiliki uang, tapi kita harus ‘YAKIN se YAKIN-YAKIN-nya’ kita bisa. Ke Roma aja ada banyak jalan apalagi ke Baitullah, bener gak?
Dan kita juga harus yakin, jika niat kita itu merupakan salah satu wasilah yang amat penting untuk menebus dosa yang selama ini sudah kita tumpuk selama masa akil baliq, atau anggap saja bahwa that’s ‘way’ yang sangat terbuka lebar bagi kita untuk masuk surga karena amal ibadah kita masih sedikit.

“Pergunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara lainnya, yaitu:  Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum sibukmu, masa mudamu, sebelum masa tuamu, dan masa KAYAmu, sebelum masa MISKINmu”

Kurang ‘menohok’ apalagi coba?

Bumi Allah,
My lovely room, still waiting kabar ibu dan cintaku yang sedang asyik-asyiknya beribadah :’)
20.23 WITA
-nay-

Wednesday, April 17, 2013

Romantic Intelligence


Bismillah,
Beberapa hari ditinggal suami, membuat semangat menulisku semakin menggelora, iah..ini semacam garis sejajar yang senantiasa sebanding, antara RINDU dan NULIS. Lahh, jauh amat mutarnya yah :p padahal hanya ingin bilang kalo ada semacam rindu yang membuncah, yang menuntut hati menggerakkan jari mengetikkan untaian kalimat-kalimat ini sebagai pertanda rindu akan sosoknya yang baru saja meninggalkan ku untuk urusan kerjaan selama 3 hari..
(wuuuahhh..baru juga 3 hari.. :p)
Maklumlah, wong kita baru merasakan yang namanya pacaran, jadi gini deh, ditinggal sehari aja berasa setahun :D
*suamikuuu…pulanglah*

Ok. Back to the point.
Well, sebenarnya untuk tulisan kali ini, aku ingin menuliskan segelumit tentang ROMANTIC INTELLIGENCE. Bingung yah?! Gak mungkin.. ! yang kenal “CINTA” pasti ngerti, hayoo ngaku?!
Kosa kata ini sebenarnya unik saja menurutku, aku menemukannya dalam judul sebuah tulisan di sebuah buku hadiah pernikahanku dari seorang adik cantik pemilik lapak ini à a2ilicha.blogspot.com :’)
(makasih yah dik… J)

Lalu, apa sih romantic intelligence itu? Masih sodaraan yah sama artificial intelligence? Ato masih sepupuan? Hihi.. gak lah..jauh amat malah..! PAM nya aja yang sama. Arti sesungguhnya sangatlah jauh berbeda.

Romantic Intelligence atau yang kita kenal dalam bahasa Jermannya “Kecerdasan Romantis”  bukanlah kecerdasan buatan yang sering dicipta oleh pakar pembuat robot atau penemu teknologi lainnya. Romantic Intelligence sesungguhnya adalah kecerdasan murni fitrah manusia yang dititipkan Allah kepada semua makhluknya.  Yap tidak hanya manusia, menurutku hewan juga memilikinya.  Sebut saja si PEACOOK alias Burung Merak, para  pejantan biasanya mengibaskan sayap dibelakang tubuhnya dan membuat motif seindah mungkin untuk  mendapatkan hati sang betina. Atau si lumba-lumba yang menggunakan suara khasnya untuk menarik hati calon pasangannya. Dan lain sebagainya. Hewan saja yang gak dikasi otak sama Allah bisa seromantis itu, apalagi manusia, bener gak?

Yah, emang pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makluk yang penyayang. Manusia adalah makhluk social, homo humini lupus, dan tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Dengan interaksi dan rasa saling membutuhkan itulah yang membuat  disadari ataupun tidak , tumbuh rasa kasih sayang dalam diri tiap manusia. Anugrah otak dan perasaan menjadikan manusia sebagai makhluk paling sempurna di muka bumi ini. Rite? :’)

