Bismillah,
Setelah mengutak atik beberapa file lama di laptop, kutemukanlah 2 buah peninggalan sejarah yang dibuat oleh dua orang yang berbeda..
2 orang kakak adik beda bapak dan ibu. hhe...
Dan ku sebut ini surat cinta, NO ! More than just a love letter (ʃƪ´з`)..
2 orang sahabat sekaligus sodara sehidup dan serumah selama kurang lebih 5 bulan...
*Maaf sebelumnya, begitu terharu dan lucunya surat ini, izinkanku menyimpannya tidak hanya dalam memori otakku dan setumpuk file dalam laptopku, hhi...(gak papa kan yah...kak Madi, Iqra, ku posting disini???)
Let's check it out...
#Surat Cinta Pertama
oleh : k'Madi..
Mentari terbit diufuk
timur,
Menandakan hari telah
berganti,
Angin timur berhembus
masuk memecah pagi,
Sunyi senyap sirna
tatkala kumendengar suara kesibukan dari luar ruangan. Ini adalah kesibukan
para anak Coops yang bersiap-siap menuju kantor. Andika, Velahyati dan jeany
kini bersiap mengumpulkan tenaga, memusatkan fikiran tuk menuju HROD sementara
itu Iqra dan Relin telah menunggu jemputan selanjutnya.
Berikutnya giliran
Dewa dan Susan yang menuju PS dan gelombang terakhir adalah Hartati, Cha,
Dilla, Bagus, Anjun,Awa, Mili dan aku. Ini adalah kegiatan kami di tiap pagi dan
akan selalu seperti ini hingga bulan habis dimakan waktu.
Ku Ingat bagaimana
aku menawarkan diri menjadi calon Coopers,
Pada kaki yang rapuh,
hari pertamaku di semester itu. Dengan
tangan kurus ini aku menuliskan kisahku di selembar kertas. Berisi Nama dan
biodata yg lain, orang-orang menyebutnya CV.
Kaki ini membawaku ke
Lat.2 Facultas Teknik - UH.
Menyusuri Lorong kelabu,
tak satupun orang kala itu.
Tanganku membuka
sebuah pintu,
Tiba – tiba Seorang
wanita menghampiriku, Rani namanya…
Kuserahkan kisah ini
dengan senyum termanisku kepadanya
walau ku tahu itu
hanya sia-sia belaka,
Tapi hati ini tetap
berharap kebaikan datang menghampiri.
Entah
apa yang merasukiku,
Entah
apa yang ada dikepalaku dan
Entah
apa pula sebenarnya yang saya cari.
Aku
tak tahu jiwa ini menginginkan apa ?.
Mengapa
diri ini harus ikut serta dalam seleksi Coops….
Tuhan,
jalan apa yang kau pilihkan padaaku…?
Sudah
5 tahun aku berkelana dikampus bodoh ini,
Berusaha
Mencari mozaik-mozaik kehidupanku, entah dimana Tuhan meletakkannya.
Diri
ini ibarat puzzle kehidupan yang mana tiap potongnya harus aku cari, setiap
serpihan harus aku temukan hingga aku tahu apa arti dari keberadaanku dibumi
ini.
170
sks aku tamatkan dalam waktu tiga setengah tahun, Ini semua karna rasa iriku
dan rasa gengsi seorang pria yang tak ingin kalah dari seorang wanita (Awaliah Wulan namanya). Targetku adalah
mengalahkannya, disetiap ujian bukan nilai A
yang kucari tapi bagaimana caranya agar nilaiku melebihi dirinya. Jika
ia mengambil 22 sks maka diri ini akan mengambil 24 sks dan apabila ia
mengambil 24 sks maka diri ini akan diceramahi, ditegur, dimarahi, dicaci, dimaki
serta ditertawai karna mengambil 26 sks yang pada akhirnya harus menghilangkan
4 sks atau 2 sks.
Disetiap
hasil ujian aku mampu menempatkan namaku diatas namaya karna ku tak sudi
melihat namaku dibawahnnya walaupun pada akhirnya aku kalah jua darinya, ia
lulus lebih cepat dariku sedang diri ini masih berada di tanah soroako dan
masih berstatus mahasiswa walau kuliahku telah habis sejak 2 tahun silam.
Masih hangat
diingatanku,
Diruang tunggu kantor
Inco,
Ku duduk terpaku dengan
tangan yang dingin,
Jantung ini berdetak
lebih kencang dari biasanya,
Seakan kematian itu
menghampiri.
Kali ini kulihat seorang
wanita yang berusaha menyelimuti ketegangannya dengan sebuah senyuman, canda
gurau dan beberapa kisah yang menggelitik perut membuatku lupa dengan apa yang akan
aku kerjakan dan apa yang akan kuhadapi di tempat itu.
Pada akhirnya kutahu
nama dari gadis itu, “Andi Triska – cha
– Muliana”. Wanita dengan ambisi besar ingin menjadi seorang “wanita karir”
walau pada dasarnya dia belum mengerti makna dari wanita karir itu tapi aku
salut dengan semangatnya yang membara. Dia juga adalah seorang penggila sepatu yang
luar biasa walau aku tak paham jenis sepatu apa yang ia senangi. Namun satu hal
yang aku tak mengerti, mengapa ia selalu menoleh kepadaku tatkala ia melihat
pria yang menurutnya tampan…?
Ia adalah sosok wanita yang ceria ....
Pagi itu kami
berkumpul di halte bus bersama para kontraktor and beberapa karyawan inco,
kumelihat wajah yang telah lama ku tak pernah lihat, wajah yang hilang beberapa
waktu lalu, wajah seorang iqra aswad dan sang wanita karir Andi Triska namun
kini wajah itu Nampak berbeda, senyum diwajahnya melekat erat tak kunjung padam
serasa penderitaan telah hilang terhapus bahagia.
Wanita karir ini
membawa perubahan yang luar biasa ia mampu merasuki dan menghipnotis teman
singkarak 4-nya, mereka terpengaruh rayuan gombal dari sang wanita karir, susan
, dewa dan jeany adalah korban nyata dari kebodohan itu.
Sebuah handphone
touch screen keluar dari tiap saku mereka, berwarna hitam kecuali milik si
wanita karir yang berwarna putih. Handphone itu tak henti-hentinya mereka
pegang dan tak jemu-jemunya mereka memandanginya, wajah mereka laksana mawar
yang baru mekar.
------------------------------
Soroako, ku tak
pernah berharap datang tuk kedua kalinya
Namun nasib berkata
lain, ku kembali tapi dengan amanah yang
berbeda…
Status Coops melekat
di dada, selaksa kebahagian datang bersemayam di kalbu,
Entah bagaimana
menggambarkan kebahagian dari senyum yang tersirat…
Tak dapat kupercaya
pria seperti saya, pria yang tak memiliki apa-apa, pria yang tak punya sesuatu
yang dapat dibanggakan bisa ikut serta dalam episode kali ini. Rasa syukur tak
terkira memenuhi alam raya ini.
Hari itu sabtu, 19
Maret 2011 aku catat nama mereka sesuai dengan abjad dibuku harianku agar aku
dapat melihatnya, membacanya dan berusaha melafaskan nama-nama mereka dan
sesekali aku menoleh ke jendela sambil membayangkan raut wajah dari tiap
nama-nama itu. Nama dari orang-orang yang terpilih dan dianugerahi bakat yang
luar biasa, kecerdasan yang melimpah serta ego yang rupawan, merekalah yang
menemaniku tuk melalui hari demi hari di tempat ini. Hanya satu wajah yang
selalu hadir membayangi, hanya satu wajah yang slalu datang disetiap mimpiku
dan hanya satu wajah yang slalu menjadi pengobat rindu namun aku belum tahu
siapakah namannya ?
Nur Awaliah Yusran,
Nama inilah yang aku
tulis dalam memori pikiranku setelah andi triska, dia seorang wanita yang
berkrakter ke-ibuan, smart, penuh cinta kasih dan peduli terhadap kami namun sayang ia tidak cukup tinggi tapi
itu bukanlah sebuah masalah dan dibelakangan aku tahu bahwa IPK-nya 3,7 . suatu
bukti jikalau dia adalah wanita yang cerdas…
Aku masih ingat kala
itu ia terbangun dari tidurnya yang lelap, bangkit dari kelelahan yang menjalar
diseluruh tubuhnya hanya untuk melakukan satu hal, sesuatu yang bermakna bagi
kami, sesuatu yang teramat penting bagiku, ia akan membuatkan nasi goreng,
tiada lain dan tak bukan hanya untuk sarapan kami.
Dan satu hal yang tak
akan pernah kulupa dari dirinya “pedis ki kak ?”…
Masakan awa tak
diragukan lagi, ia tahu betul komposisi dari tiap masakan itu tampa harus
mengukurnya, sungguh ia benar-benar piawai dalam urusan masak aku dibuat takjub
olehnya.
Berita gembira
hinggap di atap sumba 4, sebuah kabar yang dinanti oleh ratusan orang kini tiba
ketelingaku, sungguh burung dara telah datang membawa kabar bahagia itu menyejukkan
hati sang ibunda tersayang Nur awaliah Yusran dan adinda tersayang Masarrang
Efraim, beasiswa yang di nanti-nanti itu kini ia raih juga dan jangan kau Tanya
padaku berapa besar jumlahnya karna tangan ini tak mampu tuk menghitungnya,
jangan kau Tanya berapa besar nominalnya karna digitnya tak mampu terdeteksi
oleh mata namun tak setetes pun yang singgah di tenggorokanku ….
Hari itu ia pulang ke
rumah lamanya , rumah kediaman orang tuanya membawa kabar gembira tuk ibunda
tersayang. Patung Ayam dengan keluarganya berdiri tegak perkasa menjemput
kedatangan sang penerima beasiswa , seribu ucapan selamat dari sang ayam
tertuju padanya berharap si ayam dan keluarganya dipindahkan ke depan monument
mandala.
Ia telah pulang dari
perjalanan panjang, wajahnya yang teduh dan senyumnya yang lebar tatkala ia
berada di depan pintu rumah masih melekat menandakan kegembiraan tetap terasa
pada dirinya. Jilbabnya telah berubah, ia kini terlihat lebih stylis dan lebih
anggun. Entah dimana ia belajar menyusun kain-kain itu dan membentuk suatu pola
jilbab yang sesuai dengan wajahnya, sungguh ia kini lebih mirip seorang wanita
yang aku sebut “Wanita Berkerudung Sorban”.
-------------------------------------------------
Dewanti Chucu Chicha
Entah bagaimana asal
muasal nama ini ?
Mengapa mesti cucu ?
Dan mengapa mesti
chica ?
Hanya dia yang tahu
dan ia bangga dengan nama ini.
Dewa adalah orang
ketiga yang mengisi deretan nama di dalam memori pikiranku,
Ia seorang wanita
yang teduh, lugu, sopan dan sedikit humoris namun agak aneh.
