Kita adalah dua orang biasa yang saling jatuh cinta. Lalu, kita bersandar pada kekuatan satu sama lain. Terus berusaha memaafkan kekurangan satu sama lain. Kita adalah dua orang yang berbagi rahasia untuk menyublimkan diri masing-masing. Saling percaya dan berusaha saling menjaga. Kita adalah dua pemimpi yang kadang-kadang terlalu lelah untuk terus berlari. Namun, kita berjanji saling berbagi punggung untuk bersandar, berbagi tangis saat harus bertengkar. Kita adalah dua orang egois yang memutuskan menikah.
Kemudian, setiap hari, kita berusaha mengalahkan diri masing-masing.
… dengan sejumlah rasa pengertian dan kesepahaman, dan engkau berbahagia menyayangiku sebagai seorang istri dan aku bersenang hati menghormatimu sebagai seorang suami..
-Fahd (dengan sedikit editan) 🙈❤
................
Bagaimana bisa aku lupa ketika suatu waktu kau datang dengan sungguh, meminta ku untuk menjadi istrimu dihadapan ibuku?
Aku payah dalam ingatan, tapi memory tentangmu terus menggantung indah saat itu, berpakaian kemeja putih rapi plus setelan celana coklat yang sampai sekarang masih sering kau gunakan, kau duduk di ruang tamu bersebelahan dengan ibuku yang diantarai sebuah meja kecil dengan tatanan cangkir berisi teh hangat ☕ dan beberapa potongan kue.
Aku tak tahu persis susunan kalimatmu saat itu. Aku hanya mengintip di balik kamarku, sambil sesekali mencuri dengar percakapan kalian. Entah seberapa merah raut wajah ku saat itu, jelas tak bisa membohongi perasaan bahagia ku. saat kau sesekali tersipu malu menyunggingkan senyum dalam pandanganmu yang senantiasa terjaga, membuatku semakin terpanah 🙈
Sungguh, Sejak hari itu, aku (takut) jatuh cinta. ❤
Hingga tiba suatu masa, aku duduk manis disampingmu, sesekali mencubiti pipimu sambil cekikikan, bersandar dipundakmu, menertawakan kelakuan kekanakanmu dibalik tubuh semampai yang selalu sulit kujangkau, atau sekedar memijiti tubuh lelahmu sepulang mengais rejeki, sambil bercerita panjang kali lebar tentang kabar anak anakmu dihari itu 😆.
Pernah juga suatu pagi, kau ajarkan menitipkan rindu PadaNya, dalam doa yang menguatkan jiwa agar aku dan anak anakmu selalu dalam penjagaanNya, atau di hampir setiap sore kau repotkan aku untuk mengais pahala DAUD dari mu dengan menyiapkan hidangan terbaik untukmu berbuka. Dan tak lupa disetiap malam kau tak pernah lupa menitipkan salam kepada anak anak kita yang lain agar selalu ingat sholat, tidak bermain main dengan ayat ayat Allah... Aaah sayang, kau (selalu saja) buatku jatuh cinta ❤.
Kataku, aku beruntung mendapatkan mu?
Pun sesekali kau pernah buatku kesal 😒., pernah buatku cemberut.
Ingat kisah SALAD BUAH itu kan? Panggilan IQOMAT? KUNCI DOMPET dimana? atau LUPA pesanan bunda? Atau atau atau...aahh, aku tak mengingatnya.. Dan aku tak mampu mengingatnya, ketulusan hatimu, kesabaranmu menghadapiku, ketawadhu-an mu, dan segala kebaikan tentangmu menutup indra ku untuk mengingat kurangmu. Kau tahu? ternyata aku tak pernah beruntung mendapatkanmu, aku justru sangat BERSYUKUR, karena mu, aku belajar SEGALA HAL. Dan semua itu akan terus membuatku jatuh cinta ❤
Sayang...
3 tahun pernikahan kita bukan waktu yang singkat untuk membersamai riak kehidupan berumah tangga, tak sedikit airmata yang tumpah, dan tak terhitung bahagia yang IA beri. Malaikat malaikat kecil kita dan tentunya IMAN yang akan selalu ada di hati hati kita. Maafkan atas segala kekurangan istrimu ini, aku tahu kau bukan malaikat dan Akupun bukan bidadari, (walau hingga detik ini aku selalu berusaha untuk menjadi bidadari dunia dan akhiratmu..)
Sungguh, tak ada yang tau rahasia Allah setahun, dua tahun bahkan beberapa tahun pernikahan kita kdepan. Yang aku harap, aku selalu ada disampingmu kapan pun kau butuhkan, mendidik anak anakmu dekat dengan RabbNya, dan suatu hari kita berjalan bersama di surgaNya. ❤
.......
Maafkan bila aku terus mencintaimu,
Tapi bisakah engkau menghentikan badai?
Aku tak bisa
Aku bahkan tak kuasa membendung gemuruh dihatiku sendiri
Aku ingin bersamamu,
Selamanya....
........
Bunda, 21/4/16
Menanti sepertiga malam ❤