Lanjutt…

Ke-ROMANTIS-an sering kali di bahasa-kan lain oleh tiap individu. Even dalam aplikasinya tiap orang memiliki cara yang berbeda, dan inilah yang terkadang sulit dibedakan antara ROMANTIS atau TIDAK ROMANTIS. Mengapa bisa seperti itu? Karena IQ Romantic Intelligence tiap orang yang berbeda. Bahkan mungkin ada diantara kita yang gak sadar sama skali akan adanya potensi Romantic Intelligence ini dalam diri-diri kita. Bukan gak sadar sih, tapi bahasa halusnya ‘TERPENDAM’ *nah loh ! :D
Yap, potensi terpendam inilah yang perlu dilatih dan di asah terus menerus. Karena tiap orang berbeda, so, just be YOU ! :’)

Lalu, bagaimana kita mendeteksi romantic intelligence yang ada dalam diri kita?
Tanyakanlah pada setiap pasangan Anda ! Buat yang belum punya pasangan, boleh boleh saja mendeteksinya dengan menanyakan pada orang-orang terdekat disekitar kita. Karena ROMANTIS gak hanya buat suami/istri bukan? Saudara, ibu, bapak, keluarga, teman, sahabat..
Salah seorang keluarga, yang mungkin juga salah satu diantara kita, terkadang belum ditanya saja sudah nyeletuk. “Suami / Istri saya gak ada romantis-romantisnya sama sekali, biasa aja, datar !”
Kalo ada yang seperti ini, yuk mari buka hati, jangan sampai JUDGE kita terhadap pasangan kita terlalu dini. Karena biasanya orang-orang yang seperti ini yang selalu punya kejutan di luar ke-TIDAK ROMANTIS-annya yang TAK NAMPAK tadi untuk menunjukkan ke-ROMANTISAN sesungguhnya (versinya) :’)

Atau, ada yang terang-terangan romantisnya? Ngasih bunga, coklat, ngajak jalan ke pantai, kirim puisi cinta dan lain sebagianya. Is that, YOU? Atau pernah ngalamin hal serupa? Banyak sih sepertinya, dan lucunya hal ini justru banyak terjadi pada mereka yang sedang tidak terpaut dalam sebuah ikatan penikahan alias belum HALAL, sedang setelah HALAL, IQ Romantic Intelligence nya malah  semakin menurun, semakin tempramen, koro-koroang (baca: marah-marah) dan bahkan sampai mencapai titik terendah KDRT , Naudzubillah min dzalik, deh ! -.-‘

Well harapan kita bersama ROMANTIC INTELLIGENCE itu akan selalu ada dalam diri-diri kita, hati-hati kita, tak berkurang kadarnya, namun semakin bertambah bertambah dan bertambah kuatnya apalagi buat yang sudah menikah J *ohook nusuk diri sendiri :p



Jujur, semenjak udah nikah, adrenalin ku semakin tertantang untuk menciptakan hal-hal baru dan kreatifitas2 baru untuk meng-cover and showing my romantic intelligence. Gak mau kalah dong  sama suami yang ROMANTIS nya minta ampun dan gak kehitung udah beberapa kali aku dibuatnya nyengar-nyengir, senyam senyum gak jelas sepanjang hari bahkan sampe nangis terharu karena keromantisannya.

Ini , ada bebarapa screen capture yang sempat aku abadikan :’D, Selebihnya selain dalam bentuk kata, perbuatan bahkan body language nya aja udah nunjukin HOW ROMANTIC HE IS ! udah gak sanggup lagi kutuliskan dalam bentuk status FB, ato sekedar ngetwit..kebanyakan sih. Heheh :p 













Dan itulah suamiku dengan segala ke ROMANTIC INTELLIGENCE-an nya and that’s why I really miss him so much #curhat :’)

sedang aku? Bagaimana dengan IQ Romantic Intelligence  ku sendiri? Hhi.. malu ah. (/.\)
Biar saja rumput yang bergoyang yang menjadi saksi, malaikat yang mencatat dan Allah yang melihat. *wualllah :D

Because everyone is different, so, gak usah minder dibilang gak romantis, toh semua orang punya fitrah itu kok. Cuma cara nya aja yang berbeda. J

Sebagai penutup, yuk menuai pahala dengan Romantic Intelligence kita masing-masing untuk menciptakan KDRT sesungguhnya (KEMESRAAN DALAM RUMAH TANGGA), ke orang yang tepat tentunya, selamat berkreasi !!! :’)

-Nay-
Bumi Allah, Bola Aju
Diselesaikan 16 April 2013 bersama segelas susu coklat dan sepiring pisang goreng *antara lapar dan rindu* :’)

Monday, April 15, 2013

When the Story Begins…



Lima bulan yang lalu..