Wajahnya yang polos
menggambarkan begitu banyak cinta kasih yang ia miliki untuk orang2 yang dia
cintai, senyumnya yang manis memekarkan bunga-bunga yang layu di taman hati dan
tutur katanya menyirami perasaan yang tandus akan kesejukan hingga kupu-kupu
jiwa tak kuasa menahan harumnya kasih…
13 Mei 2011,
Tanggal ini kucatat
dalam buku harianku agar aku tak lupa akan hari itu, Hari yang begitu berarti,
tanggal dimana ia menangis tuk pertama kalinya, tanggal dimana ia dilahirkan.
Ku berkeliling kota
soroako sore itu mencari sesuatu yang aku pun tak tahu apa yang aku cari, aku
hanya ingin menemukan sesuatu untuk hari terpenting bagi seorang Dewanti. Ku
terus menyusuri jalan demi jalan sambil melirik kiri-kanan berharap menemukan
sesuatu yang special tapi tak satu pun yang meggugah jiwa.
Letih kini tubuh ini,
angin malam pun telah masuk ke dada. Hari ini cukup sampai disini dan akan
kulanjutkan pencarian itu esok hari. Selama seminggu diri ini berkeliling tak
jelas, tak tahu arah dan selama seminggu itu pula kutunggangi SupraX menuju
pasar magani – pasar F – wondula and kembali ke rumah namun tak membuahkan
hasil.
Tiga hari menjelang
hari H, ku belum menemukan sesuatu buat dewa. Ku peras kepala ini tuk berfikir,
dalam hati kecewa marajut “kota apakah ini, tak satu pun yang aku temukan”. Aku
mampir di suatu warung makan dipersimpangan jalan, seorang pria bertubuh besar
dengan baju kerja melekat di badannya bertuliskan “United Tractors” duduk disampingku. Seyum terlempar dari wajahnya
dan kubalas dengan senyum terbaikku, ia memperkenalkan namanya dan ia lanjut
dengan sebuah kisah perjuangan bagaimana ia bisa sampai di tempat ini. Diakhir
kisah ia bertanya padaku : ”dari mana dek
?”, spontan ku teringat akan masalahku, maka aku menjawab pertanyaan bapak
itu dengan sebuah pertanyaan juga : ” Bapak
tahu ndak tempat beli kado ?”,
kini bapak itu memberikan pertanyaan lagi : “ kado buat apa ?“, maka kuceritakan masalahku padanya. Bapak itu
menoleh keluar, kemudian membalikkan wajahnya padaku dan berkata : ” kalau tempat jualan kado sih saya ndak tahu
tapi klo tepat pesan kue buat acara ultah-an mungkin saya tahu, cuman satu hal
jangan banyangkan kue disini sama dengan yang di makassar“, tampa pikir
panjang lagi aku minta alamatnya dan setelah makan diwarung ku pacu si Supra-X
namun yang mebuatku sedikit tersenyum bahwa AKU DITRAKTIR, klo tau begini saya
makan banyak tadi !
“salah lagi…..salah
lagi, kali ini ndak salah kok”.
Hari itu hampir tiba,
milad dari Dewanti cucu chica. Handphoneku berdering, ternyata dari toko kue
yang mengkonfirmasi kapan kuenya dapat diambil. Ku ceritakan kepada pasukan
sumba dan merekalah yang mengatur konsepnya, terserah mereka yang penting
anganku telah kucapai. Malam itu adalah malam dimana dewa menjadi kelinci
percobaan dari ramuan triska, seluruh sumba terbangun, seluruh sumba tersenyum
dan seluruh sumba mengucap selamat buat dia si Dewanti cucu chica….
Ia begitu polos sakin
polosnya hal ini membawa bencana baginya, dibully
adalah sebutan yang pantas untuk bencana itu, hingga suatu saat air mata itu
tumpah jua membasahi pipinya yang elok, hati ini haru melihatnya seakan benteng
kesabaran hancur oleh ombak kemarahan, sejenak kutenangkan pikiran sebuah
kalimat terlintas di hati seraya berkata “kesabaran itu tak bertepi…..”.
Kalimat inilah yang kukatakan padanya kala itu.
Dan Satu hal yang aku
ingat dari dirinya “LOE - GUE - END”
Jum’at , 1 july 2011
dengan kemalasan melanda batin kuniatkan diriku tuk pulang ke tempat teduhnya
hati, bersama anjun kulewati sepinya jalan, angin dingin yang berhembus menusuk
dada tak jua reda, sepeda motor kupacu
lebih cepat berharap penderitaan ini segera sirna.
Matahari telah hampir
tidur berharap kesejukan datang melanda, dua orang wanita telah datang dengan
kereta CT berwarna silver, kini sosok seorang wanita teduh itu menampakkan
wajahnya, yah memang benar dia adalah dewa dan teman kamarnya. Dia laksana hero
yang membawa kedamaian dalam perang badar yang bergejolak dijiwa sungguh
kedamaian itu datang merasuk ke jiwa.
Tuhan mengingingkan
kami menikmati keindahan malam. Hari itu dewa lupa keberadaan kunci rumah, Ia
tak ingat dimana menaruh kunci itu. Kami tak dapat berbuat banyak, pintu rumah
tak akan terbuka dengan sendirinnya karena kasian melihat kondisi kami maka
kami pasrahkan tuk menunggu… menunggu sang pemegang kunci datang.
Kami duduk dibibir
jalan sambil bercanda gurau, melepas resah didada dengan penuh tawa hingga
rembulan iri pada kami.
Namun sungguh ku
telah lalai, niatku menggapai senyumnya tapi air mata yang kudapat , sungguh
ini adalah kesalahanku, kesalahan yang tak pernah aku sangka, kesalahan yang
tak pernah aku duga. Malam itu ku membuat senyum manisnya sirna dari wajahnya,
ini membuatku harus bersabar tuk melihat senyum itu lagi atau boleh jadi kutak
kan pernah melihatnya lagi.
Entah bagaimana harus
menebus kesalahan ini, entah bagaimana lagi mengobati hatinya yang tlah
terluka… Kuhanya diam menutup rumah kalbuku rapat-rapat menunggu datangnya
belas-kasih darinya. Namun belas kasih itu tak kunjung tiba.
Aku tak tahu harus
bagaimana bersikap jika bertemu dengannya, ku ingin menyapanya tapi aku takut
ia akan terluka oleh kata-kata yang keluar dari mulut ini, jadi ku batalkan
niatku tuk menyapanya. Ku hanya diam tertunduk jika dihadapannya, aku menyahut
jika ia sapa, menjawab jika ia bertanya, bergerak jika ia pinta selebihnya aku
diam seribu bahasa berusaha bersikap hati-hati jangan sampai kulakukan hal yang
buruk lagi.
Ku tak lagi
menyapanya seperti dulu kala, walau berpapasan mulutku diam dalam kesalahan
hanya mata ini yang berusaha tuk menyapa namun ia hanya menunduk dalam
kemarahannya padaku. Perasaan bersalah ini menghantuiku, tak kunjung reda walau
tuk sesaat dan hati ini malu tuk bertemu muka. Ku putuskan untuk tak tinggal di
tempat teduhnya jiwa berharap kebencian akan sirna seiring hilangnya aku dan
apabila waktuku telah habis ku berharap ia akan memaafkanku hingga aku dapat
pulang dengan hati yang tenang.
Dewanti, ketika kau
membaca tulisan ini seribu ucapan maaf tersirat dari kata demi kata. Setiap
kalimat adalah hembusan maaf dari ku yang tiap hari aku panjatkan agar kiranya engkau
mendengar jeritan hati yang berlumur dosa.
------------------------------------
Iqra Aswad
Iqra = bacalah…
Sebuah ayat dalam
Kitab Suci Al Qur’an yang diambil pada surah “Al Alaq” yang
mencerminkan kepandaian, ke uletan, semangat yang tinggi, ilmu pengetahuan dan
sebuah hidayah. Betapa luar biasa dirinya yang bisa menyandang nama ini.
“iqra” nama yang aku
ingat setelah Dewanti, karakternya yang lucu disertai tingkahnya yang kocak
membuatku lebih akrab tapi Jangan kau bayangkan orang ini seperti keagungan
namanya karna iqra bukanlah orang yang berjenggot, memakai kopiah, memakai gamis, isbal dan
tasbih ditangannya tapi iqra adalah pria yang sederhana, cuek dan wajahnya
lebih mirip seorang Enstein jika ia mengenakan kacamatanya.
Entah bagaimana pola
pikir pria ini aku juga terkadang dibuatnya kebingungan, Ia hanya memiliki 2 kemeja, 2 baju kaos, 2 celana panjang, 1
celana pendek, 2 underwears dan sepasang sepatu. Bagaimana ia mengatur
pakaiannya dalam waktu yang lama ataukah mungkin ia telah membuatkan jadwal ?
ahhhh.. itu urusan iqra.
Walaupun ia kocak tidak
berarti ia tidak bisa marah, ia pernah marah padaku karna aku menertawainya.
Saat itu iqra sedang focus dengan laptopnya entah apa yang ia kerjakan
tiba-tiba Tom Raymond (konsultan IT) datang menghampirinya, sejenak iqra
bangun dari lamunannya, segala yang ada dikepalanya bersih tersapu oleh
kekagetan. Mr. Raymond menghujaninya dengan bahasa yang ia tak mengerti, iqra
hanya terdiam, menganga, ia tak mampu berkata-kata, dia hanya berusaha untuk
mengerti apa yang ia dengar…. Semakin ia paksakan semakin ia tak mengerti , ia
hanya mampu mengangguk dan berkata “yah” dan “yes”.
Wajahnya yang
kebingungan membentuk pola keanehan yang memaksaku tak dapat menahan tawa
hingga tawa itu keluar diiringi tawa dari Mr. Raymond, aku tak pernah tahu klo
ini akan membuatnya marah tapi untung ia bukanlah seorang yang senang memendam
kemarahannya tapi ia orang yang mudah lupa akan sesuatu termasuk lupa akan
marahnya padaku… ( maaf bro).
Diam-diam iqra
memiliki hoby photografi, rasa itu ia pendam dalam-dalam, ia kubur dalam sanubarinnya
karna ia tahu hasrat itu tak kan tersampaikan namun nasib berkata lain kini ia
mampu membeli sebuah kamera, kamera yang ia idam-idamkan sejak dulu dan kamera
yang ia banggakan sebagai jerih payah-nya sendiri/hasil keringatnya sendiri dan
kamera Nikon D3100 menjadi tambatan hatinya. “aku hanya ingin memotret benda mati, seperti pemandangan dan hewan”, kata
iqra padaku. Iqra mengelompokkan pemandangan dan hewan dalam satu golongan
yaitu benda mati, suatu teori yang sacral dan luar biasa hingga Archimedes dan Newton
tak akan mengerti Medan magnet yang bereduksi di pikiran iqra. Energi mekanik dari pola pikir iqra tak terbendung oleh
friksi, Energi potensial pada diri iqra tak terpengaruh oleh tetapan gaya,
bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan dari teory
seorang Iqra aswad.
Iqra datang dengan
potongan rambut yang baru, ia begitu gagah jika engkau bandingkan dengan iqra
yang sebelumnya maka kau tak akan mengenalinya. Wajahnya mempesona menarik hati
para wanita, sekilas ia begitu beribawah namun wibawah itu akan sirna tatkala
tawa melandanya, tawanya yang menggetarkan telinga merusak segala pesona yang
ia bawa namun dibalik itu semua ia adalah pria yang baik.
Iqra duduk sambil
memandang ke bawah entah apa yang ia pikir, tangannya memegang tas kusut itu
melindungi sepatu barunya dari guyatan debu, aku melihat kata “SPECS” yang melekat pada sepatu itu,
senyum manis terukir di wajahku akhirnya anak ini mengganti sepatu bututnya.
Aku tidak ingin
melanjutkan kisah tentang iqra karna aku takut kisah ini tak ada ujungnya.
Maka kisah iqra cukup
sampai disini. :p
IQRA itu cerdas namun diselimuti
kebodohan…
Susanti Tulak
Susanti Tulak adalah
teman sekamar dewa, kau akan sulit melihat wajahnya laksana gerhana yang tak
selalu datang disaat kau inginkan. Ketika angin sore berhembus dan matahari ada
diufuk barat ia akan kembali ke singgasananya melepas seluruh kelelahan yang
menyelimuti raga. Lampu kamar akan padam serta merta hening yang terdengar
ditelinga, sesekali lagu Sheila on 7 keluar dari kamar itu.
Dia seorang wanita
kristiani yang taat, Tuhan bersemayam dihatinya menuntun kearah yang ia
inginkan, di tangannya tak akan pernah jauh dari kitab sucinya dan Ia akan
menuliskan firman Tuhan_nya itu di buku harian, ketika hendak memulai makan ia
akan menutup kedua mata dan menundukkan kepalanya dalam hati ia berdoa mengucap
syukur kepada sang Pencipta dan aku belajar dari dirinya bagaimana bersyukur
itu.
Matanya begitu berat
tuk terbuka, Susan masih asik terbuai dalam mimpi-mimpi indahnya dan Ia akan
tebangun oleh alarm teman kamarnya, segala mimpi sirna seketika membawanya
kembali ke alam nyata. Entah mengapa wanita ini sangat mudah untuk tidur,
dimana pun ia meletakkan kepala seketika kelopak mata akan tertutup dan Ia akan
kembali berada di dunia khayalannya, sungguh tak sedikitpun masalah melekat
dipikirannya.
Awa sedang asik
meracik sebuah masakan dengan konsep yang ada dalam pikirannya, awa menyusunnya
serapi mungkin hingga tangannya mengerti mana yang mesti ia kerjakan lebih
dahulu, susan datang menghampiri walau sekedar bertanya, segera mungkin ia
mengambil beberapa sayuran dan membawanya ke meja makan. Ia akan memotog
wortel, mengiris sawi atau mengelolah sayur-sayuran yang lain karna hanya
inilah yang dapat ia kerjakan, susan tidaklah pandai dalam urusan dapur tapi ia
senang dalam urusan pasar, tangannya
yang besar tak lihai memainkan wajan, ia hanya tahu mengelolah telur dan telur
pula yang akan ia buat sebagai bekal di kantor.
Aku melihatnya di
tempat ini dan aku mengenalnya ditempat ini pula walau wajahnya begitu dekat
denganku tapi mulut ini tak mampu mengeluarkan sepatah kata sungguh aku tak
seakrab dengan penduduk sumba yang lain (ex. Singkarak) , ada tembok besar yang
menjulang tinggi membatasiku yang ia bangun dengan pondasi kebencian dan
dindingnya ia dirikan dengan sejuta emosi, dinding itu begitu kokoh berdiri, mendekat pun
ku tak mampu tak ada daya walau segala upaya tlah kukerahkan.
Sesekali aku ingin
mengetuk hanya tuk mengucap sejuta maaf
tapi ia tak menaruh pintu disana, ada begitu banyak ranjau yang ia tanam
di sekitar hatinya hingga aku tak berani melangkahkan kaki walau hanya
sejengkal karna seketika waktu ku salah melangkah ranjau itu akan meledak dan
menelanku hingga tamat, tak ada yang dapat kulakukan ku hanya mampu berdiri di
ujung batas wilayah hati sambil menatap tembok besarnya itu seraya berkata “akankah
tembok itu runtuh ?” dan berharap ada jalan lain yang dapat membawaku bertemu
dengan dirinya walau hanya sekedar tuk mengucapkan maaf.
Malaikat kecil selalu
melekat disampingnya dan selalu menyertainya dimana pun ia berada. Saat semua
telah terjadi, saat tak ada ramuan tuk mengobat hati malaikat kecil ini slalu
datang memberikan kesejukan, ia akan bercerita tentang bintang yang hanya bisa
kau lihat dari kejauhan namun tak dapat kau genggam, ditelingaku ia berbisik “lihatlah bintang itu, ia begitu indah tuk
dipandang nimatilah kemilaunya, rasakan kasih yang ia pancarkan walau kau tak
dapat menaruhnya ditelapak tanganmu tapi ia akan selalu ada diatas sana,
tatkala kau ingin melihatnya kau hanya cukup memandang ke langit tapi jangan
kau cari ia saat langit berwarna biru dan jangan pula kau mencarinya saat kilat
meyambar karna kau tidak akan menemukannya”. Padanyalah kuceritakan seluruh
keluh kesahku dan ia akan memberikan semangat yang membara disetiap ujian yang
datang walau aku tak mengerti bagaimana tuk bersikap.
Di ruang makan itu Ia
duduk dihadapanku, tak sedikit pun kata untukku yang keluar dari mulutnya.
Matanya tak menoleh padaku, selaksa kebencian yang ia tanam kini telah tumbuh
subur dan berakar dihatinya menutup segala pintu maaf untukku. Senyumnya yang
elok tak dapat lagi ku nikmati, kawat gigi yang menghiasi senyum itu kini tak
dapat lagi ku lihat. Bayang- bayangku hanya selalu datang menghantuinya, rasa resah
seketika timbul di dada ketika sosok diriku berada di sekitarnya. Ia hanya
mampu mengungkapkan lewat bahasa tubuh yang begitu jelas terbaca oleh mata
seakan hujan yang tak diharapkan tuk jatuh membasahi bumi. Aku tak pernah ingin
menanam dendam dihati kalian yang pada akhirnya berbuah kebencian, jikalau aku
dapat menebangnya maka akan kutebang pohon itu, kucabuti akar-akarnya hingga
tak ada yang tersisah namun tak sedikit pun aku mampu tuk melakukannya.
Satu hal yang paling
kuingat dari wanita ini : “kaos kaki biru tipis yang ia belikan untukku”.
“Hati
wanita adalah lautan kasih tapi terkadang wanita itu tak berperasaan….”
Andi Juniawan
Aku terbangun dari
tempat duduk yang empuk, kulihat disebelah kiriku andika masih tidur terlelap
dan kupalingkan wajahku kesisi sebelah kanan, 2 orang wanita masih tertidur
pulas dengan bantal kecilnya di tangan, salah seorang dari mereka menutupi
tubuhnya dengan selimut yang hangat dan wanita yang satu masih tetap nyaman
dengan jaket pink yang melekat dibadannya. Entah aku benar atau salah tapi aku
melihatnya sedang tertidur.
Bus ini tetap melaju
menyusuri kota malili dalam hatiku bertanya kapankah bus ini berhenti? Badan
ini tak kuat untuk duduk lebih dari 12 jam perjalanan, ingin rasanya ku teriak
“pak, hentikan bus ini…” tapi ku urunkan niat itu karna rasa malu mengalahkan
rasa sakit ini.
Jum’at , 18 Maret
2011
Akhirnya ku
menginjakkan kakiku di tanah soroako untuk yang kedua kalinya, rasa haru,
gembira, bangga bercampur menjadi satu entah bagaimana ku menjelaskannya.
Inilah kami Coops OneVale, Coops yang menjadi tumbal demi kelancaran proyek
karna kami tak tahu bahwa kami akan dijadikan pekerja rodi, bekerja dibawah
tekanan, bekerja dalam over time dan yang pastinya dibayar murah !!!, inilah
kesalahanku karna ku bangga dalam kebodohan.
Kami bertujuh
ditempatkan dirumah kumuh yang tak berpenghuni tepatnya di singkarak 3,
terdapat 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Andika, bagus dan iqra menempati
kamar terluas disudut kiri. Relin di kamar sebelah kanan. Anjun dan aku berada
di kamar tepat depan toilet. Efraim lebih memilih tidur di sofa bersama
adik-adiknya. Dari sinilah ku mengenal anjun ( andi Juniawan ), satu kamar dengannya
membuatku tahu bagaimana karakter anak yang satu ini.
Dingin melanda,
sekujur tubuhku tertutup selimut tebal begitu pula dengan anjun. Diluar begitu
sepi hanya suara jangkrik yang terdengar mendendangkan nyanyian musical classic
mengingatkanku akan lagu “sound of music”,
anjun menyebut namaku, Suaranya yang bass memecah sunyi, sejenak ku
terdiam berusaha menemukan keeping-keping khayalanku namun hanya wajah anjun
yang kutemukan seketika itu ku menjawabnya. Ia mulai bercerita tentang
kehidupannya, tentang kenangan terindah dimasa lampau yang masih tersimpan rapi
dalam benaknya, cerita yang ingin ia luapkan namun kepada siapa dan akulah
pilihan hatinya tempat ia menaruh cerita indahnya itu.
Ia adalah anak bungsu
dari keluarganya, Tuhan menciptakannya sebagai penutup dari para saudaranya dan
membuatnya paham akan arti kehidupan. Ayahnya yang berwatak agak keras yang
mengajarkan anak-anaknya tuk belajar mandiri dan ibunya yang lemah lembut mengajarkan
bagaimana cara mencintai dengan tulus dan menyayangi dengan ikhlas. Kuteringat
ketika ia bercerita tentang bagaimana ayahnya mengajarnya berenang, ayahnya
membawanya ke pantai, memberikan informasi mengenai posisi kaki, gerak tubuh
dan yang terpenting adalah kemau-an.
Anjun dipegang oleh
ayahnya, ini pertama kalinya ia merasakan ombak yang mendorong tubuhnya ia
merasakan dinginnya air yang masuk ke tiap pori-pori tubuh. Ia hentakkan kaki
tak ada dasar yang ia rasakan, hati kecilnya berkata “Tuhan, jika engkau tak
memberi kemudahan maka sungguh laut-Mu akan menenggelamkanku, mudahkanlah
tubuhku tuk bercengkrama dengan laut-Mu agar aku bisa bersyukur akan segala
nikmat yang kau berikan ”, seketika ketakutan mengerumuni kakinya, merasuk ke
jiwa dan menggagu pikirannya hanya satu hal yang ia ingat dari ayahnya kala
itu, dipikirannya terasa sangat jelas terdengar : “goyangkan kakimu, ikuti irama ombaknya, jangan kau paksa dan jangan kau
lawan bergeraklah selaras dengan dirinya”.