Aku tak tahu harus memulai dari mana, walaupun sesungguhnya aku sudah menuliskannya di sini --> (www.naysyafaat.com) (/.\) Aku tak penah lupa bagaimana pertama kali aku bertemu dengan sosok yang menjadi teman tidurku saat ini, iyah, aku sangat ingat pertama kali kami bertemu, bukan pada saat pertama kali mata kami saling bertatapan, bukan juga pada saat pertama kali aku melihat sosoknya yang tinggi besar dan dia melihat sosokku yang imut-imut manis ini |_o). Pertama kali aku bertemu dengannya tepatnya Lima Bulan Yang Lalu , bulan November 2012 dalam dunia maya. Seorang yang baik budi pekerti dan akhlaknya mempertemukan kami yang sebelumnya tak pernah bertemu sama sekali. Jujur, aku sangaaat tidaaaaaak mengenalnya. Ia dimana, aku dimana, ia siapa dan aku siapa, ia seperti apa dan aku seperti apa adalah deretan pertanyaan yang harus kucari sesegera mungkin jawabannya. Sosok yang kuanggap seorang kakak shalihah ternyata sedari beberapa bulan sebelumnya tlah men-jodoh-jodoh-kan ku dengannya. Katanya kami cocok. Itu saja. Hahah… it’s so simple answer yang akan menimbulkan banyak sekali pertanyaan dikepala…ohh..kakakku sayang, aku mencintaimu karena Allah :*

Singkat cerita, email biodata suamiku, pertama kali masuk di inbox emailku pada tanggal 12 November 2012. Aduhaii lihatlah bagaimana ekspresi dan perasaanku pada saat petama kali bertatapan dengan laptop saat itu (cek this out again à naysyafaat.com/kisahkami) . Sangat tak tak bisa dideskripsikan (-.-“), keringat dingin bercucuran deras, dan butuh waktu nyaris stengah jam aku didepan siorens lappy ku sebelum menekan tombol click pada email yang bersangkutan. Dan walhasil, setelah menerawang keseluruhan isi email tersebut, keringat dinginku semakin menjadi… Who’s him? Ooh Yaa Rabb, aku tak mengenalnya ! dan kenapa mataku pertama kali tertuju pada kalimat :

Tinggi/Berat badan : (disensor atas dasar privasi. Xixi :p *pembenaran*)

That’s just intermeso, walaupun pada kenyataannya memang benar. Hahah.. aku kalah jauh tingginya. Apalagi beratnya. Hhi (maaf yah suamiku sayang :p). Dan tidak Cuma itu saja, Latar belakang kami benar-benar bagai langit dan bumi. Background aku dari Teknik, dia dari Kedokteran Gigi. Dia pecinta alam yang sangat sering naik gunung, sedang aku anak rumahan yang gak boleh pulang malam dan nginap diluar. Aku saudara perempuan satu-satunya, dia saudara laki-laki satu-satunya. Dan masih banyak lagi perbedaan diantara kami berdua, nah ! pertanyaannya, lalu mengapa  kami bisa saling mencinta? *ouuuuhh*  (/.\)

Ada dua pilihan ketika bertemu cinta
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu, aku memilih yang kedua
Agar cinta kita menjadi istana

Dan Maha Besar Allah atas segala kuasanya, pertemuan pertama aku dan suamiku di dunia maya yang tak ia ketahui  kala itu membawa kami melanjutkan prosesi ta’aruf kami. Tentunya disepanjang istikharah dan doa restu keluarga. :’)

Setelah pertemuan pertamaku dengannya di dunia maya menuai respon positif, barulah kami dipertemukan di dunia sesungguhnya. Aku memang bukan makhluk planet luar angkasa, tetapi waktu itu 5 desember 2012, ragaku sangat ingin terbang ke luar angkasa. Aku tak sanggup bertemu dengan jodohku untuk pertama kalinya. Rasanyaa hmmf, coba saja tanyakan  ke kakak yang menjodoh-jodoh-kanku dengannya? Bagaimana aku mencubit-i tubuhnya sepanjang jalan menemaniku menuju tempat kejadian perkara sore itu. Ooh Uztadzah, maafkan aku.. :p *ketawa jahat :p*