Anjun masih tetap
melakukan apa yang ia ingat , ia masih dapat mearasakan genggaman ayahnya namun
itu tidaklah lama karna ayahnya melepaskan tangan itu dari anaknya dan
membiarkan anjun mengadu nasib dengan laut. Anjun berusah bertahan hidup, ia
kerahkan seluruh tenaga tuk dapat membuat kepalanya tetap diatas. Ia hentakkan
kakinya sekuat tenaga namun laut seakan menariknya kebawah, ia lakukan segala
cara namun letih telah datang. Kaki dan tangannya tak mampu berbuat apa-apa, ia
pasrahkan dirinya ditelan oleh laut. Ayahnya menarik anak bungsunya itu dan
berkata “jangan cengeng, kau itu seorang
laki-laki, jangan menyerah begitu mudah. Laut ini tak akan tunduk jika kau tak
menaklukkannya.”
Hartati memanggil
anjun dari luar ruangan, suaranya terasa jelas ditelingaku laksana adzan shubuh
yang sedang berkumandang membangunkan aku dari kematian yang sesaat. Anjun
terbangun dan mengetuk pintu kamarku dalam sepinya subuh ia meyebut namaku “ kak bangun, ayo sholat shubuh “, tubuhku
terasa berat tuk diangkat namun harus kupaksakan karna ini adalah panggilan
Ilahi. Ku sapuh wajah ini dengan air wudhu sambil memohon ridho dari yang
Kuasa, kulangkahkan kaki ku menuju ruang sholat, kulihat anjun melaksanakan
sholat sunnah 2 rakaat sebelum shubuh dan tati duduk di sofa dengan pandangan
yang sayu mengarah ke jendela kamar dewa dan susan, matanya tak berkedip,
tubuhnya tak bergerak entah apa yang datang dipikirannya.
Sholat shubuh kami
tunaikan, dirakaat pertama anjun membaca Al Fatiha kemudian ia melanjutkan
membaca Surah Abasa. Suaranya pelan, agak bass dan masih serak, ia melantungkan
ayat suci itu dengan penuh kenikmatan membuatku terbuai dalam hafalannya. “faizaa
ja athi zak’kha…” ayat ini membuatku memecah tangis, tak dapat ku tahan
lagi, air mata jatuh membasahi pipi. Teringat segala dosa yang pernah ku
perbuat, jikalau Tuhan mengizabku hari ini juga pastilah nerakalah tempatku
bermuara.
Hampir semua
kesenangan anjun sama denganku, dia senang berenang dan badminton. Ia adalah
patnerku berolah raga akhir-akhir ini, tiap sore kami akan pulang cepat dari
kantor hanya untuk dapat berenang di pantai ide dan malamnya kami lanjutkan
dengan play badminton. Namun ada satu hal yang sedikit berbeda, ia hebat
bermain voli tapi aku tidak. Aku senang bermain bola tapi ia tidak.
-----------------------------------------
Hartati
Pertama kalinya aku
menemukan nama seorang wanita yang apabila terjadi pemenggalan kata hanya
terdapat 3 bagian “ har – ta – ti “, dari namanya kau akan berfikir bahwa betapa
simple wanita ini. Tapi itu tidaklah benar, nama Hartati yang simple sungguh
tidak mencerminkan orangnya, dia lebih rumit dari yang kukira. Paras wajahnya
memancarkan kekejaman yang apabila kau melihatnya sekilas kau akan berfikir dia
adalah rengkarnasi dari mak lampir. Paras Wajahnya penuh dengan titipan Rahmat
Ilahi, penuh anugrah dari yang Maha Kuasa membentuk suatu barisan titik-titik
ibarat bintang yang bercahaya dimalam hari.
Hartati adalah
tipikal seorang wanita yang kuat, tidak manja, dewasa, cerewet, agak sedikit
terbuka dan pastinya dia menyebut dirinya “laknat”.
Dia selalu
mengidamkan pria yang sempurna, indah parasnya, baik body-nya dan yang terpenting
adalah pria itu minimal harus berpenghasilan 9 digit. Sungguh apa yang ia
cita-citakan tidaklah sesuai dengan kemampuan yang ia punya tapi mengapa ia tak
menyadarinya ? malah tingkahnya bertambah parah, narsis_nya makin menjadi-jadi
tapi jodoh adalah rasia Tuhan, siapa yang tahu ? boleh jadi Tuhan mengirimkan
seseorang yang lebih baik dari itu. Aku hanya seorang teman yang bisa mendoakan
semoga ia mendapatkan idamannya itu…amin.
Satu hal yang tak
dapat aku lupakan dari dirinya, ketika diri ini dilanda sakit yang menyiksa
batin dialah yang membuatkanku sebuah
ramuan ajaib dari jeruk nipis dan kecap, aku tak tahu bagaiman ia mengetahui
resep itu, sungguh ramuan itu sangat ampuhh… entah bagaimana berterimah kasih
padanya.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kau
dustakan ?”
Tati jikalau kau telah
membaca tulisanku ini, dibait terakhir adalah permohonan maafku moga engkau
memaafkanku, aku hanya ingin kebaikan menghampirimu dan hidayah-Nya terus
menyertaimu.
---------------------------------------------------
Raelyn Rante
Seorang putra Sulawesi
yang berdarah Tator kini turut melengkapi keanggotaan Coops 16 OneVale. Ia berparas
tampan, perangainya pendiam dan ia hanya akan bicara pada orang yang telah
akrab dengannya. Jangan kau harap ia akan menyapamu terlebih dahulu karna mulutnya terkunci rapat dalam kebisuan,
sedikit pun senyum tak akan ia berikan kecuali jika engkau memintanya.
Singkarak 3
mengurungku dalam kedinginan yang nyata, walau telah 2 minggu di tempat ini
namun badanku tak mampu bercengkrama dengan suhu dingin. Rasa dingin terus saja
datang tiada henti menghujaniku, masuk kedalam pori-pori kulitku dan menusuk
setiap sel sarafku. 16⁰ C sudah cukup untuk membuat tulang-tulangku remuk,
tanganku dingin, dan gigiku gemetar, selimut tak mampu menjadi prisai tubuhku.
Ku melihat anjun tidur tampa baju, kulitnya kini tak mempan dengan suhu dingin
yang meremukkanku dan kebiasaan barunya ini memaksaku pindah ke lain hati atau
ke kamar yang lain. Tubuh Raelyn selevel denganku, tubuh yang kedesaan, tubuh
yang kampungan dan tubuh yang tak biasa dimanja oleh sejuknya AC maka
kuputuskan tuk meninggalkan anjun dan memulai hidup baru bersama realyn.
Realyn akan terbangun
saat jam dinding menunjuk pada angka 6 pagi, matanya terbuka seakan ia tahu
tampa harus melihat jam. Ia bangkitkan tubuhnya mengambil handuk dan bergegas
ke kamar mandi karna ia khawatir seseorang akan mendahuluinya. Bagaimana tidak,
kalau boleh saya katakan ia adalah seorang manager traning yang ditempatkan
pada barisan depan, pada divisi operasional yang ditangannyalah jadwal training
di Gunung Batu dapat tercipta sebagaimana mestinya. Ia curahkan segalanya untuk
membentuk suatu deretan kolom dan baris yang kertas A4 pun tak mampu
menampungnya, jiwa, raga, pikiran, keringat dan waktu harus ia korbankan.
Ketika kami asik meluangkan waktu tuk berlibur maka ia akan asik meluangkan
waktu untuk menyusun jadwal, ketika kami pusing harus berbuat apa dihari libur
maka ia akan pusing kapan dirinya libur dihari libur.
Kehidupannya di sumba
jauh berbeda dengan kehidupannya di singkarak, jika dulu ia dapat pulang lebih
awal kini dirinya pulang lebih telat dan jika dulu ia begitu nyantai dalam
sepekan tapi kini ia begitu sibuk dalam sepekan. Sungguh dunia begitu mudaah
berbalik, kadang diatas – kadang dibawah dan terkadang senang – terkadang duka.
Jujur pria inilah
yang paling sulit untuk kutebak, walaupun ia satu kamar denganku tapi terlalu
banyak hal yang saya tidak tahu tentaang dirinya, jika malam tiba tiada kata
yang terucap dariku selain kata “relin
matikan lampunya” dan “relin tutup
pintunya” tak ada waktu untuk sesi biskal
dan tak ada waktu tuk bersenda-gurau. Karakter realyn jauh berbeda dengan
anjun, jikalau anjun senang menceritakan kisah hidupnya maka realyn adalah
orang yang jarang bercerita mengenai dirinya. Ia tertutup dan tak mudah tuk
mengorek kisah darinya, telah beberapa kali ku coba tuk membuatnya bercerita
namun tak satupun yang berhasil. Ada beberapa hal yang aku tahu dari dirinya
bahwa ia tipikal pria yang cuek, pikirannya simple ndak rumit, ia juga tidak
ingin susah apalagi dibuat susah dan yang paling terpenting adalah realyn itu
pelit abisss…..!
Hari itu kesibukan
yang tiada terkira melandanya, pagi- pagi buta ia telah berada di kantor
menyiapkan segala sesuatunya tuk proses training. Ia bergerak keluar entah apa
yang ia urus, sampil menjawab telephon ia menyusuri jalan. Raut wajahnya
mencerminkan kesibukan yang tak terkira, telephon ia matikan dan berjalan
kembaali ke dalam kantor.
Kini relyn lebih
sibuk, ia modar-mandir tampa kejelasan. Wajahnya Nampak lebih pucat, teringat
akan sesutau yang ia genggam sebelum duduk di meja kerja namun kini tangannya
hampa tampa benda itu. Rasa panic seketika membuat dirinya lupa akan tugasnya
sebagai manager trainer, ia tetap mencari benda mungil itu, ia tak ingin
kehilangan dengan benda kesayangannya dan benda tumpuan hatinya, NOKIA XPRESS
MUSIC.
Andi triska duduk
disampingku sambil menatap layar laptopnya ia memainkan jari-jarinya dan larut
dalam kesibukan, aku tak berani memperhatikannya karna ia tak suka diperhatikan
maka kubiarkan ia bersama ide-ide aneh yang ada dikepalanya dan kulanjutkan
saja kegiatanku. Dari kejauhan aku melihat relin dengan wajah yang lebih baik
datang menghampiri kami, hatinya kini telah ikhlas menerima kenyataan bahwa
belahan jiwa telah meninggalkannya dan menjadi milik orang lain. “HP-ku hilang”, katanya dengan suara yang
seduh, sesaat kami tunjukkan wajah yang penuh kekagetan dan kembali tersenyum
lebar. Hati ini bahagia mendengar berita itu karna dengan hilangnya hp yang
lama secara tidak langsung akan tergantikan dengan hp yang baru. Dengan lihai
Andi Triska membuka website, memilihkan jenis handphone yang keren dan
menyodorkannya ke pada relyn namun relyn tidak merespon sama skali karna relyn
tidak ingin kehilangan bayak uang hanya untuk sebuah handphone. Realyn yang
sudah jelas tipikal cowok irit tidak akan tertarik dengan handphone kelas atas,
baginya sms dan call sudah cukup.
Andi triska adalah tipikal
wanita boros, “apa
ada apa habis” beginilah panggilan yang keluar dari mulut iqra dan
Realyn adalah tipikal cowok irit, “apa ada apa tamba bayak”.
Nah satu-satunya
jalan mengatasi keborosan dari saudari Triska dengan membuat Realyn ada
disampingnya yang secara tidak langsung melatih Realyn tuk tidak terlalu pelit.
Ini hanya sebuah
saran, klo didengar yah baguslah….
Ndak didengar juga
ndak apa-apa kok J.
Tapi nampaknya saran
ini tak beguna karna kenyataan berkata lain. Diam – diam relyn menaruh hati
kepada susan, sama halnya dengan susan yang jauh dilubuk hati menyimpan
perasaan cinta itu. Perasaan itu ia pendam dalam – dalam berharap sang pujaan
hati datang menghadapnya tuk mengatakan isi hati yang dilanda asmara. Tapi
sungguh susan salah kali ini karna Realyn bukanlah tipe orang yang mudah
mengungkapkan isi hatinya kepada orang yang ia cintai, aku tahu Realyn itu
tipikal pria pemalu yang lebih memilih tuk memendam perasaanya.
Entah ini benar atau
tidak tapi apa yang aku tulis sesuai dengan apa yang aku lihat.
Lidah itu tak
bertulang yang begitu mudah membohongi kenyataan.
Tapi makna yang
tersirat dari mata seorang realyn tak mampu berbohong.
------------------------------------------------------
Nurfadilah Gassing
Wanita ini mewarisi nama besar ayahnya, siapa pun
yang menyebut nama ini seketika itu orang-orang akan mengenalinya dan segala
urusannya akan mudah tatkala kata “Gassing”
menempel di setiap lembaran administrasi.
Wanita ini pendek,
kecil, berkulit putih (jauh lebih putih dariku) dan beruntung dia juga masuk
dalam kategori cantik. Dila adalah seorang wanita yang sangat manja, terlalu
banyak yang ia tidak suka namun sangat sedikit yang ia suka, wanita seperti ini
sangat langkah. Tak semua orang mampu memikat hatinya, tak semua orang dapat
menjadi tumpahan curhatan hatinya dan tak semua orang mampu mendapat empatinya
karna dia begitu selektif dan sensitive. Jangan sekali-kali membuat wanita yang
satu ini marah karna ia tak akan memaafkanmu hingga 7 generasi berikutnya.
Andika Saputra Amir
Ratulangi medical
check up. Sungguh luar biasa pria ini, ia mampu lulus dalam ujian tiup-tipuan
hanya dalam 3 kali coba sedangkan diri ini harus berjuang mati-matian
membanting tulang, menguras keringat, kehilangan suara dan menahan perihnya
tenggorokan agar mampu lulus dalam ujian tiup.
Aku mengenalnya saat
ia mengambil praktikum di Laboratorium Elektronika Daya Jurusan Elektro
Fakultas Teknik Unhas. Ia berbadan besar lebih besar dariku, tingginya melebihi
tinggiku, putihnya tak dapat dibandingkan denganku dan aku tak seberuntung
dirinya.
Parasnya yang indah
meluluhkan hati kaum hawa yang melihatnya, mereka akan larut dalam pesona paras
wajahnya hingga bidadari pun tak kuasa menahan rasa, tak kuasa menahan gejolak
di dada dan bidadari pun akan rela meninggalkan tempat mereka bertahta hanya
untuk bersama pria ini…sungguh memikat hati.
Ketika ia berjalan
bunga- bunga akan bermekaran berharap sang andika dapat mampir tuk melihatnya
dan memetiknya, sungguh wanita itu bodoh jika ia tidak ingin menjadi
kekasihnya.
Dia manusia yang
sempurna, apa pun yang kau cari ada pada dirinya, jika kau menginginkan cinta
maka ia punya selaksa cinta untukmu, jika kau mengiginkan kasih maka ia punya
begitu banyak kasih untukmu dan jika kau menginginkan kekasih dengan cinta maka
ia adalah kekasih berlumur cinta, sungguh aku tak pantas disandingkan dengan
dirinya.
Dan satu hal yang aku
tahu tentang dirinya “dia sungguh NARSIS”…
Jeanny
“COWOK – COWOK ADAMI MAKANAN”, suara ini terdengar dari luar
rumahku, menggelegar di udara melebihi Guntur. Sunyi malam kala itu sirna,
jangkrik berhenti bernyannyi, angin berhenti berdendang, cahaya kunang-kunang
meredup dan suara itu bergemah diseluruh penjuru Old Camp. Suara ini datang
dari rumah sebelah (singkarak 4), ku mengarahkan wajahku menuju jendala kamar.
Dari kejauhan malam kumelihat tiga sosok wanita, mataku tertuju pada salah satu
diantara mereka, ia adalah jeany sevnsky lighte. Ia seorang yang berdarah campuran
entah bagaimana menjelaskan silsilah kedarahannya aku juga pusing yang jelasnya
ia seorang wanita berdarah ambon. Rambutnya ikal namun ia buat lurus,
membuatnya terlihat lebih menarik, lebih mengembang, lebih tebal tampa
menggunakan conditioner sekalipun tapi jangan skali-kali kau memegang rambutnya
karna kau tak akan mampu membedakan rambutnya dengan sapu ijuk J. Tiap pagi ia akan
mengikat rambutnnya seakan ekor kuda melekat di kepalanya dan poninya ia buat
ke samping hingga wajahnya yang kemilau terlihat dengan jelas dan anugrah
terindah bersemayam diwajahya.
Di ujung jalan buton
suara jeany hadir disela-sela rerumputan, hadir dari segala arah terbawa angin
malam yang dingin. Suaranya yang sopran terdengar ditelingaku jauh maupun dekat
intonasinya tetap sama, keras, menggelegar memecah gendang telinga. Ku
langkahkan kaki menuju tempat tujuanku, berusaha menutup telinga seakan tak
tahu apa pun namun vibrato, resonansi dan pharasering dari suara jeany tetap
mengusik, aku harap dapat menemukan tunel volume di pita suaranya.
Wanita inilah yang
paling sering mengganggu Dewanti, Dewanti yang polos hanya mampu diam mendengar
gempuran kata-kata dari jeany dan membalasnya dengan senyuman. Mulut dan
lidahnya berkaleborasi dalam kesatuan yang utuh memebentuk suatu ikatan kovalen
koordinasi dimana ion-ion dari lidah dan mulut saling bergantung satu dengan
yang lain sehingga ikatan ini begitu mudah mengeluarkan kata demi kata yang tak
pantas di dengar.
Jika aku dapat jujur
inilah nama yang paling sulit aku hafalkan, nama yang terdiri dari beberapa huruf
konsonan yang saling bertemu membuat lidahku tak mampu berkata-kata. “Bagaimana
cara menyebut nama ini ?” pikirku dalam hati dan yang paling mengagetkan jiwa adalah ketika kutahu
bahwa dia adalah seorang muslim.
Jeanny pada dasarnya
adalah seorang wanita yang mendambakan kasih sayang dan perhatian yang lebih
dari seseorang namun sebisa mungkin ia menutupi kenyataan itu, kenyataan bahwa
ia hanya seorang manusia biasa dan seorang wanita biasa yang membutuhkan tempat
tuk mencurahkan segala resah didada. Ia
berusaha bersikap tegar, berusaha mengahadapi segala persoalan kehidupannya
yang pahit seorang diri. Aku dapat mengerti mengapa ia seperti ini, masa lalu
yang kelam adalah alasan mengapa ia harus membenci dan mengapa ia tak ingin
dikasihani.
Masih segar
diingatanku saat ia bercerita tentang ayahnya, ayah yang ia cintai dan ayah
yang ia dambakan. Ia membutuhkan sosok seorang ayah yang slalu hadir dalam
kegundahannya dan mendambakan sosok seorang ayah yang bisa melindunginya,
menjaganya dan mendidiknya namun apa yang selama ini yang ia harapkan tidaklah
sesuai dengan apa yang menjadi kenyataan. Sosok ayah yang ia dambakan tidak ia
temukan malah justru rasa benci yang ia dapatkan. Aku tak ingin bercerita
banyak tentang hal ini karna hal ini adalah milik jeany seutuhnya dan bukan milikku,
aku hanya diberi kesempatan tuk mengetahuinya melalui dirinya namun satu hal
yang aku lihat dari sosok seorang jeany bahwa “ orang yang ia dambakan adaalah orang yang ia
benci ”.
Acara rafting kala
itu yang diadakan oleh OneVale – PTI mengikut sertakan seluruh peserta coops
onevale kecuali Dewanti karna larangan orang tuanya, Velahyati dan Hartati
karna acara sarjana mereka. Senyum hadir disetiap wajah undangan terutama
diwajah jeany,sejak berangkat hingga pulang senyum itu tak pernah luntur. Rasa
kagum perlahan diungkapkan tatkala ia menatap kekuasaan Tuhan yang menciptakan
segala sesuatunya begitu indah dan sempurna, apalah daya manusia ini.
Kapal kami kini
berhenti di dekat sebuah pulau mungil, penduduk sini menamakannya pulau kucing.
Aku bisa mendengar suara air yang memecah secara sequence, seketika danau ini
penuh dengan manusia yang haus dengan liburan. Suara kebahagian perlahan
menduduki angin hanya kegembiraan yang terdengar di telingaku kala itu.
Matahari telah berada
diatas kepalaku, panasnya mulai membakar kulitku. Aku duduk dibawah kain biru
berusaha tuk berteduh, kunikamti makananku yang aku sebut sari laut. Ku menoleh
kearah jeany, sebuah botol bir dalam genggamannya. Ia teguk menuman itu
perlahan – lahan, aku dapat merasakan betapa ia menikmatinya laksana tanah
tandus yang menantikan air, membasahi, memberikan kesegaran yang tiada terkira.
Tampa rasa bersalah
ia lanjutkan tegukannya, sesekali ia akan tersenyum kemudian ia melanjutkan
meminumnya. Tak setetes pun ia menyisakan, apa yang merasukinya ?
Aku tak tahu alasan
ia melakukannya ?, apakah itu adalah sebuah kebiasaan ?.
Dalam hati aku kecewa
padanya, ia menghapus kekagumaku dalam sekejap tapi itulah dirinya tak ada yang
mampu merubahnya kecuali dirinya sendiri. Namun satu hal yang aku ingat dari
jeany, ia pernah membuatkanku telur dadar bercampur sayur. Buatannya itu
menghipnotis lidahku, menaklukkan lidahku, itu dalah telur dadar yang paling
nikmat selama diri ini bersama dengan kalian di tanah soroako.