Dan pertemuan pertama ku dengan nya saat itu yang hanya berlangsung kurang lebih 30 menit dirumah seorang uztadzah ternyata belum menjawab seluruh pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku. Dan sesi ta’aruf pun terus berlangsung, ada lagi kejadian aneh bin unyu selama proses ta’aruf kami, suatu ketika, aku, ibu dan adikku diajak untuk mengikuti seminar bisnis travel haji umroh yang ia geluti sekarang disebuah hotel di makassar, saat itu suamiku yang menjadi salah satu pembicaranya, entah mengapa saat itu perasaanku rada-rada aneh saja. Dan ternyata benar, keanehan itu terjawab ketika salah seorang maestro, pembicara utama dalam seminar tersebut kemudian, memperkenalkanku ke seluruh hadirin(at) yang hadir di tempat itu. Oalaaahhh..mimpi apa aku semalam. Belum jadi istrinya beneran udah dikenalin ke hampir 100 orang yg ada dalam ruangan itu, gimana klo udah jadi istri yah? Haha...

Dan masih ada banyak skali kejadian Unyu’ lainnya yang terjadi disepanjang perjalanan taaruf kami selama kurang dari dua bulan, hingga akhirnya aku dilamar secara resmi, perjalanan kami begitu mulus, alhamdulillah Allah senantiasa menolong hambanya yang berniat baik dan aku betul-betul di buat takjub dengan rencanaNya yang begitu sempurna, hingga akhirnya tibalah masa itu, 24 februari 2013..



Kini berpadulah dua hati dalam mahligai cinta
Ikatan nan agung sempurna sebagian agama
Allah telah menghalalkanmumenjadi pendamping bagiku
Dan kau pun tlah mengikhlakanku menjadi pendampingmu
-NUANSA : Mahligai Cinta-

Aku dan Suamiku : Kami hari ini

Perkenalkan ! aku seorang istri. Istri dari seorang drg. Muhammad syafaat. Suamiku memanggilku dengan sebutan, ‘Dik’ ,  ‘Sayang’ , ‘Cinta’ dan ‘Cantik’ . Banyak bukan? Ini masih sebahagian saja panggilan cintanya padaku, ada banyak lagi panggilan lainnya yang terkadang membuatku sampai bingung menghafalkannya. (-.-“) dan kelak ketika kami nanti dikaruniai buah hati pertama dari pernikahan kami, aku ingin, dia memanggilku ‘Ummi’ :’)


Kami baru saja menikah, yap kami masih berstatus ‘botting paru’ alias ‘Pengantin baru’ , pernikahan kami baru memasuki usianya yang sebulan lebih beberapa hari. Aku menikah diusia yang masih tergolong cukup muda yaitu 22 tahun, sedangkan suamiku berusia 27 tahun. Banyak yang bilang perbedaan usia kami cukup ideal untuk sepasang suami istri, walaupun menurutku usia tak menjadi tolak ukur kebahagiaan seseorang. *nah, bener nggak?. Yang ajaibnya, ternyata diusia kami yang sekarang pun yang justru diluar sana orang-orang masih banyak yang betah nge-jomblo dan nge-single masih sering terlontar dari mulut kami, “Kalo tau kayak gini, kok baru sekarang yah nikahnya xixi :p” . ternyata emang bener kata Uzt. Salim A Fillah, klo berpacaran setelah nikah itu mantapnya subhanallah banget. Kita mau ngapa2in juga gak papa, toh itung-itungannya PAHALA semua, gak perlu bertakut-takut ria “Ber-GHODUL-BASHAR” bersama suami, gak perlu sungkan pegangan tangan, atau gak ada alasan sama skali untuk malu melingkarkan tangan 360derajat ke pinggang suami ketika dibonceng motor :’).