-----------------------------------------------------------------------------------
Efraim Masarrang
“Paing”, begitu aku
memanggilnya seorang pemuda yang selalu merasa dirinya cakep, manis dan sok
keren, entah bagaimana ku harus memberitahukan kebenaran yang sesungguhnya tapi
yang membuatku merasa aneh bahwa ia memiliki banyak pacar.
Aku tak tahu siapa
nama wanita idamannya itu, ia pernah memberitahuku tapi namanya tak melekat
dimemoriku. Maafkan aku paing aku tak mampu mengingat nama kekasihmu namun yang
aku tahu adalah ia lebih tua dua tahun dari paing.
Malam itu
handphone-nya berdering, ini adalah panggilan kerinduan dari pujaan hati sang
kekasih. Paing yang telah terlelap bangkit dari tidurnya hanya tuk menjawab
kerinduan itu. Kata “ sayang “ keluar dari mulutnya tuk menyapa sang pujaan
hati, telingaku terusik dibuatnya. Kata itu kembali terdengar ditelingaku, lagi
…lagi … lagi… dan lagi … paing
menghujani kekasihnya dengan kata sayang yang entah apa maksud sebenarnya,
mereka kini larut dalam tali cinta tanpa ikatan, rasa rindu didada serasa
terobati tatkala suara sang kekasih terdengar ditelinga. “ndak ji sayang”, paing berusaha membujuk, tampaknya rasa cemburu
kini merasuki hati sang wanita seakan taakut kehilangan kekasih tersayang.
“iya, sayang”, paing kembali mengiyakan, aku tak tahu perjanjian apa yang ia
buat namun yang pasti perbincangan mereka sungguh membuatku sulit tuk tertidur.
Intonasi suara paing
kini lebih tinggi, kata sayang tak lagi terdengar seesekali paing menyahut
sebagai tanda bahwa ia masih setia mendengarkan. Romantisme pembicaraan tak
lagi ada seakan rumah tangga yang bahagia ditimpa bencana dan masalah, tak ada
yang mau mengalah dan tak ada yang ingin mengawali tuk memintaa maaf. Paing
menutup teleponnya seketika sunyi kembali menyelimuti, akhirnya pembicaraan dua
sejoli ini berakhir syukurku dalam hati. Penderitaanku berlanjut ke malam
selanjutnya, pertengkaran dua insan ini belum berakhir pada session pertama
kemarin malah berlanjut malam ini di session dua. Masalah besar tampaknya
menghantui hubungan mereka, ku hanya diam menutup mata seolah tak tahu apa-apa
biarlah mereka mengatasi masalah mereka sendiri karna ku tahu paing sudah cukup
dewasa tuk dapat mengambil keputusan.
Hari itu ku menerima
email dari Pak Kenny dan seperti biasa ku bersiap untuk pekerjaan baru namun
ketika melihat tittle-nya diri ini terdiam hanya mataku yang tak berhenti tuk
membaca, jiwa ini menyimpan sejuta-tanya dan kepalaku berusaha berfikir apa
maksud dari email ini.
Seketika Awa menjawab
email itu dan Aku masih terdiam dalam ketidak-tahuanku, didalam emailnya awa
menuliskan keinginannya agar dapat memberikan gitar untuk adik tersayang
kemudian disusul email dari anjun dan Efraim.
Seluruh email yang
masuk membuat Kenny bingung tuk memberikan gitar ini kepada siapa, dahinya
mengkerut mencari jalan keluar yang tepat. Bingung, bimbang dan ragu melanda
jiwanya, Ia kini resah mencari jalan keluar. Matanya terpejam berusaha menghilangkan
segala beban di pikiran, perlahan ia dapat merasakan udara dingin dari AC yang
meraba kulitnya. Suara kalbu membisikkan hati memaksa jantung memompa darah
lebih cepat ke otak, ia terpikirkan satu cara maka bergegaslah kenny membalas
email kami.
Mengundi adalah jalan
terbaik untuk memberikan gitar ini dan dengan cara ini pula tak akan ada yang merasa di anak tirikan. Kenny
percaya jika gitar ini telah ditakdirkan kepada salah soerang diantara kami
maka itu adalah untukmu, rejekimu tak akan lari darimu.
Rasa bingung yang
melanda Kenny kini hinggap di seluruh pundak anak-anak tester, Nur Awaliah Yusran, Andi Triska, Efraim Masarrang, Andi
Juniawan dan aku dihimpit kesulitan dalam memilih angka dan berusah menebak
angka keberuntungan itu. Entah alasan apa yang ada dibenak Nur Awalaiah Yusran,
ia mengirim email yang berisikan angka “5”
disusul oleh Andi Triska “11” kemudian Anjun “3”, Efraim memilih angka “10”
dan andika memilih angka “7”.
Andi Triska Muliana
adalah sekutu bagiku dalam undian, perjanjian antara aku dan dia terjalin. Jika
ia berhasil menebak atau menghampiri angka itu maka gitar akan diberikan padaku
tapi dengan syarat aku harus memainkan gitar itu untuknya, syarat yang tak
sulit bagiku maka kuputuskan untuk menerima tawarannya.
Persekutuan diri dan
Andi Triska membuat Peluangku kini lebih besar dari anak-anak yang lain maka
kufocuskan kembali untuk memilih angka keberuntungan itu. Iqra datang
menghampiri meja kerjaku, ia datang menambah kebingunganku menjelaskan suatu
teori yang haya dimengerti oleh dirinya sendiri. Konsep pemetaan dan peluang ia
jelaskan padaku dengan membagi angka itu kedalam dua wilayah kerja, anngka 1 –
10 digolongkan kedalam wilayah 1 dan 11 – 20 digolongkan kedalam wilayah 2.
Huruf “X” menandakan angka yang telah terpilih dimana
sebagian besar berada pada wilayah 1 maka kuputuskan untuk memilih angka yang
berada di wilayah 2. Iqra kembali bersuara kali ini konsep aritmatika yang
masih membingungkannya ia jelaskan padaku, penjelasannya yang panjang lebar
menambah kebingungan. Iqra terdiam kemudian ia lanjutkan dengan teori logika
biner yang membagi kedalam two complement dimana angka 15 adalah titik
center-nya. Triska memilih angka “11” pada complement satu dengan kata lain
peluangku untuk daerah ini telah tertanam sehingga kuputuskan untuk memilih
angka didaerah complement dua yaitu antara angka 16 sampai 20.
Terdiam sejenak
berusah memilih angka yang telah kupilah-pilah, kepala ini terus berfikir lebih
keras dan akhirnya angka “17” menjadi tambatan
hatiku.
“Sungguh jika ia
memang jodohmu maka ia takkan kemana dan jika ia diciptakan untukmu tak satu
pun yang dapat menghalanginya”, Pak Kenny memberikan kesempatan untuk merubah
angka tapi kami tetap pada kokohnya pendirian kecuali paing. Efraim seketika
mengacungkan tangannya dan merubah angka sebelumnya menjadi “13”, angka keramaat namun menbawa keberuntungan bagi
seorang Efraim.
Inilah awal runtuhnya
teori sakral seorang Iqra Aswad, teori pemisahan dan pemetaan secara logis yang
menganut system aritmatika dengan pola sequence dimana “beda” tiap angka sudah
jelas namun rasio kegagalan yang tak mampu ditepis.
Kebahagian melanda
Efraim tatkala gitar pak Kenny adalah miliknya, kebahagian yang tak terkira.
Senyum lebar di wajahnya tak mampu ia hentikan membuat ia lupa bagaimana cara
tuk bersedih, ia cium gitar barunya itu dihadapan kami tampa rasa malu
sedikitpun karna rasa bahagia telah menutupi rasa malu-nya.
Efraim adalah tipikal
lelaki yang tak mampu menyimpan uang, karakternya 11 – 12 dengan Andi Triska
tapi jelas cha adalah “12”, apa pun yang menarik hatinya akan ia beli tanpa ada
prioritas utama. Ia pernah berkata padaku “gunakan
uangmu selagi itu masih ada”, prinsip dasar kehidupannya yang ia pegang
teguh.
--------------------------------------------------------------------------
Amaliyah Wahyuni
Wanita yang berparas
manis ini sedang dilanda asmara yang
berkepanjangan, wajar saja selama disoroako ia belum pernah bertemu dengan
kekasih hatinya, kekasih yang selama ini hadir untuk menemani
hari-harinya.
Perasaan itu ia pendam dalam-dalam mencoba bersabar tuk tak bertemu dengan
pujaan hati. Tiap hari , tiap
detik, tiap waktu dan setiap saat ia akan merindukannya, mencoba menahan hasrat
yang bergejolak di dada.
“Hati wanita sedalam lautan yang
mampu menyimpan perasaan cintanya dengan rapi tanpa seorang pun yang tahu”,
kata yang masih erat melekat dalam pikiranku dan Sebuah kata yang aku pungut
dalam episodeku yang lalu.
Jikalau boleh aku katakan wanita itu lebih rumit dari bilangan kompleks
yang tak mampu aku jabarkan kedalam bilangan real dan bilangan imajiner.
Bilangan real tak mampu menggambarkan seberapa banyak curahan hati yang
terlihat dan bilangan imajiner tak mampu mendeskripsikan luapan hati yang
bergejolak di sanubarinya, hanya wanita itu sendiri yang mengetahuinya. Wanita
memandang dari sudut emosionalnya karna logikanya tak bekerja, ia takkan taklut
hanya karna kau banyak menolong atau banyak membantu tapi seberapa mampu kau
menguasai emosionalnya dan jangan kau paksa ia tuk jatuh cinta padamu karna ini
adalah masalah hati yang sepenuhnya dikuasai oleh emosi jiwa.
Cinta hanyalah buih yang mudah terombang ambing di
lautan,
tak tau arah dan tak punya tujuan.....
tidak ada cinta yang bisa di realisasikan dalam kehidupan
yang hakiki..
yang ada hanyalah mimpi yang tak akan pernah terwujud,
meskipun dengan mengorbankan setengah jiwa,
dan meskipun harus mengorbankan separuh nyawa.
Wanita........hanyalah manusia, seperti halnya diri ini.
Dia manusia yang pasti dan tentunya di sempurnakan oleh
kekurangannya.
Dia hanyalah manusia yang di penuhi dengan naluri yang di
tentukan
dan telah menjadi fitrahnya.
Dia hanyalah manusia yang tidak akan pernah bisa
menghilangkan apa yang telah di kodratkan dan di takdirkan padanya sebagai
seorang wanita.
Bagaimana pun halnya, wanita ada bukan untuk di PUJA,
Sebab pujaan hanya akan membuat di lupa dan lalai akan
kekurangan yang ada padanya,
Diapun ada bukan untuk di sanjung,
Sebab hal itu hanya akan membuatnya jadi menusia pemimpi
yang tertidur di angan tanpa dasar,
DAN
MENGAPA WANITA MESTI ADA DALAM HATImu....????
Kita kembali pada sosok Amaliyah Wahyuni.
Iqra pernah menuliskan pendapatnya padaku mengenai wanita ini dan itu cukup
menggambarkan dengan jelas bagaimana perangai dari seorang Amaliyah Wahyuni.
Dalam suratnya iqra berkata padaku : “Kak Mili adalah Seorang wanita yang terkadang berlagak dewasa dan menjungjung
tinggi culture .. Entahlah mungkin karena apa atau kenapa. Pada awalnya sosok
ini mirip dengan sosok malaikat kematian yang memiliki mata yang sangat tajam
yang seolah-olah ingin mencabut nyawa setiap orang”.
Kali
ini aku sepakat dengan adinda Iqra.
Kerinduan tak tertahankan lagi, rindu telah merasuk disetiap darah seorang
Syila. Ia tak mampu lagi bersabar maka ia memutuskan menyusul cintanya ke tanah
soroako. Pagi itu tampa sepengetahuan mili sang pujaan hati hadir di kota ini. Entah
bagaimana syila menemukan alamat rumah tapi itulah kekuatan cinta, kekuatan
sebuah hasrat yang bergejolak dijiwa karna jika hasrat tak terpenuhi maka akan
meresahkan jiwa dan kini syila hadir dihadapan mili membawa segudang cinta
kasih yang tak terbatas.
Dua hati telah bertemu dan rindu telah terobati serasa raga ini tak ingin
berpisah jauh dari sang kekasih, itulah yang Mili rasakan dan kebahagiaan tak
henti-hentinya datang kepundak dua sejoli ini. Mili duduk disamping kekasihnya
disofa ruang tamu pria, ia ingin menemani kekasihnya tuk bercanda gurau dan
melepaskan seluruh rasa rindu yang selama ini ia pendam. Malam itu serasa
seluruh sumba hanya milik mereka berdua, keberadaan kami dibutakan oleh cinta,
meyahutpun kau tak akan dipeduli. Terlalu banyak kisah yang harus mereka
ceritakan dan terlalu banyak rindu yang harus ia curahkan sungguh mereka telah
dimabuk cinta. Kantuk mengusik kebersamaan mereka, mata mili kini terasa berat
tuk terbuka. Ia baringkan kepalanya dalam kehangatan cinta yang syila miliki, tertidur diatas paha sang kekasih serasa
bantal yang dipenuhi kesejukan yang tak terbatas membawanya terbang dalam
khayalannya.
Dalam tidurnya, ia melihat Syila menuliskan bait demi bait sebagai ungkapan
cinta yang ia pendam selama ini di dalam dinding hatinya yang akan selalu ada
dan tatkala mili terbangun kata-kata inilah yang akan menjadi penyemangat
kehidupan baginya.
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di
focus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan
kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di
ruang hampa
Cinta dari ku kepadamu Mili lebih besar
dari bilangan avogadro...
Walau jarak kita bagai matahari dan
pluto saat aphelium,
Amplitudo gelombang hati ku
berinteraksi dengan hati seorang Mili melalui Skype,
Seindah gerak harmonik sempurna tampa
gaya pemulih,
Bagai kopel gaya dengan kecepatan
angular yang tak terbatas...
......(
karya Rusmadi Ali
“logat
dewa” )......
Dan saat itu Cinta
menyelimuti raganya ( asiiik…skali).
Ada satu hal yang saya tidak mengerti dari wanita ini, ia selalu merubah nama seorang sesuai
keinginan hatinya entah dari mana ia mendapatkannya, padahal nama itu telah
mengorbankan 2 kambing.
---------------------------------------------------------------------------
Andi Velahyati
Wanita ini lahir di Surabaya pada tanggal 14 Juni 1988, tanggal yang sama denga
kelahiran Amaliyah wahyuni namun ditahun yang berbeda. Ia berkulit hitam manis
sama halnya dengan Mili, warna kulit meraka mirip membuatku berfikir bahwa
apabila anak kalian lahir di tanggal 14 juni maka hasilnya sama dengan dua
orang ini.....(hehehe..).
Vely, begini aku menyapanya. Ia seorang pecinta korea mulai dari musik ,
style sampe movie-nya. Ia sebenarnya berharap dilahirkan di korea namun
kenyataan tak dapat dipungkiri karna ia terlahirkan sebagai indonesian dan jika
ia terlahir di korea maka lain lagi ceritanya.
Wanita ini berperangai santun, tenang dan murah senyum tapi satu hal yang
masih mengganjal dipikiranku bahwa dia itu anak pecinta alam “MAPALA”, wanita
dengan karakter seperti ini menjadi anggota dalam organisasi yang membutuhkan
mental baja, ohhh...rasanya aku tak percaya.
Vely se-team dengan Iqra dan mereka berdua duduk bersampingan denganku (
sebelum triska menggantikannya ). Vely sangat akrab dengan iqra, sakin akrabnya
kau akan mendengar mereka bertengkar tiap hari entah apa masalahnya pokoknya
ada saja bahan yang bisa dijadikan masalah tapi jika dibandingkan dengan
triska, iqra jauh lebih akrab dengan triska bayangkan saja mereka tidak
bertengkar tiap hari melainkan tiap saat, tiap detik, tiap ada waktu pokoknya
iqra-triska lebih rame. Jika kalian ingin tahu lebih jauh tentang vely,
tanyakan saja ke iqra karna iqra sangat paham betul dengan karakter wanita yang
satu ini.
Pertengkaran itu kembali lagi, suara iqra kini terdengar lebih keras,
wajahnya dipenuhi degan kebingungan, tetesan keringat terlihat dari wajahnya.
Vely dengan wajah kesalnya menjauh dari iqra, ia tak ingin melihat iqra entah
apa yang terjadi diantara mereka berdua. Vely duduk terdiam, wajahnya menunduk
tampaknya masalah berat kini hinggap dipundaknya. Ia menggoyangkan kursinya ke
kiri – ke kanan sesekali ia mengadah ke atas melihat langit-langit kantor. Iqra
masih dalam lamunan berusaha mencari formula yang cocok untuk membujuk sang
senior, vely berdiri dari tempat duduknya tampaknya ia telah menemukan sesuatu
kemudian ia berjalan menuju iqra dan duduk disamping iqra.
Suaranya kini lebih pelan, ia menjelaskan kembali masalahnya ke iqra sambil
memohon sesuatu namun iqra tetap menjawab dengan intonasi yang keras. Bujukan
sang senior tak mampu menaklukkan hati sang junior, kini ia sangat kecewa,
sedih dan marah berusaha ia pendam dan tiba-tiba saja ia merengek didepan iqra.
Ternyata anak mapala yang satu ini bisa merengek juga, ia seperti seorang anak
yang meminta uang kepada ibunya. Pertunjukan itu membuatku ingin tertawa tak
pernah kubayangkan bahwa aku akan melihat wanita dibalik jaket tengkorak
teknik merengek meminta sesuatu.
Bagaimana pun bentuknya, berapa pun umurnya dan apa pun jabatannya pada
dasarnya ia tetaplah seorang wanita yang butuh kasih sayang.
Sekarang aku tahu masalah apa yang mereka pertengkarkan, iqra yang telah
lama merencanakan pulang ke makassar terusik oleh kabar dari vely yang ingin
pulang tuk menghadiri acara wisudawan dan sementara itu iqra tidak mungkin
membatalkan keinginannya tuk pulang ke makassar. Entah bagiamana ia meluruskan
masalah ini, kebijakan apa yang mereka ambil aku tak ingin ikut campur karna
kutak punya hak akan itu namun aku bangga dapat melihat toga berada di kepala
mu vely.
Ada satu hal yang aku ingat dari perkataan iqra tentang vely “ Dia adalah sosok yang
sangat menyukai serial cantik, suka kucing, tidak jelas apakah pernah mendaki
atau belum, dan lain sebagainya, hahaha…............ Oh satu hal lagi, dia
SUKA MARAH”
--------------------------------------------------------------------------------------------
Bagus Sarwono
Keturunan jawa yang berdomisili di sulawesi. Ia pendek, warna kullitnya
mirip denganku. Dari caranya berpakaian maka Ciri karyawan kantoran ada pada
anak ini cuman kurang dasi tapi itu tidak masalah yang penting inner-beauty_nya
dapat bro.
Tiap-tiap manusia memiliki pola pikir tersendiri begitu pula dengan bagus
yang terkadang aku pun tak mengerti tapi pada dasarnya anak ini baik. Ia
sedikit narsis dengan wajahnya yang cakep dan manis walaupun biasa-biasa saja
ndak ada yang istimewa kok....(hehhe..).
Ada satu hal yang aku kagumi dari dirinya, ia sangat mudah mencari kenalan,
teman ataupun sahabat. Sikapnya yang mudah bergaul, loyal, baik hati, tidak
sombong, rajin menabung dan rajin update status membuatnya mudah diterima
dimana pun.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Begitu banyak kisah yang tidak dapat aku ukir dalam cerita ini.
Tapi akan selalu terukir dalam sanubariku.
Setiap raut wajah kalian ( Awa, Dewa, Susan, Cha, Jeany, Tati, Vely, Mili, Dila,
Iqra, Anjun, Realyn, Paing, Bagus dan Dika) akan aku ingat dan kusimpan rapi
dalam buku hatiku yang bersampul kasih sayang. Kehilangan satu dari 16 tak akan
merubah segalanya tapi kehilangan 15 dari 16 akan terasa begitu berat.
Hari ini adalah hari akhir dari episodeku kali ini dan apa yang telah aku
lakukan ditempat ini hanyalah fase yang pasti akan terlewatkan, dan fase itupun
hanya akan menjadi kisah di tahun-tahun yang akan datang, dan hanya akan
menjadi cerita yang di warnai oleh kata,
meski saat itu sangat mengiris hati.....
Sungguh aku bukanlah pujangga jemawa, bertahta tetutur dan berselempang
sutra sastrawi demi sanjungan tuan pemikat puan. Semesta gubahanku sekedar
lukisan hati, palagan isak, berang, bahagia, lara nan pedar berjalin girang
ceria menjelmakan tinta selaksa warna dunia. Sungguh bilamana kata telah
terjalin, itu hanyalah aku, tak coba menyabur durja durjana sebab paras jiwa
belaka terpentas padamu. Jika saja cita tiada mengena, tak mengapa hina dan
cela sebab itulah adanya aku.
Sungguh aku tak mampu mengucap kata pamit pada kalian,
Mulut ini tak mampu berkata-kata,
Hati ini tak mampu menahan haru,
Kaki ini tak mampu melangkah,
Tangan ini tak mampu menyalami,
Hanya air mata yang tergores dipipi.
Bagaimana mungkin
Mentari berkabung dalam selimut gelap
Sedang tak satupun angin bersenandung
Ratap perih menggema dalam kotak sunyi berduri
Ingin pergi
Ingin lalui
Namun tak satupun kuda hendak bergeming
Hanya diam
Tak bicara....