Back to the topic. Saat ini, aku masih setia dan sungguh menyenangi profesi baruku sebagai IBU Rumah Tangga tentunya sambil menggeluti bisnis baru bersama sang suami tercinta. Rencana melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana sepertinya harus kutunda dulu setahun kedepan, alasannya sederhana, aku telat daftarnya L #curhat. Aku juga tak bekerja, jadi, aktifitasku sehari hari praktis hanya di rumah, melakoni profesi baru ibu rumah tangga dan seorang istri, menemani suami syiar kemana-mana (kalo yang ini paling demen deh, bisa kompakan gitu sama suami,  suami yang jadi pembicara, aku dah MC nya. Mantap kan?), selain itu, tentunya tak lupa sebagahagian waktuku kuhabiskan untuk terus menebar kebaikan dimana-mana, menimba ilmu sebanyak-banyaknya, menjalankan agenda dakwah yang menjadi salah satu visi-misi kami sebelum nikah dan menyalurkan hobi menulisku di waktu senggang. Dan sisanya? aku habiskan buat pacaran dengan suamiku tentunya, hihi :P. Menyenangkan sekali bukan?
           
Dan kuperkenalkan suamiku, Aku lebih sering memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’ dan ‘cinta’ jika bercerita pada orang, aku  menyebutnya ‘abangku’, ‘kandaku’, ‘pacarku’. Tapi aku tetap berharap setahun kemudian InsyaAllah aku telah memanggilnya dengan sebutan spesial ‘Abi’.  Seorang pemuda romantis yang kini tlah berstatus suami seorang Nur Awaliah Yusran.

Suamiku sosok pria yang sederhana. Tapi ia betul betul luar biasa. seorang dokter gigi yang kini sedang merintis klinik bersama teman-teman di makassar, pria yang paling santun dan penyayang  yang pernah kutemui, makhluk paling GOKIL Seantero jagad raya, pencipta lagu paling handal (apalagi lagu malaysia), SEFT-ER PROFESIONAL, seorang hypnotist dan hypnoterapist yang selalu berhasil membuatku memasuki alam bawah sadar. Profesional LIP-Sing, Pria paaaaaling Romantis, rendah hati dan senang berbagi, Pembelajar dan pembaca akut serta manusia paling POSITIV yang ada di muka bumi ini. Spesialis  ucapan “MAAFKANka’” dan “Terimakasih sayang” . Oh yah satu lagi, suamiku paling suka kalo aku nyeletuk bilang ‘Peraih Reward TERMUDA dan TERCEPAT’ *nah !

Itulah beliau dengan se-abrek keluar-biasaannya. Hari-harinya ia isi dengan bekerja sambil berdakwah, syiar kemana-mana sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang suami.  Jam kerja tak menentu, tapi sibuknya bukan main. That’s a simple life. Ia menikmatinya, akupun seperti itu, toh kami berjuang bersama dan menikmatinya bersama. (Ia kan sayang?)

And that’s we are.  Berkomitmen membentuk tim solid yang diresmikan oleh institusi bernama pernikahan. Kami bahagia menikah karena ternyata menikah itu memang benar-benar menyenangkan. Bukan menakutkan apalagi menyakitkan. Semua yang kami lakukan dilipatgandakan pahalanya, gimana gak senang coba? Bisa dibayangkan bagaimana serunya kami menyempurnakan ‘separuh’ lagi agama kami bersama, menyatukan visi misi kami untuk membangun keluarga Qur’ani,re-manage our  life mapping (tentunya sebelum dan setelah menikah ada perubahan bukan?) and i’m not alone anymore, ada cintaku menemani. Hmmf, Rasanya, sesuatu :’).

Dan sebagai penutup, aku persembahkan sebuah puisi kecil buat yang terkasih suamiku...




Pacaran kita, Meniup Kuncup Cinta...

Bagi mereka yang mengupayakan cinta
Hanya ada iklim hangat dan iklim sejuk
Meski ada goa aurora dan pelangi khatulistiwa

Bagi mereka yang mengupayakan cinta
Setiap musim membagi cindera mata
Kristal salju, kuntum bunga, pasir pantai serasa hangat
Juga payung dan layang-layang

Bagi mereka yang mengupayakan cinta ditiap cuaca
Cerah berbagi harapan, awan bersulam rahmat,
Hujan menyanyi rejeki, badai mengeratkan peluk,
Dan tiba-tiba surga mengetuk pintu rumah

-Bahagianya Merayakan Cinta-

Gimana, tertarik mengikuti jejak kami? nikah yuk :’)

Bumi Allah, Makassar
Yang sedang rindu ditinggal suami :'(
15 April 2013                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

-Blog Of Friendship-

Photobucket

Followers