Perpisahan adalah sebuah kepastian
Waktu berjalan tak bisa kumundurkan
Berjalan pelan tak bisa ku majukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak dapat kutolak, tatkala ia datang
Tak dapat kuminta , tatkala hidup ini bosan...
Bahagia dan derita adalah dua sisi dari koin yang sama,
tapi aku tak berani mengundi diri,
semua kemungkinan terbuka, seperti pintu terbuka bagi perpisahan ini.
4 bulan
sudah selalu bersama dalam suasana senang dan duka, satu sama lain saling mengisi berbagi kebahagiaan dan
derita. Dalam 4 bulan kita
berkumpul banyak kelakuan yang kadang kurang disuka mari kita saling maaf mengurai
simpul, kita
berpisah dalam suasana hati lega.
Aku
tahu terlalu banyak dosa yang aku goreskan pada kalian, banyak kata yang
melukai hati kalian dan banyak tindakan yang membuat kalian benci baik itu saya
sengaja maupun yang tak saya sengaja, aku hanya pria biasa yang tak luput dari
kesalahan.
Di
akhir tulisanku ini , aku memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala
sesuatu yang telah aku lakukan. Moga kalian dapat memaafkan pemuda yang hina
ini.
Ketika
Hidup Memberiku Seratus Alasan Untuk Menangis, Kalian Datang Membawa Seribu
Alasan Untuk Tersenyum.
Jika
Aku Bisa Jadi Bagian Dari DiriKalian, Aku Mau Jadi Airmata Kalian, Yang Tersimpan
Di Hati kalian, Lahir Dari Mata Kalian, Hidup Di Pipi Kalian, Dan Mati Di Bibir
Kalian.
Orang
Bilang Bulan Itu Indah…Tapi Aku Bilang Tidak.
Orang
Bilang Planet Venus Itu Cantik…Tapi Menurut Aku Tidak.
Aku
Bilang Bumi Itu Indah Dan Cantik…Karena Ada Kalian.
Dan jika bukan karena
Kalian,
Saya tidak akan ada
di sini!
Makasih atas segalanya...
Dari seorang pemuda
yang tak pantas tuk dikenang.
-Madi-
#Surat Cinta 2
oleh : Iqra..
Ini
BUKAN CURHAT…. Ini Hanyalah CERITA :D…
Dari
seorang yang berada di depan laptop…. Atau yang berbaring tenang suatu saat
nanti
Seorang
wanita yang terkadang berlagak dewasa dan menjungjung tinggi culture ..
Entahlah mungkin karena apa atau kenapa. Pada awalnya sosok ini mirip dengan
sosok malaikat kematian yang memiliki mata yang sangat tajam yang seolah-olah
ingin mencabut nyawa setiap orang..
Sosok wanita ini sangat unik, dengan gaya
berpakaian, dan cara menggunakan jilbab yang cukup unik...hahahha..
Wanita
ini adalah sosok wanita yang sangat baik budiman, rajin menabung, tidak
sombong, dll… Sosok seorang yang sangat
mencintai anak-anaknya.. ahahaha… siapami itu jadi anakx awa…
Kata-kata
yang paling sering dikatakannya adalah…. “ihhhhhhhhh….. Loe gue End”…
Aneh…. Ketawa seperti pakai Microphone
(Katanya kak kamal)…
Trus
memiliki rasa tanggung jawab yang berlebih namun terkadang terlalu berlebihan…
Eh……
tapi baekki towwa…., rajin menolong..
Hal
yang paling kentara itu pa’mojokkang,
++ susah percaya dengan orang bede’ karena
pernahki di patotol sama orang… kenapa ???? karena waktu ada tugasx waktu itu,
dia kasi kepercayaan kepada orang itu, trus ndak dikerjakanki (Nya’ makanya
kerja sendiri kanda…. Ahahahaha)
Inilah saudara tertua di COOPS 16 :D…….
Orang
paling mengerikan yang pernah kuliat selama ini.
Jangankan
saya, kebanyakan anak2 laki-laki yang kutanyai pasti bilang begitu, mulai dari
tempat les, sampe skarang…
Alasan
: mau benar mau salah ato apa kah, pasti dapatji orang bagian.
Trus
kalo meliat ke orang kayak-kayak apa di’… kayak mauki dikipas… issengi biar
ndak da salahta… ecece
Tapi
terkadang datangngi baekna, mungkin kalo lagi kennaki pencerahan dari surgaka
ato neraka., entahlah… biasa jadi jinakji juga.. Trus kalo liatki orang india,
deh ekspresi mau menari langsung, trus, trus, salah tingkai, baru biasa dia
ambil buku, trus sambil tutup-tutup mata (sambil intip orang india dan berkata
“Uchh… ndak bisakuuuuuuuuuuuuuuuu”)… ahahahaha
Trus
kalo makanki, deh… tidak kayak perempuanki yang tassediki namakan, inikah deh,
apa ada apa habis….
Playboy
.. ahahhaa…. Nabilang bede’…. Asal sms “sayangji” nabilang…
Waspada
terhadap orang ini, “Prinsipnya : Loe beri gue make”… hahhahahaa
Tapi inimi ini salah satu tipe orang yang
suka balas budi…
Baekki towwa, kalo mau dipinjam apa2nya
nakasikanki… hahahha
Trus jangan coba2 ganggu karena pernahki
bilang, “kalo marahka itu kucari foto macam2mu trus ku upload”… wkwkwkwk
Tipe orang ini mirip dengan tipe orang
sebelumnya…
BOROS dalam
tanda kutip, karena menganggap semuanya sebagai prioritas… trus dibeli
(seolah-olah semua hal penting), kan sama sj boros….
Tidak bisa menyimpan
uang…. Prinsipnya pake semua uang yang ada….
Wkwkwkkw
Tipe
orang ini tipe orang yang cuek….. Entah
mengapa, sy saja tidak tau, karena terlalu cuek sehingga susah di baca….
Ahahahaha, tapi intinya tipe orang ini tipe orang yang tidak mau susah dan
ingin mencari jalan yang pintas…
Tipe
orang yang aneh… haha… pada umumnya setiap orang saya anggap aneh, karena
kepribadian tidak akan pernah sama….
Tipe orang ini adalah tipe orang yang berlagak tegar
namun pada kenyataannya tidak... Sering di buly ato apalah tulisannya…. Anak
ini anak yang sulit ditebak, kenapa ? … bayangkan sj orang bugis, tapi wew…
logatnya men.. ahahahaa
Tipe
misterius, tidak teridentifikasi, tapi menurut pendapat pribadi, dari
gelagaknya, tipe ini adalah tipe yang tidak terlalu tertarik dengan kejutan
dari seseorang, namun 1 hal yang paling aneh, adalah tipe yang satu ini sangat
sering berterimah kasih terhadap segala sesuatu yang diberikan… hahahaha,… trus
rajin towwa beribadah… Dari gelagaknya, kayaknya sosok yang satu ini adalah
tipe yang sering terlupa akan sesuatu, entahlah apa…
Artiskah
?... ya….. Setiap hari selalu narsis akan penampilan…. It’s okay… ahahahaha…..
Tapi berhati-hatilah….., salah tingkah ato salah ucap, deh, dikipas +++ keluar
semua sumpah serapah coy…….. tapi dia adalah sosok yang rindu akan sesuatu ,
entah apa, mungkin karena tidak pernah mendapat kebebasan (dalam tanda kutip)
dari orang tua pada masa lalu……. Hmm…… trus, selalu membandikan diri sendiri
dengan artis, (masih bagian dari narsis :D),,,,, tapi yang paling aneh adalah
resultnya…. 11 : 12 coy, tapi yang 12 adalah kak tatie…. ya, namanya juga
narsis… ahahaha :D
Sosok senior yang satu ini sangat bertentangan…….
Bayangkan saja, sosok ini adalah sosok perempuan yang sering menggunakan JACKET
TENGKORAK 09, MAPALA 09, …. Nah itu ceritanya, ini ceritaku….
Dia adalah sosok yang sangat menyukai serial cantik,
suka kucing, tidak jelas apakah pernah mendaki atau belum, dan lain sebagainya,
hahaha…
Oh satu hal lagi, dia SUKA MARAH
Nama
tersulit dalam sejarah….
Ini adalah orang ambon kedua yang pernah kukenal
(yang berwarna putih)….
Hahaha, orang ambon berkulit putih yang pertama kali
kulihat adalah………… hmmmm…. Ini kan bukan jeni,
OK, saya lanjutkan cerita tentang jenie S… lllte,
ini adalah sosok yang super ceria..
Namun terkadang super galau… ahahahaha,,,,,
Katanya dia suka sekali dengan hal-hal yang berbau
ROCK, tapi menurut pengamatan yang telah kulakukan dengan seksama, dia hanya
menutupi sisi feminimnya… (kayaknya)….
1 hal yang menarik dari orang ini adalah, suara bro…
11 : 12 dengan kak madi…
Tapi kayaknya suara si jeni ini masih nomor 1…..
suaranya melencing sampai kelangit dan menembus angkasa.. haha
Sosok ini adalah sosok yang tidak kenal malu ---
sepertinya mirip dengan triska…. Hmm.. entahlah….
Sosok
seorang saudara yang baik… berusaha yang terbaik… dan memang dia orang baik…
TAPI anjun adalah tipe orang
yang tidak suka diganggu, dan terkadang tidak dapat mengontrol diri sendiri …
Contoh kecil : Tertawa sambil terbahak-bahak….
No
comment lah… malaska… hahaha
Berusaha membaca sosok orang lain dengan
seksama, namun terkadang sangat mudah ketahuan apabila sedang mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tertentu… dan memiliki cirri khas
tertentu… (merasa terjago menurutku… ahahaha), tak apalah jagoi memang……
Hmm… apa di’ mau kubilang…. Menurutku,
anak ini adalah tipe pendendam…cobami
kasi marah, naingat seumur hidupki itu,,,, agak narsis sih (dibawa’nya kak tati
kalo masalah narsis)… tapi dia cukup baik…. Dan Gak jelas… ahahaha,… selalu mau
merasa paling pintar, dan tidak suka apabila kesalahannya disebutkan…. Tapi
kalo sebut kesalahan orang, wew nomor 1 coy…
Seorang anak yang terlahir pada 2
tanggal… :D
28 November 1990 dan 28 Januari 1991..
Why ? karena saya hanya 7 bulan… hahaha…
sekian :D… Hal yang paling kusukai adalah memarahi sebelum dimarahi… hahahaha….
~~
Tamat ~~
Semoga
umur kita masih panjang dan bertemu dilain kali……
Pengalaman
yang tak akan terlupakan dalam hidup… COOPS 16
Kupersembahkan
khusus untuk KANDA MADI :D…
Dan lain-lain
Ahahaha… TEKNIK kapang…. :D…
Cinta itu tak mesti untuk kekasih,
Cinta itu juga tak perlu diucapkan dengan kata atau kalimat indah,
Cinta itu sederhana...
Karena Cinta itu adalah kalian...
Dan, aku mencintai kalian karena Allah...